You are My Drugs || Part 48 [Absurd Nathan]

16.7K 679 16
                                    

Hola para readers, terimakasih udah nunggu 3 minggu baru update hehe. Sebenarnya, part 47 udah ke save di wattpad, dan aku kira udah aku publish, ternyata belum. Sebagai permintaan maaf dan terimakasih, aku double up ya~ semoga aja suka ehehe.

ENJOY!!!
___________________


PART 48--Absurd Nathan_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PART 48--Absurd Nathan
_

__________________


Ruangan besar itu nampak seperti biasa. Sepi. Walaupun di situ ada seorang lelaki, namun suasana di sana terasa hampa. Sesekali terdengar bunyi keyboard hasil ketikan laptop, serta bunyi ketukan meja oleh jari panjangnya.

Ting!

Lelaki itu menoleh ke arah ponsel di samping laptopnya, layar ponsel itu menyala dan menunjukkan pesan masuk atas nama 'Lexi'

Lexi: Aku akan pergi, jangan mencariku. Aku baik-baik saja.

Jex langsung menghembuskan nafasnya kasar. Memang Lexi selalu membantah dirinya, sungguh gadis itu sangat keras kepala. Tapi mau bagaimana lagi, ia juga tidak boleh selalu megurung Lexi sesuka hatinya. Kali ini, ia akan membiarkan Lexi bebas dan bersenang-senang terlebih dahulu. Tanpa pengawasan.

Suara ketikan keyoboard kembali terdengar, sebelum seseorang mengetuk pintu. Jex pun berdehem agak keras menyuruh orang itu masuk.

"Permisi, Sir."

Jex menolehkan kepalanya. Itu sekretarisnya, Jane. Dari sekali lihat saja, ia bisa menebak Jane akan memberitahukannya beberapa jadwal penting yang harus ia urusi. Jane berjalan mendekat ke arahnya dengan kedua tangan memegang iPad—berisikan jadwal Jex.

"Katakan."

Mengerti apa maksud bos-nya, Jane segera mengatakan apa yang akan Jex lakukan hari ini.

"Kau boleh pergi."

Jane pun berbalik dan melangkah menuju pintu keluar. Namun, entah mengapa sebelum ia keluar, Jane merasa dirinya menolak dan memilih berdiam di tempat. Jex yang menyadari keterdiaman Jane mengangkat wajahnya dan mengeryit heran, menunggu penjelasan.

"S-Sir, apa nona Lexi adalah kekasihmu?" Pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja dari mulut Jane. Dalam hati, Jane merutuki dirinya sendiri—yang nekat mengatakan itu. Lihat saja, Jex masih terdiam dan tidak menanggapi ucapan Jane. Buru-buru Jane langsung keluar, sebelum suara bariton itu membuatnya kembali terdiam.

"Segera."

Gadis itu langsung keluar mendengar jawaban boss-nya. Kemudian menutup pintu ruangan itu dengan hati-hati. Setelah sampai di luar ia segera bersandar di pintu itu dan bernafas lega mendengarnya. Ia masih punya peluang, 'kan?

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now