You Are My Drugs || Part 2

39.4K 2K 48
                                    

Hai readers! Sebelum baca cuman mau ingatin vote dan commentnya ditunggu ya!
.


.

Semoga suka ya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
Semoga suka ya!

***

Lexi POV.

Sekarang aku tengah berada di V.crop, tempat dimana physcopath itu berada, katanya. Vedro bilang, orang itulah yang menjadi CEO baru yang sempat kudatangi pestanya.

Aku berjalan mendekati receptionis, "Excuseme, bolehkah saya bertemu dengan CEO disini?" tanyaku, "Have a deal?" tanyanya balik sambil mengangkat dagunya,

"Tidak, ada hal yang harus aku bicarakan dengannya," jawabku yang sudah pasti tidak akan diterima oleh receptionis tersebut.

"Maaf, anda belum punya janji, silahkan buat janji dulu," katanya. Aku bisa apa sekarang?

Aku pun berjalan pergi ke sofa yang biasanya menjadi tempat tunggu. Baru saja aku mencoba untuk menelpon Vedro, tiba-tiba ada sebuah tangan kekar mengusap kepalaku, otomatis aku langsung menoleh keatas melihat tangan lancing yang berani memegang rambutku,

"Maaf?" kataku, berani-beraninya memegang kepalaku. Namun, pria itu hanya tersenyum kecil, ah..aku tiba-tiba teringat dengan Jex sekarang.

"Apa kau lupa denganku, sweetie?" suara berat khas itu mampu mengingatkanku pada Jex. Oh bukan, itu memang Jex.

"Jex?" tanyaku meyakinkan, sambil menatap manik birunya yang mampu menghipnotis para kaum hawa.

"Kenapa Lexi?" jawabnya sambil terus menatap lekat mataku. Sekarang aku yakin bahwa dia adalah Jex.

"Kenapa kau disini?" tanyaku, Jex berjalan mendekat untuk duduk berhadapan denganku. Mataku masi mengekori gerak geriknya.

"Daripada menanyakan hal yang tak penting, apa kau mau makan siang denganku?" tanyanya sambil melirik arloji miliknya, yang sudah dipastikan berharga ratusan juta.

"Ah, tidak usah repot-repot, aku akan makan sendiri, lagipula urusanku disini sudah selesai," kataku meyakinkan, Jex pun menoleh kearahku, dahinya mengekerut sempurna memastikan apakah aku benar-benar menolak ajakannya.

"Apa kau yakin urusanmu sudah selesai? Kalau tidak aku bisa membantumu," tanya Jex masih menatapku intens, dan aku yang tidak tahan dengan tatapannya langsung membuang muka menoleh kearah lain.

"Yap, sudah...urusanku sudah selesai," kataku lagi sambil memastikan diriku untuk menatapnya kembali.

"Kurasa kau mau bertemu dengan CEO disini ya?" tanyanya, aku sedikit terkejut dan mengira ia bisa membaca pikiranku.

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now