You are My Drugs || Part 23 [True Stalker]

21.3K 865 8
                                    

Hai-hai kalian pembaca setia!! Sorry telat update, hehe...kuota udah sekkarat + wifi di rumah belum dibayar. Syukur udah gajian hari ini, makanya online lagi...wkwkw.

Kritik, saran, typo langsung comment aja ya! Without bullying :*

ENJOY!!!

PART 23 - TRUE STALKER____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PART 23 - TRUE STALKER
____________________

Jex tengah berada di dalam mansion miliknya. Seharusnya ia berada di club malam miliknya sekarang. Tapi entah mengapa, ia tidak lagi tertarik untuk meminum minuman keras. Jex sendiri masih berpikir tentang pekerjaannya. Sebenarnya ia tidak ada urusan bisnis di cabang perusahaanya di Spanyol. Ia hanya ingin mengejar Lexi saja.

Tapi mungkin besok Jex akan masuk ke kantornya. Setelah membuat perusahaannya di New York maju pesat, tidak salah kan jika ia juga membuat perusahaannya di Spanyol maju. Sebenarnya di Spanyol perusahaannya diwakilkan oleh rekan kerjanya. Jadi setidaaknya ia masih bisa mengontrol jalannya bisnin di Madrid.

Jex melirik ke arah jam digital di samping ranjang king size miliknya.

02.08 AM

Sudah pagi, dan ia masih terjaga. Entahlah, ia jarang sekali tertidur dengan nyenyak akhir-akhir ini. Obat tidur pun hampir tidak mempan padanya. Insomnia nya kambuh lagi. Padahal akhir-akhir ini ia hanya memikirkan Lexi, tidak lebih. Namun, itu sudah membuat insomnianya kambuh lagi.

Sepertinya ia akan mandi air hangat dulu, lalu menyuruh salah satu maid untuk membuatkannya susu hangat. Besok ia akan kembali bekerja. Ia harus berpenampilan yang baik, tidak mungkin ia datang ke kantor dengan mata pandanya.

***

08.45 AM

Lexi kini sudah berada di kantornya. Pagi yang cerah untuk memulai aktifitasnya. Vedro bilang, masalah kampusnya akan Dean tangani. Dean akan mengerjakan setiap tugas Lexi beratas namakan Lexi sendiri. Jadi, Lexi tidka perlu repot-repot untuk memikirkan kampusnya.

"Hola Lexi!"

Sea menepuk bahu Lexi dari belakang. Lexi pun tersontak kaget, tapi kemudian ia langsung memberikan senyuman manisnya pada Sea dan Sean. Mereka begitu kompak.

"Apa kau ingin latihan lagi?" tanya Sea yang kemudian berjalan beriringan dengan Lexi. Disusul oleh Sean dari belakang.

"Hm...sepertinya tidak. Kita tunggu tugas saja dari Adrian, aku lagi malas bertarung dengan orang jago," kata Lexi sambil mengedipkan matanya pada Sea di akhir kalimat.

Sea pun terkekeh dengan Lexi. Padahal Lexi lah yang lebih jago darinya.

"Apa Sean selalu berdiam diri seperti itu?" tanya Lexi pada Sea sambil memelankan sedikit suaranya. Sebentar, Sea melirikkan matanya pada Sean yang masih diam mangikuti mereka dari belakang.

"Ya, dia memang sangat dingin dengan orang lain selain diriku. Entah mengapa, ia orang yang tertutup," jawab Sea ikut memelankan volume suaranya.

"Hei jangan membicarakanku dari belakang!" seru Sean mengeluarkan suara beratnya untuk pertama kali. Suatu kemajuan.

"Hahaha...akhirnya kau bicara juga Sean," kekeh Lexi diikuti dengan Sea.

***

09.10 AM dia pergi ke kantornya bersama kedua teman barunya.

Lelaki itu tidak bosan-bosannya mengikuti sang pujaan hati. Setiap waktu dan menit ia akan selalu mencatat apa yang dilakukan Lexi tanpa terkecuali.

Pukulan yang diberikan oleh Jex seakan tidak mampu untuk memadamkan semangatnya. Ia tetap semangat untuk mengikuti sang pujaan hati, walaupun ia harus memakai perban dan masker untuk menutupi memar serta bekas pukulan Jex.

Kemarin ia pingsan saat dipukul oleh Jex beberapa jam. Setelahnya ia sadar bahwa hari sudah tampak gelap. Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk bangun, dan melangkah ke apartment miliknya. Apartment yang sama dengan Lexi.

***

Lelaki bersetelan jas itu memasuki gedung tinggi miliknya. Melangkah masuk dengan tangan yang membawa handback berisi document penting lainnya. Satu tangannya ia masukkan ke dalam kantong celana.

Lelaki itu berjalan dengan gagah melewati berbagai tatapan mempesona dari karyawan-karyawannya, terutama bagi kaum hawa. Setelah berjalan melewati mereka, ia kemudian melangkah menekan tombol lift dan segera beranjak menuju lantai 25. Tempat lelaki itu bekerja.

Ting!

Lift kosong itu berbunyi, lelaki itu pun keluar dari lift dan menuju ruangan miliknya. Disitu terlihat lelaki lain yang sedang fokus mengetik sesekali melirik document di sampingnya.

"Bertemu lagi, Chris."

Lelaki yang merasa namanya dipanggil menoleh dan mendapati Jex sedang berdiri di depannya. Tentu ia terkejut, karena CEO V.crop datang secara tiba-tiba tanpa memberitahukan dirinya --pengganti atau yang mewakili segala perkerjaan Jex.

"Tidak apa-apa, kau masih bisa bekerja. Aku hanya ingin mengembangkan bisnis yang kau pegang sementara," Jex perlahan berjalan mendekat ke arah Christian wakilnya di Madrid.

"Tentu berjalan dengan baik, Jex. Apa kau tidak ingin makan untuk menyambutmu?" tanya Christian berdiri dari kursinya dan membungkuk hormat.

"Ya, kurasa kita perlu. Ajak tunanganmu juga. Dan selamat untuk pertunangan kalian, sebagai boss mu aku turut bahagia," kata Jex tersenyum kecil.

"Terimakasih Jex, kalau begitu ayo. Aku akan memanggilnya dulu," ajak juga Ken, kata Christian menepuk bahu Jex dan berjalan keluar ruangan untuk memanggil tunangannya yang adalah karyawan juga disini.

BERSAMBUNG...

____________________

Sebelum pergi, jangan luupa tinggalin vote comment :*
[01 Mei 2019]

20 vote sebelum Hari Sabtu, bakal langsung update!!!

Swipe for next part
_______________

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now