25 - 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑜𝑏𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑖

21.6K 924 46
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

Shabiya menatap kosong langit malam di balkon kamarnya. Mengusap pelan bahu nya karena rasa dingin.

Sesekali ia menyeka air matanya. Ketika semua perkataan Althaf yang masih tergiang di ingatannya. Ketika suaminya itu tega mengatakan bahwa dirinya selingkuh bersama pria lain. Sumpah demi Allah Shabiya tidak pernah melakukan dosa tersebut.

Walau setiap saat dirinya sadar bahwa dirinya hanya istri yang tidak pernah diharapkan oleh suaminya sendiri. Tapi Shabiya selalu bersabar menerima perlakuan buruk dari Althaf bahkan ketika ia mulai merasa lelah.

***

Pagi hari Shabiya sudah berkutat di dapur. Walaupun dia tahu kalau masakannya tidak akan di sentuh oleh Althaf. Tapi Shabiya tetap semangat, ia selalu mencoba melayani Althaf sebagai seorang istri.

Setelah selesai Shabiya beranjak naik ke atas kamar Althaf, menyiapkan baju yang akan di kenakan suaminya itu ke kantor, walaupun pada akhirnya Althaf tidak akan pernah memakai pakaian itu dan lebih memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.

Sebelum Althaf keluar dari kamar mandi Shabiya segera berlari keluar dari kamar, takut Althaf marah akan apa yang dilakukannya karena sudah menjadi larangan Althaf. Tapi apa salahnya jika seorang istri ingin mencari pahala dengan melayani sang suami.

Shabiya menumpuhkan wajahnya di atas meja makan, sesekali melihat ke arah tangga berharap Althaf segera turun dan sarapan bersamanya. Walaupun hal itu sangat mustahil terjadi.

"Pagi!"Sapa Shabiya ketika melihat kedatangan Althaf.

Althaf hanya bergeming sambil menatap Shabiya jengah, Althaf tidak habis fikir bagaimana mungkin ia bertemu dengan gadis seperti Shabiya ini. Bahkan dengan cepat ia kembali ceriah dan melupkan masalah yang terjadi diantara mereka semalam.

"Kejadian semalam--"

"Tidak perlu dibahas, lagi pula saya tidak perduli kalau kamu berselingkuh dan mempunyai hubungan dengan pria lain."sela Althaf dengan nada dingin.

Shabiya menatap Althaf dengan perasaan kecewa, padahal ia ingin membenarkan masalah semalam dan menjelaskan pada Althaf, tapi percuma karena Althaf tidak akan pernah mendengarkan apa yang dikatakannya.

Tapi rasa kecewa hilang ketika Shabiya melihat Althaf mulai menyantap sarapan yang di buatnya, dan senyum merekah di wajahnya ketika ia baru menyadari kalau pakaian yang di kenakan Althaf hari ini adalah pakaian yang telah disiapkannya.

"Terimah kasih.."Ucap Shabiya sebelum Althaf berangkat kekantornya dan membuat Althaf menyeritkan dahinya bingung.

"Untuk apa?"

"Terimah kasih karena sudah mau memakan masakanku dan memakai pakaian yang telah kusiapkan hari ini."

"Jangan berfikir saya melakukan ini karena saya sudah menerima kamu sebagai istri saya dan sakali lagi saya peringatkan jangan pernah kamu berharap lebih dengan pernikahan ini karena itu hanya akan membuatmu kecewa!"Ucap Althaf.

Shabiya hanya tersenyum tidak menimpali perkataan Althaf walau tidak bisa dipingkiri jika perkataan Althaf sangat membuatnya sedih.

"Saya tidak akan pernah perharap lebih dengan pernikahan ini, tapi bisakah biarkan saya menjadi istri yang berbakti untuk mu, melayanimu seperti istri pada umumnya.

"Untuk apa, jika pada akhirnya kita akan mengakhiri pernikahan sialan ini!"

"Maka dari itu biarkan saya berpura pura menjadi istri yang sesungguhnya dengan hanya melayani mu sebagai seorang suami sampai tiba akhirnya dimana kita mengakhiri pernikahan ini."

Althaf tersenyum miring mendengarnya, Althaf pikir perempuan ini tidak akan berpikir untuk mengakhiri pernikahannya.

"Kenapa? Bukankah sebelumnya kamu tidak akan mengakhiri pernikahan ini? Lalu kenapa sekarang, Ah apa karena selingkuhanmu itu?

"Kenapa kamu selalu membahasnya, Sudah kukatakan jika dia bukanlah selingkuhan ku!" lirih Shabiya.

"Jika itu memang selingkuhanmu juga tidak apa apa, Itu akan lebih baik karena dapat menjadi alasanku untuk segera berpisah denganmu."Ucap Althaf sambil menatap Shabiya dingin.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, akan ku pastikan jika pernikahan ini tidak akan pernah berakhir, sebelum aku sendiri yang menyerah dan mundur dengan pernikahan ini!" Ucap Shabiya sambil menatap manik mata Althaf yang juga menatapnya tajam.

"Benarkah? Maka bersiaplah karena Aku sendiri yang akan membuat mu menyerah dan mundur secara perlahan dengan pernikahan sialan ini, dan tunggulah dimana hari itu tiba."

***

Cinta Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang