You are My Drugs || Part 8

26.4K 1.3K 26
                                    

Hai-hai! Jangan lupa vote dulu sebelum baca ya! [Gak vote, gak update😎]
.

Hai-hai! Jangan lupa vote dulu sebelum baca ya! [Gak vote, gak update😎]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
Semoga suka!

***

Lexi sekarang sudah berada di rumah besar milik Kevin. Jex memarkirkan mobilnya di depan, menunggu Lexi pulang.

Lexi pun memasuki rumah besar tersebut. Jika dibandingkan dengan mansion milik Pak Weibert [ada di part 1] sudah pasti rumah ini kalah besar. Lexi pun melangkah masuk, ia disambut hangat oleh Kevin yang berada di pintu masuk. Setelah menyapanya balik, Lexi masuk ke dalam dan menajamkan matanya untuk mencari keberadaan Anggi.

"Lexi! Aku sudah menunggumu dari tadi!" seru Anggi. Lexi pun menoleh ke belakang, mencari asal suara melengking tersebut.

Anggi pun merangkul pundak Lexi sambil membawa segelas wine, "Kau mengagetiku, Anggi," balas Lexi, membalas rangkulan Anggi.

Banyak mahasiswa yang hadir di pesta ulang tahun Kevin. Tentu saja, karena ia mengundang hampir seluruh mahasiswa di kampus, bagaimana tidak ramai?

"Ckckc" Kevin memegang mic, lantas suara itu membuat semua mahasiswa berhenti beraktifitas dan menoleh ke arah Kevin.

"Maaf menganggu... dan btw the party are begin!" seru Kevin, semua mahasiswa pun bersorak-sorai. Lagu DJ mulai dinyalakan, sekilas jika diperhatikan, rumah ini hampir sama dengan tempat diskotik.

Tidak menunggu sampai se-jam, banyak mahasiswa yang sudah mabuk. Ada juga sepasang kekasih tengah berduaan di sudut ruangan, jangan tanya apa yang mereka lakukan.

Memang seperti club malam. Batin Lexi, ia menghebuskan nafasnya panjang. Lexi pun mendekat ke arah telinga Anggi, di sampingnya.

"Anggi, apakah ini pesta ulang tahun? Ini seperti club malam," bisik Lexi pada Anggi. Mereka berdua tengah duduk di sofa, menyaksikan keliaran teman-temannya.

"Hm, aku juga berpikir begitu, harusnya kita tidak datang," balas Anggi berbisik, Lexi menghembuskan nafasnya berat. Ia sedikit menyesal datang kesini. Oh ya, bagaimana kabar iblis tampan itu?

"Lexi, aku ke toilet sebentar," kata Anggi, Lexi pun mengangguk. Sisalah ia sendiri disini.

Lexi sekarang tengah berpikir tentang keadaan Jex, apakah ia bosan di dalam mobil? Apa ia akan marah jika Lexi pulang malam? Kenapa ia berpikir terus tentang incarannya itu? Tidak ada pentingnya ia memikirkannya, yang harus ia pikirkan adalah bagaimana membuat Jex tidak sadarkan diri, yang akhirnya Lexi membawanya ke kantor polisi bersama Vedro?

Tidak semudah itu, bodoh! Batin Lexi. Ya, tentu saja itu ide yang sangat buruk. Jex tidak semudah itu, kawan.

Baru saja memikirkan rencananya, Lexi merasakan tangan asing yang tengah merengkuh pinggangnya dari samping, lantas Lexi menoleh. Ia terkejut karena yang tengah merengkuhnya ialah Brent, siswa yang di kenal buruk di kampusnya.

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now