You are My Drugs [END]

You are My Drugs || Part 32 [ End of Trip ]

Ini janjinya...dan btw, ak kira ini udh dipublish, ternyata masih di draf dong, syukur liat😂😂 berarti kemarin gajadi double up, hari ini double up nya :')

Kritik + saran + typo langsung comment aja ya!

ENJOY!!!

PART 32 - END OF TRIP
____________________

"Kau mau kemana, sweetie?"

Lexi yang baru keluar dari kamar mandi tersontak kaget saat mendapati Jex yang berada di depannya—memperhatikkannya dari atas sampai bawah. Ia makin mempererat pegangannya pada bathrobe miliknya, takut-takut jika Jex melakukan sesuatu

"Tentu saja ganti baju, bodoh!" jawab Lexi yang langsung berjalan melewati Jex.

Namun sayangnya, Jex lebih cepat menahan pergelangan Lexi sehingga Lexi terhenti di depannya.

"Kau tidak mau menemaniku mandi?" bisik Jex dengan suara seraknya.

Lexi membelalakan matanya dan langsung menghempaskan genggaman tangan Jex dari lengannya. "Brengsek! Kau sudah dewasa kenapa harus diteman—lagipula aku sudah mandi!"

Gadis itu langsung beranjak pergi meninggalkan Jex yang masih di depan pintu kamar mandi tersebut. Fix, Jex harus mandi air hangat lagi—Lexi benar-benar keterlaluan.

***

Jex sekarang tengah berada di teras kamar, memperhatikkan pemandangan pantai di depannya. Ia menyendarkan badannya di ralling besi yang menjadi pembatas. Dengan satu tangannya memegang kopi yang dibuatnya tadi. Sesekali ia menyerup kopi miliknya tanpa melepaskan pandangannya pada gadis yang tengah berjemur di pantai itu.

Lexi tengah berjemur di pantai dengan kedua tangannya memegang buku novel yang sempat ia bawah. Ia menikmati setiap terpaan angin yang membuat rambutnya berkibar, serta sinar matahari yang langsung menembus kulit mulusnya.

Dari atas Jex masih terus memperhatikkan Lexi. Setelah menghabiskan kopinya, ia memutuskan untuk menyusul Lexi di bawah.

"Kau mengikutiku huh?"

Lexi mengatakannya dengan nada ketus saat ia merasakan Jex berada di sampingnya—langsung tidur tengkurap dengan badannya ia biarkan tanpa memakai baju.

"Tidak masalah bukan? Lagipula kau sudah menjadi milikku," ucap Jex santai tanpa memandang Lexi.

"Sejak kapan hah!? Enak saja, aku bahkan belum menyetujuinya—dan tidak akan pernah kusetujui," balas Lexi kembali melanjutkan membaca novelnya.

"Oh yasudah, jika kau tidak menerimaku. Kita tidak akan pulang, sampai kau menerimaku. Deal?" aju Jex.

"Tidak apa, aku bisa pulang sendiri."