40 - 𝐽𝑎𝑛𝑗𝑖 𝐴𝑙𝑡ℎ𝑎𝑓

25.6K 1.4K 336
                                    


~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

Mengar keadaan Shabiya membuat raut wajah semuanya seketika dipenuhi dengan rasa cemas. tak terkecuali Althaf. Bagaimana bisa Shabiya merahasiakan penyakit separah ini?

Ya, Althaf ingat ketika ia menampar Shabiya, dimana ada darah yang mengalir dari hidung Shabiya. Jadi selama ini Shabiya menyimpan penyakitnya dan merahasiakannya sendiri.

"Apa?Apa yang sebenarnya kamu lakukan pada adikku?"Teriak Azzam dengan menarik kerah kemeja yang dikenakan Althaf.

Althaf tidak menimpali bentakan dari Azzam, ia hanya bisa membalas dengan tatapan kosong. Jika memang Shabiya sakit. Maka dirinya mengaku merasa bersalah dengan semua perbuatannya kepada Shabiya selama ini.

"Kenapa kau hanya diam? Aku bertanya apa yang kamu lakukan pada adikku, kenapa? Kenapa Shabiya bisa seperti ini.."Ucap Azzam lirih dan melemahkan cekalannya pada Althaf.

"Aku minta Maaf!"Ya, hanya kata itulah yang mampu diucapkan Althaf saat benaknya berkecamuk dengan semua yang terjadi.

"Jadi benar, jika selama ini kamu menghianati Shabiya, adikku?"Tanya Azzam dengan sorot mata tajam.

Althaf hanya membisu ketika semua pandangan tertuju padanya. dengan pandangan yang berbeda.

BUG..

"Azzam hentikan!"Teriak Sarah hesteris.

"Tidak Umi, pria ini sudah menyakiti Shabiya. Bahkan aku tidak pernah menyakiti adikku sendiri. Tapi Umi lihatlah apa yang dilakukan pria yang mengaku sebagai suami dari Shabiya."Sela Azzam dengan tatapan benci pada Althaf.

"Hentikan Nak, semua ini tidak akan menyelesaikan masalah. Di dalam adikmu masih belum sadarkan diri, lebih baik kita berdoa agar Shabiya segera sadar."Nasihat Umi sarah mencoba melerai keduanya.

***

Plak!

Satu tamparan, mungkin masih bisa ia tahan, bagaimana tangan kokoh itu melayang keras di wajahnya. Tapi layangan sudah berapa kali dilayangkan membuat pipinya terasa panas.

Althaf hanya bisa mendengar isakan Mama nya. Walaupun tidak ada keberanian untuk mebelanya ketika Sang Papa telah mengambil tindakan tegas seperti sekarang ini.

"Kamu adalah anak yang tidak tahu diri! Papa tidak pernah mengajarimu menjadi pria seperti ini Althaf!" Apa yang bisa dilakukannya selain menundukkan kepala tidak berani melihat wajah murkah dari Papa nya.

Plakk..

"Papa.."Althaf mendengar isakan sang Mama.

"Ayo jawab! Apakah Papa pernah mengajarimu kamu menjadi pria brengsek seperti ini!"

"Tidak, Papa tidak pernah sama sekali mengajatkanku menjadi pria brengsek seperti ini. Tapi Papa yang membuatku menjadi pria brengsek seperti sekarang ini!" ya, katakanlah ia sudah tidak bisa menahan diri. Ia sadar bahwa ini salah, tapi ini bukanlah kemaunnya, lagipula disini kenapa ia yang harus disalahkan? Sementara ia memang tidak pernah menginginkan Shabiya di dalam hidupnya.

"Kau, kau memang anak kurang ajar!"Bentak Papanya dengan amarah yang sudah di ubun ubun.

"Kenapa Papa menyalahkanku, Aku selama ini selalu berusaha menerima semua keinginan Papa, bahkan harus menerima perjodohan yang sebelumnya sangat Papa inginkan. Walaupun Papa dan juga Mama tahu aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini terjadi ketika Aku mencintai wanita lain."Balas Althaf.

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now