You are My Drugs || Part 45 [Spend night with you]

17.3K 712 3
                                    

Hai para readers setia! Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya~~

ENJOY!!!

PART 45--SPEND NIGHT WITH YOU_______________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PART 45--SPEND NIGHT WITH YOU
_______________________________

--kalua masih ada typo bertebaran, mohon maklum soalnya ga diedit sama sekali--

Lexi membuka matanya perlahan, merenggangkan tubuhnya. Ia menatap langit-langit di hadapannya, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu. Ia langsung bangkit duduk saat kaget ia sudah berada di atas ranjang yang ukurannya tidak terlalu besar seperti kamarnya di mansion Jex.

Ia bangkit berdiri, dan melangkah keluar. Sebelumnya ia merapikan rambutnya dan mengusap kasar wajahnya.

"J-Jex?" Lexi memanggil Jex saat menyadari ia masih berada di ruang kerja lelaki itu. Jam di tangannya pun masih menunjukkan pukul 4 sore. Ia menoleh ke samping dan mendapati rak-rak buku.

Sekarang terjawab sudah rasa penasaran Lexi terhdap ruangan di samping rak-rak buku itu.

Manik Lexi menangkap Jex yang duduk membelakanginya--mengahadap jendela besar, dari jauh Lexi bisa melihat ponsel yang berada di telinga Jex. Sepertinnya penting, pikir Lexi.

Ia berpikir seperti itu karena melihat gerak-gerik Jex, tangan Jex terangkat kemudian turun kembali seakan ia sedang menjelaskan sesuatu yang penting pada lawan bicarannya di seberang sana.

Diam-diam Lexi melangakah menuju meja kerja Jex. Ia menaruh tangannya di meja, sambil menunggu percakapan Jex selesai, Jex pasti akan kaget dengan kehadirannya. Lexi tersenyum saat Jex sudah menurunkan ponselnya.

"Mencoba mengagetkanku, huh?" Jex memutar kursinya yang sekarang sudah berhadapan dengan Lexi yang terlihat menggoda dengan posisi seperti itu.

Lexi mengeryit kaget. "Darimana kau tahu?"

Jex tanpa menjawab langsung menunjuk ke belakang ke arah kaca. Oh iya! Lexi baru sadar ada kaca di belakang Jex, sehingga pantulan dirinya bisa terlihat. Bayangan Lexi juga semakin terlihat saat langit sudah mulai gelap. Membuat Lexi malu sendiri atas kebodohannya.

Lexi pun melangkah ke arah jendela itu, dan membuka ikatan gorden--menutup kaca besar yang menampakkan Kota Madrid di sore hari menjelang malam. Setelah menutup jendela itu, ia kembali ke sofa dan duduk menghadap Jex.

"Jex." Entah mengapa sudah berapa kali Lexi memanggil Jex hari ini. Namun, ia benar-benar butuh perhatian sekarang. Bayangkan saja di mansion besar ia sendrian tidak boleh menyentuh apa-apa.

Melihat Jex yang tidak merespon apa-apa Lexi kembali memanggil Jex. Namun, Jex tak kunjung menjawab, Jex seperti pura-pura tuli pada Lexi.

"Jex!" Lexi meninggikan nada suaranya. Akhirnya ia mendapat perhatian lelaki itu, Jex segera menoleh dan mengangkat kedua alisnya pada Lexi dengan ekspresi mengatakan Kenapa?

"Kau sesibuk itu, kah?"

Lexi memasang wajah sedihnya saat mengetahui Jex sangat sibuk akhir-akhir ini. entah ada apa. Mungkin perusahaan Jex tengah membuat produk baru?

"Iya, aku sibuk. Tapi jika kau mau, aku bisa menyerakkan tugas ini pada Ken," ucap Jex memilih untuk menatap Lexi sambil menopang dagunya dengan tangannya--menyingkirkan iPad miliknya.

Lexi pun tersenyum mendengar Jex yang perhatian dan mengerti dirinya.
"Jangan Ken. Suruh Jane saja, ia terlihat tidak melakukan apa-apa sedari tadi," ucap Lexi sengaja.

