You are My Drugs || Part 24 [Heartbeats]

20.6K 922 17
                                    

Hai-hai kalian yang malming sendiri aja wkwkw...hai juga buat kalian masih setia membaca cerita ini! Apalagi yang setia memberikan vote dan comment dicerita ini :* Sebelum baca jangan lupa vote-nya ya!

Maklum masih penulis awam, kalau ada saran dan typo langsung coment aja ya😘...

ENJOY!!!

PART 24 - HEARTBEATS____________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PART 24 - HEARTBEATS
____________________

Lexi menginjakkan kakinya di café dekat kantor. Seperti biasa, sehabis pulang kantor ia akan singgah sebentar di café ini untuk memesan kopi. Sepertinya ini akan menjadi kebiasaan baru baginya sehabis pulang kerja. Kali ini, Lexi tidak sendirian. Ia bersama Sea dan Sean –saudara kompak itu.

"Lexi," panggilan Sea membuat Lexi yang tengah menyruuput kopinya harus berhenti, dan memandangi Sea. "Apa kau tidak merasa ada yang mengikuti kita?" Sea melirik ke segala sudut café tersebut, diikuti dengan Lexi yang ikut memandangi heran ke arah sudut café.

"Sepertinya tidak. Mungkin hanya firasatmu," lanjut Lexi mengangkat kedua bahunya.

Sean yang sepertinya sudah merasa ada yang mengikuti mereka sedari tadi hanya menggeleng-gelengkan kepala. Apa Lexi tidak peka terhadap sekitar, padahal orang itu sedari tadi mengikuti mereka.

"Apa kau tidak merasa aneh dengan lelaki yang sedang membaca buku, sambil mendengarkan musik itu, Lexi?" tanya Sean memelankan sedikit suaranya. Posisi Sean membelakangi lelaki itu membuuat Lexi pun memiringkan sedikit kepalanya ke arah belakang Sean.

Memang benar ada lelaki yang sedang membaca buku, sambil memasang headset ditelinganya. Di atas meja juga terdapat segelas kopi, di sampingnya ada kamera.

"Ya aku melihatnya, tapi aku tidak merasa dia mengikuti kita," jawab Lexi sambil kembali meminum kopinya.

Sea dan Sean hanya geleng-geleng kepala. Rupanya Lexi masih kurang dalam kepekaan seperti ini. Lelaki itu padahal sudah mengikuti mereka sejak di kantor. Sea dan Sean melihat lelaki itu tadi.

"Ya sudah terserah jika kau tidak percaya, ayo pulang."kata Sea menatap Lexi. "Nanti kami akan mengantarmu pulang,"Lexi pun tersenyum lalu mengangguk.

Vedro, kau lama sekali mengirim mobilku.Batin Lexi menyalahkan Vedro yang lama mengirim mobilnya, padahal ia membutuhkan mobilnya agar tidak memboros uang tabungannya.

Mereka bertiga pun bangkit berdiri dan berjalan melewati lelaki tadi.

Merasa mereka bertiga telah bangkit berdiri melangkah menuju keluar, lelaki itu pun berdiri dan mengambil kameranya, setelah meletakkan selembar uang di atas mejanya. Dengan cepat ia melangkah keluar, dan menyalakkan motornya –mengikuti mereka bertiga.

•🥀•

Setelah sampai di apartmentnya, Lexi keluar dan berterimakasih pada kedua saudara itu karena sudah berbaik hati mengantarnya kembali pulang. Beberapa detik selanjutnya, mobil yang ditumpangi kedua saudara tersebut melaju meninggalkan apartment. Lexi masih memperhatikkan mobil Sea dan Sean yang perlahan mulai menghilang diikuti dengan jarak pandangannya yang tidak dapat melihat sejauh itu.

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now