18 - 𝑆𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑚

18.3K 692 8
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

Althaf menyerit bingung seusai menerima telfone dari papa nya, menanyakan keberadaan Shabiya. Maksudnya Shabiya menghilang? Bukannya wanita itu meninggalkan kantor siang tadi. Jadi kalau Shabiya gak ada di rumah lalu dimana perginya wanita itu? Batin Althaf, ia tidak tau apa yang sekarang dia rasakan. Mungkin hanya rasa khawatir karena sudah menjadi tanggung jawabnya dalam menjaga Shabiya, sebagai seorang Suami.

Tidak ingin memikirkan gadis itu. Althaf segera melanjutkan pekerjaan kantornya yang masih menumpuk, ia akan lembur malam ini. Walupun dia juga sedikit gelisah memikirkan dimana keberadaan Shabiya, tapi ia hanya mencoba acuh terhadap gadis itu dan tidak peduli.

~~***~~

Shabiya mengerjapkan matanya, merasakan sakit di kepalanya. Ia dapat mencium bau obat obatan. Shabiya mencoba mengingat apa yang terjadi kepadanya?

Shabiya segara bangun ketika mengingat kejadian di Taman, Dimana sebuah Bola mendarat tepat di kepalanya, sehingga ia kehilangan kesadarannya.

"Kamu sudah sadar?" Tanya Adam.

Shabiya terkejut karena suara berat tersebut. Ia tidak mengenal sosok di hadapannya ini. Siapa dia, kenapa dia ada bersamanya? Batin Shabiya.

Seolah mengerti apa yang dipkirkan wanita di hadapannya ini Adam segera menjelaskannya sebelum wanita ini salah paham.

"Begini tadi kamu pingsan di taman karena bola anak Saya tanpa sengaja mengenai kepala kamu membuat kamu pingsan dan akhirnya saya mengantar kamu ke rumah sakit,"Jelas Adam.

Shabiya milihat sekeliling ruangan dan benar saja ia sekarang ada di rumah sakit.

"Saya mau pulang!"Ucap Shabiya tanpa menatap pria yang ada di hadapannya.

"Kalau boleh tau nama kamu siapa?"Tanya Adam.

Shabiya menatap tajam pria di hadapannya ini, walau malas Shabiya tetap menjawab, setidaknya pria ini sudah menolongnya."Nama saya Shabiya." Jawab Shabiya pelan.

Adam mengangguk mengerti."Nama saya Adam, saya minta maaf karena anak saya kamu jadi begini!" pinta Adam.

"Enggak papa, dia hanya anak kecil pasti dia juga gak senganya."Jawab Shabiya.

"Kalau begitu bisakah saya pulang, saya takut keluarga saya khawatir mencari saya."Lanjut Shabiya.

"Ehh, iya saya akan mengantar kamu!" Jawab Adam.

"Gak usah saya bisa pulang sendiri." Tolak Shabiya.

"Tapi ini sudah larut malam, biar saya saja yang mengantar Kamu, saya bukan orang jahat kok gak usah khawatir!" Ucap Adam.

Shabiya terkejut, ternyata ini sudah larut malam. Pasti semua mencemaskannya, Kecuali Althaf tentunya. Batin Shabiya.

Walaupin sempat ragu Shabiya akhirnya mengiayakan ajakan Adam pria yang baru saja di kenalnya, ia dapat melihat jika pria ini baik terbukti ketika ia membawa Shabiya ke rumah sakit, lalu menunggunya sampai larut malam seperti ini.

***

Arumi sudah menangis sedari tadi, memikirkan dimana keberadaan menantunya sekarang.

"Pa, kita lapor polisi aja, Mama khawatir kalau Shabiya kenapa napa!" Ucap Arumi sambil terisak.

"Ma ini sudah larut Malam, mana mungkin kita lapor polisi sekarang. Mendingan Mama berdoa semoga saja Menantu kita gak kenapa napa. Papa coba telfone Althaf dulu, bagaimana mungkin anak itu belum balik dari kantor, bukannya mencari istrinya yang hilang dia malah asik lembur di kantor!"Ucap Farhan marah.

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now