28 - 𝑇𝑎𝑘𝑑𝑖𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛

18.4K 832 75
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

"Aku tidak mengerti."Sahut Puput, mungkin terlalu bingung dengan apa yang dilihatnya. Dimana suami sahabatnya menyatakan cinta kepada sahabatnya sendiri, memang sangat rumit tapi itulah kenyataannya. Membuat otaknya tidak bisa berfikir dengan baik, apalagi ketika melihat Shabiya sahabatnya yang hanya diam dengan air mata yang tak berhenti mengalir membuatnya ingin membunuh kedua makhluk tersebut dengan teganya menghianati sahabatnya yang sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri.

"Puput kamu ingin kemana? tanya Shabiya, Shabiya menegerti jika puput akan menghabisi Althaf dan Hisqa tapi Shabiya sungguh tidak ingin jika itu terjadi.

"Berhentilah bertanya bodoh! Tentu saja ingin memberi pelajaran pada kedua brengsek itu!" Umpat Puput dengan wajah memerah.

"Puput jangan!" Cegah Shabiya ketika Puput akan melangkah dimana kedua makhluk itu saling mengasihi tanpa menyadari jika ada wanita yang terluka dengan penghianatan yang mereka lakukan.

"Jangan bodoh Shabiya, meski aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan rumah tanggamu dan Althaf tapi kini aku cukup tau kesedihan yang selama ini kau tutupi. ingatlah masih ada aku yang selalu membelamu dan memberi pelajaran kepada orang orang yang dengan tega menyakitimu!"

Shabiya tersenyum mendengar perkataan Puput. "Kau benar aku bodoh ketika melihat sahabatku yang sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri malah menghianatiku dengan berselingkuh dengan suamiku. tapi tidak ada yang bisa kulakukan selain menangis, karena meraungpun percuma ketika yang kuharapkan meninggalkan, lalu menyisahkan rasa kekecewaan dan aku hanya bisa tersenyum pahit merasakan penderitaan." Ucap Shabiya dengan tatapan kosongnya.

Puput memeluk sahabatnya yang begitu rapuh, tidak pernah Puput melihat Shabiya sehancur ini. seakan pasrah dengan apa yang terjadi, diamana sahabatnya yang cerewet, kekanak kanakan, periang. Dan kini Puput tau alasan dibalik semua perubahan sahabatnya ini. Ternyata semua pernikahan bahagia yang selalu diceritakan Shabiya hanyalah dusta. Shabiya hanya mencoba menetupi betapa bejat suaminya yang menjelma bagaikan malaikat, begitupun dengan Hisqa yang mungkin saat ini juga, Puput Katakan sebagai MANTAN SAHABAT, Ketika tanpa rasa malu wanita picik itu menjalin hubungan dengan suami sahabatnya sendiri.

***

Ceklek..

"Kau sudah pulang?" Tanya Shabiya ketika melihat Althaf memasuki kamar.

"Kau ini bodoh atau bagaimana, tentu saja aku sudah pulang, bahkan aku sudah berdiri dihadapnmu sekarang."Jawab Althaf membuat Shabiya hanya bisa memejamkan matanya, apakah salah ketika dirinya ingin mengajak suaminya sendiri berbasa basi tapi tidak mungkin dilakukan pria itu.

"Minggirlah! Aku lelah, ingin istirahat." Althaf berjalan sambil menepis bahu Shabiya yang menghalanginya. "Dasar penghalang, pergilah dari hidupku selama lamanya!" Ucap Althaf sebelum melangkah ke arah kasur dan merebahkan tubuhnya. Tanpa menyadari jika Shabiya sudah meneteskan air matanya mendengar ucapan Althaf yang begitu menyakitkan.

"Mungkin kau lupa jika aku tidak akan pergi sebelum aku sendiri yang menginginkannya meskipun nanti kau mencegahku."Gumam Shabiya yang masih bisa didengar oleh Althaf. Tapi pria itu hanya mengabaikannnya. "Dasar wanita keras kepala, siapa juga yang akan mencegahmu bahkan aku sangat menantikan diamana hari itu tiba." Batin Althaf lalu memejamkan matanya berharap jika esoknya wanita itu sudah lenyap di kehidupannya untuk selama lamanya.

Shabiya hanya bisa menatap lekat wajah Althaf suaminya, entah apa yang membuat Shabiya masih ingin bertahan dengan pria yang selalu menyakitinya itu. Ketika hatinya mungkin sudah tidak tahan lagi. hatinya rapuh, tapi tidak memutuskan semangatnya untuk meraih cinta suaminya itu walaupun cinta suaminya sudah dimiliki oleh sahabatnya, Hisqa. Kini Shabiya tahu kalau sikap Althaf selama ini karena ia mencintai wanita lain. tapi ia akan berusaha meski sudah dilakukan sebelumnya tapi tidak pernah dihargai. Shabiya hanya menyerahkan bagimana pernikahan ini untuk kedepannya, biarkan takdir yang menentukan.

***

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now