12 - 𝐺𝑎𝑑𝑖𝑠 𝑟𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑎

19.3K 685 1
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

Seusai acara pernikahan, disini lah Shabiya berada di dalam kamarnya. Menunggu kedatangan suaminya Althaf usai dari masjid. Suami? Shabiya memegang kedua pipinya yang seketika terasa panas.

Shabiya melangkah kedalam kamar mandi, mengambil air wuduh. Setelah mengambil air wuduh Shabiya segera memakai mukenanya dan melakukan kewajibannya untuk salat.

Ceklek..

Pintu kamar terbuka palan, Althaf melangkah memasuki kamar Shabiya dengan pelan, Ia melihat Shabiya sedang Kyushu melakukan salat. Althaf duduk di sofa, tatapannya tidak lepas dari Shabiya. Entah apa yang akan dia lakukan kedepannya nanti dengan pernikahan ini. Batin Althaf.

"Ehh.." Gumam Shabiya ketika selesai salat, dan melihat Althaf kini duduk tenang di sofa.

"Kamu sudah Pulang?" sungguh bodoh, pertanyaan macam apa itu. Shabiya merutuki dirinya sendiri ketika menyadari pertanyaannya sunggu konyol.

"Tentu saja saya sudah pulang, kalau tidak mana mungkin sekarang saya ada di hadapan kamu!" Jawab Althaf dingin. Shabiya meneguk kasar mendengar jawaban dingin dari Althaf.

Tanpa berkata apapun lagi Shabiya akhirnya keluar dari dalam kamar. tidak, Shabiya tidak marah hanya saja Shabiya takut kalau dia salah bicara lagi.

Althaf hanya menatap heran Shabiya yang tiba tiba keluar tanpa berkata apapun. Apa ada yang salah dengan ucapannya tadi? Dia rasa tidak. Pikir Althaf.

***

Shabiya turun ke lantai bawah bersama Althaf di belakangnya, Shabiya melihat Umi, Abi dan kakaknya sudah sudah duduk tenang di meja makan.

Ketika Shabiya akan duduk di kursi biasa di tempatinya, Umi Shabiya cepat menegurnya.

"Kamu duduknya disana, di sebelah Althaf! Kamu harus melayani suamimu, seperti yang biasa Umi lakukan pada Abi!" perintah Umi sambil tersenyum menggoda. Shabiya manatap ke arah Althaf yang juga mentapnya datar.

Shabiya akhirnya mengikuti keinginan Uminya mulai dari mengambilkan Althaf nasi dan lauk pauknya padahalkan dia gak tau porsi Althaf, toh pria itu juga tidak protes.Batin Shabiya.

Azzam melihat nanar pemandangan yang ada di hadapnya sekarang, melihat Umi yang melayani Abi nya, begitupun Shabiya dan Althaf.

"Ekhmm.. Disini masih ada jomblo ya, jangan lupa!" Peringat Azzam dengan kesal, membuat semuanya tertawa kecuali Althaf laki laki itu hanya tersenyum tipis.

"Makanya nikah sana, hari gini masih sendiri, kamu liat kan kalau ada istri itu enak, makan saja di ambilin!" Jawab Abi membuat Azzam mengerucutkan bibirnya.

"Abi lupa? Kak Azzam itu betah jomblo karena gak ada yang mau!" potong Shabiya dengen senyum meledek ke arah Azzam.

Azzam menggeram marah, enak aja. Siapa bilang kalau gak ada yang mau sama dia, padahal di luar sana banyak kok wanita yang mengemis cintanya, tapi Azzam sudah punya pilihan tinggal nunggu lamar saja.

"Mau Abi cariin?" tanya Abi. Azzam dengan cepat menggelengkan kepalanya jangan sampai dia yang menjadi korban perjodohan selanjutnya. Batin Azzam sambil bergidik ngeri.

"Enggak perlu Abi, Azzam udah ada kok, tinggal lamar doang!" jawab Azzam santai. Semua orang termasuk Shabiya refleks mendongakkan kepalanya melihat kakaknya itu.

"Ellah.. Gayanya pengen langsung lamar, tapi kalau tuh cewek nolak gimana?" ledek Shabiya. Azzam menatap tajam Adik laknatnya itu.

"Memang siapa gadis itu? kamu tidak pernah kenalin sama Umi atau Abi?" tanya Umi penasarn, pasalnya putranya ini memang sangat tertutup jika menyangkut soal wanita, ini pertama kali Azzam berniat melamar seorang gadis, padahal dulu kalau di tanya kapan mau nikah pasti jawabnya nanti nanti mulu.

"Umi udah kenal kok siapa orangnya, bahkan Abi juga udah kenal." Jawab Azzan sambil mengunyah makanannya.

"Siapa? Umi gak tau kok!" Ucap Umi sambil mencoba mengingat kapan Althaf mengenalkan seorang wanita kepadanya.

"Abi juga gak tau!" jawab Abi.

"Shabiya udah bilang kalau kak Azzam itu cuman bohong, mana ada dia pernah bawa perempuan ke rumah untuk di kenalin sama Abi dan Umi!" potong Shabiya cepat dan menampakkan senyum mengejek ke arah Kakanya. Azzam tidak menghiraukan ledekan Shabiya.

"Emangnya siapa sih, Umi jadi penasaran?" tanya Umi mengabaikan ocehan Shabiya, kali ini dia percaya kalau Azzam memang berniat melamar seorang gadis.

"Kalau memang sudah ada, gak usah di tunda tunda. Nanti keburu diambil orang, kamu baru nyesel!" Peringat Abi.

"Emang benar ada?" tanya Shabiya kali ini menatap serius ke arah kakaknya.

"Ya iya lah ada, kamu itu nggak percaya banget sih!" Umpat Azzam karena geram melihat Shabiya yang sangat bewel.

"Kalau ada memangnya siapa?" tanya Shabiya lagi, Shabiya tau kalau kakaknya itu masih tidak mau mengenalkan wanita itu tapi Shabiya penasaran, memang siapa wanita itu.

Azzam hanya diam, dia belum siap kalau harus memberi tau semua orang sekarang.

"Tuh kan buktinya kak Azzam gak mau ngasih tau, pasti kak Azzam Bohong!" tuding Shabiya lagi memancing Azzam untuk buka mulut.

"Gak! Saya gak bohong!" kata Azzam karena sudah naik pitam adiknya ini memang keras kepala.

"Bohong, kak Azzam pasti bohong!bentak Shabiya balik. Yang lain hanya diam melihat keduanya begitupun Althaf, ia tidak habis pikir gadis ini memang sangat keras kepala.

"Gak!"Elak Azzam

"Bohong, kalau memang kak Azzam gak bohong, Siapa gadis itu?" tanya Shabiya lagi tapi Azzam hanya diam.

"Tuh kan diam lagi, berarti kak Azzam memang bohong!"

"Dasar kepala batu, aku memang gak bohong karena kamu sendiri tau perempuan itu, karena perempuan itu adalah-- "

***

~Vote & Komen~

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now