01- 𝑆𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑘𝑑𝑖𝑟

101K 1.5K 26
                                    

"𝒯𝓊𝒽𝒶𝓃 𝓈ℯ𝓁𝒶𝓁𝓊 𝓂ℯ𝓂𝒾𝓁𝒾𝓀𝒾 𝓇ℯ𝓃𝒸𝒶𝓃𝒶, 𝓂ℯ𝓂𝓅ℯ𝓇𝓉ℯ𝓂𝓊𝓀𝒶𝓃 𝓀𝒾𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓀ℯ𝓉𝒾𝒹𝒶𝓀𝓈ℯ𝓃ℊ𝒶𝒿𝒶𝒶𝓃, 𝒷𝓊𝓀𝒶𝓃 𝓀ℯ𝒷ℯ𝓉𝓊𝓁𝒶𝓃 𝓂ℯ𝓁𝒶𝒾𝓃𝓀𝒶𝓃 𝒯𝒶𝓀𝒹𝒾𝓇."

***

Kini nampak seorang gadis tengah kebingungan. Sambil mengotak atik lemari pakainnya. Jika di lihat ruangan yang di sebut kamar tersebut sudah nampak seperti kapal pecah. Lihatlah, buku berserakan di lantai, kasur yang masih berantakan, dan alat makeup yang telah berhamburan di atas nakas samping tempat tidur.Walaupun begitu gadis itu belum juga menemukan barang yang di carinya."Ummi, lihat gak kaos kaki Biya dimana?" Teriaknya dengan perasaan kesal.

Mendengar teriakan sang putri, seorang wanita paruh baya berjalan menuju kamar putrinya. Ketika membuka pintu kamar lantas saja ia begitu terkejut."Astagfirullah Shabiya, kenapa kamarmu berantakan seperti ini?"Wanita paruh baya mencoba bersabar dengan kelakuan putrinya yang selalu saja membuat ulah, seperti sekarang ini.

"Ummi lihat gak kaos kaki Shabiya dimana? Perasaan Shabiya simpan disini deh."Gerutunya sambil mencari kaos kakinya yang entah dimana.

Ya dia adalah Shabiya, lebih tepatnya Sbabiya vanessa kanzia, berumur 22 tahun, anak kedua dari pasangan suami istri yaitu Ahmad Haris dan Sarah, juga mempunyai kakak laki laki bernama Azzam Khalif putra Ahmad. Shabiya adalah gadis yang tumbuh dengan didikan yang selalu mengutamakan ajaran islam juga dikatakan sebagai keluarga Agamis.Walaupun Ayahnya bekerja sebagai pengusaha dan sudah memiliki cabang usaha di sebagian kota Besar, dan juga menjalin Bisnis dengan pengusaha ternama di kota kota besar. Ahmad Haris tidak pernah lupa untuk selalu mengajarkan tentang bagaimana kebaikan pada putra dan putrinya.

"Ya Allah Shabiya, Ummi kirain kenapa ternyata cuma nyari kaos kaki."Kan, masih ada yang lain, pakai yang lain saja. Nanti Ummi nyari yang hilang, sekarang cepat kamu bergegas ke kekampus, atau nanti telat."Sarah menghela nafas melihat kelakuan putrinya itu.

"Tapi ummi, Shabiya pengen pakenya yang itu!"rajuk Shabiya sambil mencabikkan bibirnya.

"Dari pada kamu telat"

Shabiya berpikir sejenak kemudian mengangguk mengerti, melirik jam dinding kamarnya, ia terlonjat kaget karena ternyata jam sudah menunjukkan angka 09.30 dan berarti setengah jam lagi kelas pertama hari ini akan segera di mulai dan ia masih sibuk mencari kaos kaki yang entah dimana keberadaannya.

"Baiklah Ummi, kalau begitu Shabiya berangkat dulu."Assalamu'alaikum."

Shabiya menuruni anak tangga dengan langkah cepat."Bik lihat kak Azzam gak?"Tanya Shabiya pada Asisten rumah tangganya. Ralat maksudnya asisten yang bekerja di rumahnya.

"Ada di dapur neng, lagi sarapan."Jawab Bik Inem asisten rumah tangga yang telah bekerja selama 4 tahun di rumahnya.

"Makasih ya Bik."Ucap Shabiya dan segera berlari ke arah ruang makan dan menemukan kakak kesayangannya itu.

"Kak Azzam ayo cepat antar Shabiya kekampus, sebentar lagi kelas Shabiya dimulai, ayo cepat!" kata Shabiya kepada kakaknya yang masih mengunyah roti yang ada di mulutnya.

"Ih, kak Azzam ayo cepetan nanti Shabiya telat lagi!gerutu Shabiya.

"Apaan sih, baru datang udah nyuruh nyuruh, gak lihat apa orang masih sarapan juga!"Omel Azzam tidak terima.

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now