43 - 𝑀𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑟𝑎𝑔𝑢

20.9K 949 74
                                    

~Cinta dalam luka~

***

Ya, Althaf benar benar membuktikan janjinya. Dan Shabiya menyadari semua itu. Mulai dari bagaimana Althaf memperlakukannya dengan baik dan benar benar menganggapnya sebagai seorang istri. Tapi terkadang Shabiya berfikir apa semua ini sudah benar? Dengan menerima Althaf kembali, tapi kenapa harus sekarang ketika ia bahkan tidak yakin bisakah ia bertahan melawan penyakitnya, kenapa baru sekarang ketika semua ini terjadi Ya Allah. Lalu dibalik semua itu Shabiya selalu memikirkan bagaimana hubungan Althaf dan Hisqa bahkan Shabiya tidak pernah mendengar kabar wanita itu dan Althaf tidak pernah lagi mungungkit hal yang menyinggung mengenai Hisqa dan semua itu membuatnya penasaran tentang bagaimana hubungan suaminya dan Hisqa? Akankah Althaf mengulangi kesalahannya dan mengecewakannya berulang kali? Terdakadang ia ragu dengan semua ini.

"Hei, masih pagi udah melamun, ada apa?"tanya Althaf sembari membawa nampan berisi sarapan.

Shabiya menggeleng lantas tersenyum."tidak apa apa kok mas."

"bohong sama suami dosa loh!"canda Althaf lalu mencubit hidung mancung Shabiya gemas.

"Ih, mas Althaf jangan di cubit hidung Shabiya kan jadi sakit."gerutu Shabiya dan mengusap hidungnya yang memerah karena kelakuan Althaf.

"Yaudah ayo cerita sama Mas, sebenarnya ada apa?"Ucap Althaf menatap shabiya serius.

"Sebenarnya kadang Shabiya ragu, Shabiya sering berfikir Apakah semua nyata? Apa benar Mas Althaf sudah menerima Shabiya? Apakah Mas sudah melupakan Hisqa dan tidak akan meninggalkan Shabiya."Ucap Shabiya dengan tubuh bergetar karena tidak bisa membendung tangisnya.

Althaf segara memeluk gadis itu. Althaf fikir Shabiya sudah menganggap semuanya nyata tapi ternyata Shabiya masih ragu dengan apa yang ia lakukan selama ini.

"Aku janji Shabiya akan belajar mencintaimu."Ucap Althaf lembut dan mengusap air mata Shabiya.

"Tidak mas, jangan lakukan itu."Ucap Shabiya lirih.

Althaf menyeritkan dahinya lalu menatap sorot mata Shabiya.

"kamu tidak perlu belajar mencintaiku, aku takut kamu kecewa. kembalilah bersama Hisqa aku iklhlas Mas, aku tidak akan menuntut cinta mu lagi dan tidak akan memaksamu untuk membahagikanku lagi."

"Husstt.. Sudah, aku tidak ingin kamu bicara seperti ini. tapi aku ingin kamu berjanji untuk selalu bertahan dan melawan penyakit ini, aku janji akan selalu bersamamu bagaimana pun keadaan mu Shabiya,anggaplah ini semua sebagai bentuk rasa bersalah ku padamu kerena perbuatanku selama ini."Ucap Althaf menanangkan Shabiya.

"Yusudah kamu makan dulu ya, aku udah buatin sarapan loh untuk kamu."Ucap Althaf dan mengambil sarapan yang sudah di buat sebelumnya untuk Shabiya.

"Aku gak lapar Mas."Tolak Shabiya, ya Althaf menyadari kalau nafsu makan shabiya menurun, dan ia sering berfikir apa mungkin ini gejala dari pengakit yang dialaminya.

"Dikit aja ya, perut kamu belum diisi loh. Kan udah janji mau sembuh jadi harus makan yang banyak."Bujuk Althaf.

Shabiya akhirnya mengangguk pasrah dan mengambil nampan berisi roti selai dan segelas susu.

Althaf menyadari semua gelagat Shabiya, mulai dari bagaimana gadis itu sering murung, sedih, dan tidak ada sifat cerewet. Ya Allah ia sungguh merindukan Shabiya yang seperti dulu dan mungkin ini semua balasan karena membenci Shabiya dengan semua yang ada pada gadis itu.

****

"Aku berangkat ke kantor dulu ya, kamu istrihat aja gak usah ngapa ngapain, kalau ada perlu minta tolong sama Bik Narti."titah Althaf yang diangguki Shabiya.

Cinta Dalam LukaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora