42 - 𝐴𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑚𝑢

21.5K 1K 108
                                    

~Cinta dalam luka~

***

"Shabiya.."lirih Azzam lalu segera menghampiri adik kesayangannya itu.

"Kakak."Gumam Shabiya tersenyum lemah.

Ya, Shabiya telah sadar dari masa kritisnya. Membuat semuanya tentu sangat senang.

Azzam segera merengkuh Shabiya ke dalam pelukannya. "Kakak sayang kamu Shabiya, jadi kakak mohon bertahanlah."Bisik Azzam, lalu mengeratkan pelukannya.

Sementara Shabiya, pandangannya kini tertuju pada pria yang juga dari tadi menatapnya. Entah apa maksud dari tatapannya itu. Tapi yang Shabiya tahu pria itu adalah pria tanpa perasaan menalaknya di depan semua orang. Mengingat semua itu tanpa sadar air matanya menetes dengan pandangan tak lepas dari pria yang sebentar lagi bukanlah berstatus sebagai suaminya. Dan ia tentu harus ikhlas menerima kenyataan itu. Batin Shabiya.

"Shabiya juga sayang Kak Azzam."Gumam Shabiya dan membalas pelukan Kakaknya tak kalah erat dan mengalihkan tatapannya dari Althaf.

****

Sekarang tinggal mereka berdua, setelah semuanya telah krmbali kini hanya Althaf dan Shabiya.

"Ekhm.."Dehem Althaf ketika merasa suasana hening diantara mereka.

Shabiya masih tidak bergeming, ia masih bertahan dengan keadaan bersandar nyaman di kasur dimana ia di rawat.

"Shabiya."panggil Althaf.

Shabiya mengalihkan perhatiannya pada pria itu dan menatapnya teduh.

"Maafkan aku--

"Sudah ku maafkan."sela Shabiya cepat dan tersenyum canggung."

Althaf menghela nafas ketika menyadari Shabiya selalu mencoba menghindarinya.

"Shabiya, dengarkan aku."Ucap Althaf lalu mendekat ke arah Shabiya.

"Untuk apa?"Tanya Shabiya dengan suara lemah.

Ketika Althaf baru saja ingin menggapai jemari wanita itu, Shabiya segera menepisnya kasar.

"Shabiya.."

"jangan sentuh aku, aku bukan lagi wanita yang bisa kau pegang semaumu, setelah kamu menjatuhkan talak padaku maka aku bukan lagi istrimu begitupun sebaliknya."Ucap Shabiya dan mentap Althaf tajam yang memandangnya dengan tatapan tidak percaya.

"Shabiya, aku minta maaf untuk kejadian itu. Apa kau lupa aku menjatuhkan talak padamu dengan keadaan emosi, dan itu tidak akan merubah apapun, kamu masih istriku."Ucap Althaf tegas.

Shabiya tertawa sumbang dan mentap Althaf tajam."Berhentilah berpura pura dan pergilah dari hidupku, aku tau itu yang kau inginkan."

"Shabiya apa maksudmu?"Ucap Althaf tajam.

"Mas kau tahu aku sakit dan sebentar lagi akan meninggal dan pilihan untuk menalakku adalah hal yang tepat."Ucap Shabiya lalu tersenyum getir.

"Shabiya kenapa kamu malah bicara seperti ini?"bentak Althaf.

"sebenarnya apa maumu Mas? Kenapa sekarang kamu masih disini? Seharusnya kamu pergi dan meninggalkan aku, seperti keinginanmu sebelumnya. Aku tahu kamu masih ada disini karena kemaun Mama tapi kumohon Mas jika hanya untuk menepati janjimu pada Mama, kumohon pergilah dan berhenti berpura pura karena itu hanya menyakitiku pada akhirnya."lirih Shabiya.

"Pergilah! Tinggalkan aku dan hiduplah bersama wanita yang kamu cintai. Karena percuma, kamu tidak akan bahagia hidup denganku."Ucap Shabiya dengan tubuh bergetar berusaha menahan tangisnya.

Tapi tiba tiba saja Shabiya merasa tubuhnya menegang, ketika lengan kokoh Althaf memeluknya dengan erat. "Maafkan Aku, Aku berjanji akan melupakan Hisqa dan belajar mencintaimu. Jadi bertahanlah."Bisik Althaf dan mencoba menenangkan Shabiya.

****

"Kalau hanya untuk membuat Shabiya sakit akhirnya,maka tinggalkan Shabiya sebelum semua itu terjadi."Ancam Ardan .

Althaf menatap sinis pria yang kini ada di hadapannya.

"Aku tahu kau menyukai Shabiya istriku."Ucap Althaf.

"Memang sejak kapan kau menganggap Shabiya menjadi istrimu."kau bahkan tidak pernah menyadari keberadaanya selama ini."balas Ardan dengan senyum meremehkan.

"Tidak usah mencampuri rumah tangga orang lain!"

"Aku tidak pernah berniat mencampuri urusan rumah tangga kalian tapi aku hanya berusaha menepati janjinku untuk selalu melindungi Shabiya termasuk dari pria seperti mu."balas Ardan .

"Ck, walaupun Shabiya istriku?"maka Aku sangat berterimah kasih untuk itu tapi mulai saat ini berhentilah karena Shabiya adalah tanggung jawabku."

"lalu bagaimana dengan kekasihmu?"sindir Ardan .

"itu bukan urusanmu!"Ucap Althaf menatap Ardan dengan sorot mata tajam.

"sekarang kamu menganggap Shabiya istrimu tapi bahkan dihatimu masih ada nama wanita lain."ejek Ardan .

"Akan ku ingatkan sekali lagi agar tidak mencampuri urusanku."Ucap Althaf sebelum pergi meninggalkan Ardan dengan pandangan tidak bisa diartikan. Aku bahagia Shabiya jika memang Althaf berniat menerimamu sebagai istrinya seperti yang selama ini kau inginkan. Aku akan pergi setelah kau mendapat semua kebahagiaan di dalam hidupmu. janji Ardan .

****

Cinta Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang