You Are My Drugs || Part 3

37K 1.8K 85
                                    

Hai-hai readers! Sebelum baca, cuman ingatin jangan lupa vote+commentnya ya!❣️kalau ada typo langsung comment aja ya👌
.
.

Hai-hai readers! Sebelum baca, cuman ingatin jangan lupa vote+commentnya ya!❣️kalau ada typo langsung comment aja ya👌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
Semoga suka!

***

Lexi terlihat tergesa-gesa menaiki lift dikantornya. Ia ingin segera memberitahu kabar tentang psikopat laris manis itu kepada Vedro.

Jex Vandrov, yap. Ia adalah seorang psikopat yang sedang diincar-incar oleh agent FBI yang merupakan teman sepekerja Lexi juga.

Dan jika kalian bertanya kenapa Vedro bisa mengetahuinya. Tanyakan saja padanya.

Vedro adalah seorang leader FBI yang sangat Lexi serta agent-agent lain hormati, ia sangat cerdik dan lincah dalam khasus penyelidikan seperti ini. Ia mengetahui tentang pembunuh itu saat ia memeriksa lokasi korban pembunuhan, yang pasti dilakukan oleh Jex.

Vedro mengetahuinya saat melihat kesalah satu tembok, dimana tulisan 'X' yang ditulis menggunakan jari jempol berlummuran darah. Itu memang sudah symbol yang sering kali ditemukan saat ada korban pembunuhan oleh Jec, ciri khas.

Vedro awalnya tidak akan bisa menemukan DNA disana, karena setiap kali ia memeriksa, hanya ada partikel penyusun karet. Bertanda psikopat itu memakai sarung tangan sebelum membuat tulisan 'X' tersebut.

Vedro awalnya memang menemukan partikel penyusun karet. Tapi ia juga menemukan sehelai rambut, yang diduga adalah milik psikopat gila itu.

***

LEXI POV

"Vedro!" panggilku dengan nada yang sedikit dibesarkan, aku harus segera memberitahunya. Seketika, semua pandangan tertuju padaku, mungkin mereka berpikir, tumben aku berteriak.

Aku menajamkan penglihatanku untuk mencari keberadaan Vedro, ternyata Vedro tengah berada di lab bedah. Sepertinya ia sedang memeriksa korban Jex.

Aku segera berjalan cepat memasuki lab bedah terseut, dan menepuk pundaknya agak keras sampai Vedro terlonjak kaget.

"Ah, kau mengagetkanku," katanya berbalik padaku sambil menaruh kembali sebuah gunting ke meja bedah.

"Aku menemukannya," perkataanku tadi sontak membuat Vedro membulatkan matanya, ia kemudian melepas jas lab bewarna putih miliknya.

"Apa kau menemukan informasi tentangnya, misal tentang masa lalu?" tanya Vedro yang membuatku sedikit mengigit bibir atasku. Sementara Vedro masih tetap memandangiku dengan kedua alis terangkat.

"Ah...aku baru saja berhasil menemuinya..." belum sempat aku melanjutkan cerita, Vedro tiba tiba memotong.

"Ya kau menemuinya, makan bersama dengannya, terlihat seperti sepasang kekasih, ia menganntarmu pulang dari pesta..." kata Vedro menunjukkan rolling eyes ciri khasnya, serta tangannya yang terlipat didepan dada.

You are My Drugs [END]Where stories live. Discover now