"Baiklah, saran yang bagus. Aku akan memanggil—"

"Aku saja. "

Lexi langsung bangkit berdiri dan membuka pintu, lalu menngeluarkan sebagian tubuhnya dan memanggil Jane dalam satu panggilan. Jex tersenyum sendiri melihat tingkah Lexi yang terlihat seperti tidak menyukai Jane. Padahal tidak ada yang salah dengan sekretarisnya itu, namun Lexi seperti tidak menyukainya.

Tidak lama, Jane pun datang lalu membungkuk hormat di hadapan Jex. "Ada yang bisa saya bantu, Sir?"

Jex langsung mengangguk dan menunjuk pekerjaannya.
"Tolong selesaikan."

Jex langsung berdiri dan berjalan mendekat ke arah Lexi. "Gadis-ku ini membutuhkan perhatianku."

Lexi langsung membulatkan matanya menanggapi pernyataan Jex. Lelaki jtu juga langsung merengkuh pinggang Lexi dan membawanya keluar ruangan. Dari sudut matanya, Lexi bisa melihat raut kesal Jane. Ia tersenyum tipis menanggapinya.

"Jex?"

"Kenapa sweetie?"

Mereka berdua memasuki lift, dan menekan tombol menuju lantai bawa. Tuh kan! Lelaki itu kembali berubah menajadi lebih perhatian.

"Kita mau kemana?" tanya Lexi menatap Jex.

"Kau akan tahu nanti, nikmati saja malam ini. Jex pun mengusap lembut rambut Lexi." Entahlah, Lexi sendiri bingung dengan perubahan sikap Jex.

Sesampainnya mereka di bawah, para karyawan itu kembali menatap Lexi dan Jex. Bagaimana tidak, Jex merangkul Lexi! Dan itu membuat para karyawan riuh membisikkan mereka berdua.

Lexi sendiri risih dengan bisikan-bisikan itu. Saat ia melirik ke arah Jex, lelaki itu nampak santai saja seperti sudah tahan dengan ulah karyawannya yang sangat ribut.

"Abaikan mereka," Jex membungkuk dan berbisik tepat di telinga Lexi. Sontak itu membuat para karyawan makin heboh.

"Jex, jangan di depan mereka," ucap Lexi pelan menahan rona merah di pipinya.

Mereka pun sampai di mobil Jex. Mobil yang sama dengan saat mereka pergi makan siang tadi. Lexi yang sudah penasaran akan dibawa kemana oleh Jex mulai melontarkan berbagai pertanyaan pada Jex.

"Jex, kita mau kemana?" tanya Lexi menatapny yang sibuk memasang seatbelt, kemudian melajukan mobilnya.

"Sudah ku bilang, kau akan tahu nanti."

Lexi sendiri sudah sangat penasaran dan terus mendesak Jex untuk memberikan jawaban pasti padanya.
"Ayolah Jex, kita mau kemana?"

"Kau akan segera tahu kubilang, sweetie."

"Jex, ke—"

"Kau begitu lagi, aku akan menyumpal bibirmu dengan bibirku." Segera Lexi langsung menutup rapat bibirnya mendengar ancaman yang keluar dari mulut Jex. Fine, lebih baik Lexi tidak tahu menahu, agar ia bisa merasakan kejutan oleh Jex.

"Nah, itu baru Lexi."

Lexi memutar bola matanya malas, sementara Jex hanya terkekeh melihat reaksi Lexi.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka berhenti di suatu tempat. Lexi pun langsung melepaskan seatbelt-nya, dan menatap ke arah luar.

"WOAH!!!"

Lexi langsung bersorak gembira saat melihat wahana yang ia sukai. Ia berbalik melihat ke arah Jex dengan mata yang berbinar-binar.

"Kau memang yang terbaik!"

BERSAMBUNG...
____________________

Terimakasih udah baca dan mau nunggu update-an YAMD, makasih juga vote serta commentnya.

8 September 2019

SWIPE UP FOR NEXT CHAPTER
_______________

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now