08 - 𝑆𝑒𝑝𝑒𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑔𝑖

18.6K 692 1
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

Shabiya mengacak rambutnya kasar di depan cermin. ia selalu kepikiran tentang kejadian siang tadi, belum selesai masalahnya tentang Pushy yang hilang dan sekarang udah tambah lagi mengenai kejadian mamalukan siang tadi di cafe.

"Ah, ini semua karena Puput!"Kalau saja tuh anak mulutnya gak kayak ember pecah, gua gak akan malu kayak ini, apa yang akan dipirkan Althaf mengenai dirinya?" batin Shabiya. Hisqa juga kok gak pernah bilang sih kalau ternyata yang jadi Bos nya adalah Althaf, pantesan kalau Hisqa ketemu Althaf pasti dia gak banyak bicara, ternyata Althaf atasannya. Ah, semua orang kok jahat sih, enggak Puput, Hisqa, begitupun Reno yang sebentar lagi pindah keluar negri. Dan biasanya yang menjadi tempat curhatnya kalau keadaannya sudah begini yaitu Pushy, kucingnya, kucing kesayangannya. Pushy kamu dimana Sih, katanya janji selalu ikut sama Biya, bahkan saat Biya sudah nikah. Ucap Shabiya lirih.

***

"Pagi!"Seru Shabiya meruni undakan tangga. tiba tiba Shabiya merasa lapar ketika mencium aroma sedap dari arah dapur. Ah, Uminya memang sangat ahli dalam hal memasak. Tanpa pikir panjang Shabiya segera meleset ke arah dapur.

"Pagi pagi udah teriak!" sambar Azzam, yang kini menikmati sarapnnya. Shabiya tidak menghiraukan ucapan kakak dan mendudukkan dirinya di kursi samping Sarah, Umi nya.

"Shabiya Abi mau menyampaikan kabar bahagia."Tutur Haris.

"Emangnya kabar bahagia apa Bi? Jawab Shabiya dan Azzam kompak dengan mata yang berbinar menatap sang Abi.

"Pasti kita akan liburan keluar negeri, iya kan Abi? Tebak Shabiya.

"Iya kamu akan liburan keluar negeri, tepatnya hanya Shabiya." jawab Umi, membuat Shabiya bingung begitu pula Azzam, kan biasanya kalau kabar bahagia dari Abinya pasti liburan keluar negeri. Membuat mereka sangat bahagia kapan lagi coba liburan bersama keluarga kan jarang jarang mereka semua mempunyai waktu luang, karena kesibukan masing masing.

"Iya, Shabiya bakalan keluar negeri bersama seseorang yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, kalau kalian Honeymoon nanti terserah kalian mau pergi negara mana!" pernyataan Umi nya barusan tentu membuat Shabiya menyeritkan dahinya bingung. kok tiba tiba bahas honeymoon, nikah aja belum.
Batin Shabiya.

"Kan masih lama Umi!" balas Shabiya tenang.

"Yang bilang masih lama siapa? Kamu nikahnya minggu depan." Jawab Abi tiba tiba membuat Shabiya tak bisa lagi berkutik, minggu depan? Gak salah, kan mereka semua sudah sepakat kalau pernikahannya akan diadakan setelah Shabiya wisuda. Kenapa tiba tiba berubah jadi minggu depan? gak, gak Shabiya gak mau. Batin Shabiya sambil mengelengkan kepalanya pelan, membayangkan seminggu lagi ia akan menyandang status sebagai seorang istri, hah itu sangat mengerikan.

"Abi suka bercanda ihh, Shabiya mending berangkat kuliah aja ah, dari pada Abi dan Umi ucapannya makin ngelantur, Assalamu'alaikum!" salam Shabiya cepat dan segera berlari menuju mobilnya. Menyangkal kenyataan yang sangat menegerika baginya.

"Umi sudah katakan kalau Shabiya pasti nolak, terus caranya gimana dong kan lusa udah harus fitting baju pengantin!" rajuk Umi.

"Kok acaranya pernikahannya tiba tiba dimajuin?" tanya Azzam bingung.

"Jadi kemarin ayahnya Althaf nelfone katanya Althaf mau kalau pernikahannya di laksanakan minggu depan!" jawab Abi.

"Kok gitu?" Tanya Azzam, heran saja karena yang selama Azzam lihat dari pria itu hanya keterpaksaan untuk menerima perjodohannya dengan Shabiya, tapi kenapa sekarang dia ingin kalau pernikahannya segera dilaksanakan bahkan minggu depan. Kalau bukan karena Abi nya, Azzam tidak akan mau kalau adiknya Shabiya menikah dengan pria seperti Althaf, pria yang kelakuannya susah ditebak.

"Mamanya Althaf lagi sakit jadi pernikahannya mau dilaksanakan cepat, itu permintaan Arumi, mama Althaf!" Jelas Haris". Nanti malam kita kan kerumah sakit, jengukin mamanya Althaf, jangan pulang kemaleman sama ajak Shabiya juga!" sambung Abi Shabiya dan dibalas anggukan dari Azzam.

***

"Biya!" panggil Puput tapi tidak ada jawaban.

"Biya!" panggil puput sekali lagi tapi tetap sama, hanya keheningan.

"BIYA!" teriak Puput karena geram dengan Shabatnya ini.

"BIYA GAK MAU NIKAH ABI!!" teriak Shabiya tanpa sadar membuat semua yang ada di kantin seketika hening, Begitu pula dengan ketiga sahabatnya yang memandang Shabiya heran.

"Eh, maaf." Kata Shabiya dengan wajah yang sudah merah padam bercampur malu.

"Emang lo mau nikah?" Tanya Reno dengan penasaran.

"Gak, itu aku cuma bercanda. Jangan dipikirkan!"ucap Shabiya lirih lalu mengambil tasnya dan segera berlari keluar dari kantin sambil menutup wajahnya karena malu. Sembari merutuki dirinya sendiri.

"BRUKK!"

Shabiya kaget dengan suara keras, dan segera mendongak melihat apa yang terjadi.

"Kalau jalan gak usah nutup wajah gitu!" Ucap Ardan, sembari menggelengkan kepalanyanmelihat tingkah aneh Shabiya. Tanpa ingin menjawab Shabiya segera berlalu mengabaikan pertanyaan Ardan lalu melihat nanar buku buku yang sudah berserakan di lantai, jangan pikir Shabiya akan membantu untuk memungut buku buku itu karena yang di lakukan Shabiya selanjutnya adalah berlari dengan cepat. bukannya tidak mau membantu Ardan, Shabiya hanya menghindar jangan sampai Ardan akan mengajaknya bertengkar lagi, sunggu Shabiya sangat bosan berhadapan dengan Ardan apa lagi dengan suasana hati buruk seperti saat ini.

Melihat itu membuat Erlan cengo dengan mulut yang sedikit terbuka, Shabiya hanya berlari tanpa rasa bersalah gadis itu memang tidak pernah berubah. Batin Erlan.

***

~Vote & Komen~

Cinta Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang