10 - 𝑃𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛

19.2K 699 2
                                    

"𝓁𝒾𝓈𝒶𝓃𝓀𝓊 𝓂ℯ𝓂𝒾𝓁𝒾𝒽 𝒹𝒾𝒶, 𝓀ℯ𝓉𝒾𝓀𝒶 𝒷𝒶𝓉𝒾𝓃𝓀𝓊 𝓁ℯ𝒷𝒾𝒽 𝒷ℯ𝓇𝒽𝒶𝓀 𝓂ℯ𝓈𝓀𝒾 𝓉𝒶𝓀 𝓁𝒶𝓎𝒶𝓀

***

"Jadi Shabiya benar akan menikah, dan lebih parahnya Shabiya akan menikah dengan Althaf!" teriak Puput membuat semuanya terlonjat kaget.

"Serius loh put!" tanya Reno tak percaya.

"Buat apa gue bohong, nih liat undangannya!"ucap Puput sambil menyodorkan undangan pernikahan Shabiya dan Althaf pada Reno

"Kok bisa?" tanya Reno lagi lagi merasa tidak percaya kalau Shabiya akan menikah secepat ini.

"Ya mana gue tau, nanti sepulang dari kampus kita harus ke rumah Biya, tuh anak tega benar rahasiain pernikahannya sama Althaf."Gerutu Puput.

"Takut di bully kali, secara Althafkan banyak yang suka!" timpal Reno.

"Sejak kapan Shabiya takut di bully tapi kok iri ya sama Shabiya, dia kok bisa beruntung banget sih nikah sama Althaf udah cakep, tajir lagi." Ucap puput dengan muka masam. Reno hanya memutar bola mata malas.

"Tapi gue juga kesal sama biya mau nikah kok gak bilang bilang, kan kita harus pakai baju samaan gitu. Ah tuh anak gak asik, pantes terakhir kali dia muncul di kampus pas lagi dia ngambek, eh ternyata dia lagi persiapin acara nikahnya."Ucap Puput.

"Siapa yang mau nikah?" Tanya Ardan dan Hisqa karena tak sengaja mendengar pembicaraan antara Puput dan Reno.

"Nih, liat aja nih!" Ucap Reno sambil menyodorkan undangan pernikahan Shabiya dan Althaf. Reno tertawa melihat reaksi keduanya, benar benar lucu. tapi dia tidak tau arti sebenarnya dari keterkejutan mereka berdua.

"Kok mendadak?" Hanya itu yang bisa Hisqa tanyakan. Keduanya hanya bisa mengangkat bahunya tidak tau, atau jangan jangan pernikahannya udah di rencanai sudah lama, tapi ya mereka rahasian. Batin Puput.

"Tapi kenapa kalau mereka berdua ketemu seperti orang gak kenal gitu yak?" tanya Puput heran.

"Nanti kita nanyain itu di rumah Shabiya aja, loh mau ikut gak Hisqa?"Ajak Reno.

***

"Mau model baju seperti apa mbak? Tanya pemilik butik Muslimah langganan Shabiya dan Umi nya.

"Terserah mbak, yang penting model muslimah, gak ketat dan gak berlebihan!" jawab Shabiya, rasanya Shabiya sangat bosan disini dari tadi ditanya tanya mulu.

"Calon laki nya mana neng kok gak ikut?" Tanya wanita paruh baya disamping Shabiya.

"Eh.. Itu buk masih di kantor katanya nanti nyusul." Jawab Shabiya, memang sangat miris disaat pasangan lain saling memilihkan pasangannya gaun, dan ia hanya berdiam diri seperti ini melihat keromantisan pasangan lain.

"Yang sabar atuh neng, namanya juga orang sukses pasti sibuk, ini mah belum seberapa sama saya, ditinggal bertahun tahun, pas pulang paling lama hanya seminggu. Aduh kok saya jadi curhat ini!" Kata Ibu tersebut.

"Gak apa apa kok buk, tapi kalau bisa tau emangnya pekerjaan suami ibu apa ya?" tanya Shabiya.

"Oh, itu tentara." Shabiya mengangguk mengerti.

"Shabiya!" merasa dipanggil Shabiya menoleh dan ternyata adalah Althaf.

"Wah, pasti ini calon suaminya ya neng, aduh serasi pisan yang satu cantik yang satunya ganteng!" Sahut Ibu wanita tadi.

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now