You are My Drugs || Part 7

29.3K 1.5K 47
                                    

Hai-hai readers! Sebelum baca jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah ya!
.

Hai-hai readers! Sebelum baca jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya!

***

Pagi ini, Lexi kembali dikejutkan dengan kehadiran Jex di depan pintu apartment nya. Ia ingat, bahwa Jex pernah mengatakan akan selalu mengantar jemputnya seperti sekarang. Lexi hanya bisa menuruti permintaan Jex, sekalian menjalankan rencana pendekatannya.

"Apa kau juga akan menjeputku, nantinya?" pertanyaan bodoh itu keluar dari bibir Lexi. Ia merutuki dirinya sendiri, kenapa harus itu yang keluar? Ia seperti orang bodoh sekarang. Ah, lebih tepatnya orang yang salah tingkah saat digoda.

Jex lantas menoleh ke arah Lexi. Tumben-tumbennya gadis itu memulai pembicaraan, piker Jex.

"Tentu saja," sampai aku berhasil menjalankan rencanaku pastinya, lanjut Jex dalam hatinya.

"Hm," Lexi hanya menggumam saja, ia merasa bodoh menanyakan pertanyaan itu.

Sesampainya di loby sekolah, Lexi dikejutkan dengan teman-temannya yang sudah menunggu kedatangannya-ralat-kedatangan sang CEO yang dikenal sebagai prince charming oleh teman-temannya.

Lexi turun dari mobil, sebelum mobil Jex langsung melaju meninggalkannya yang menjadi tontonan publik. Serentak, mahasiswa di sana berseru kecewa, mereka datang menunggu untuk melihat prince charming, bukan Lexi.

"Lexi!" seru Anggi yang beranjak mendekatinya, Lexi pun menoleh dan berhenti sejenak.

"Jadi?" pertanyaan Anggi sedikit membingungkan bagi Lexi, Lexi mengeryitkan alisnya. Anggi yang mengerti pun melanjutkan kalimatnya,

"Kau benar-benar dating dengannya?" tanya Anggi lebih jelas. Lexi mendesah pelan, haruskah itu yang dijadikan topik pembicaraaan? Lexi lantas beranjak menuju kelas, disusul Anggi yang terus mensejajarkan langkahnya dengan Lexi.

"Aku tidak pacaran dengannya, dia sendiri yang menggedor-gedor pintu apartmentku dan mengajakku dinner bareng, jika aku menolak ia akan menciumku dan menyetubuhiku," ujar Lexi dalam satu tarikan nafas, sambil memelankan kata-katanya di kalimat terakhir. Anggi sedikit membelalakan matanya.

"Kenapa kau tidak melaporkannya?" tanya Anggi menopang dagunya dengan tangannya, kemudian memiringkan kepalanya menghadap Lexi yang berada di samping kirinya, menunggu jawaban Lexi.

Lexi perlahan mengambil nafas dan membuangnya kasar, haruskah ia bilang pada Anggi bahwa dirinya adalah seorang secret agent yang ditugaskan untuk menguntit kehidupan Jex? Tentu tidak mungkin. Nyawa Anggi dipertaruhkan. Jika Lexi memberitahunya, belum tentu Anggi akan menjamin untuk tidak membocorkannya, bisa saja ia keceplosan.

You are My Drugs [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang