06 - 𝐻𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔

20.4K 747 5
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

"Dari tadi ada yang senyum senyum sendiri, kenapa neng?" Goda Shabiya ketika menyadari Hisqa dari tadi senyum senyum sendiri.

"Lagi jatuh cinta kali?" timpal Puput refleks, membuat Hisqa dan Shabiya kaget.

"Gak, Puput bohong tuh?" jawab Hisqa, gelagapan.

"Benar juga gak papa kok!" Kata Shabiya sambil mengedipkan sebelah matanya pada Hisqa, membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Terus loh dari tadi senyam senyum sendiri kenapa?" tanya Puput lagi.

"Gak papa kok, kan aku bahagia sebentar lagi kita wisuda!" jawab Hisqa sedikit gugup lalu tersenyum simpul.

"Oh ternyata ada yang gak sabar wisuda. enggak sabar wisuda, apa gak sabar nikah neng? Goda Shabiya lagi, sambil mencolek pipi Hisqa yang sudah merah padam, menahan malu.

Tak ingin mendapat omelan dari Hisqa Shabiya segera mejauh, dan berlari sambil tersenyum puas melihat wajah merah padam Hisqa.

"Shabiya! Puput! Kalian menyebalkan!!"Pekik Hisqa dan mengukuti keduanya.

Shabiya begitu pula dengan Puput terkekeh pelan dan semakin mempercepat larinya. "Permisi, permisi!" teriak Shabiya dan puput saat melewati kerumunan siswa siswi yang ada di selasar kampus. Begitulah kelakukan ketiga sahabat ini. Mereka selalu mencari kesenangan di dalam kesederhanaan.

Shabiya menoleh kebelakang, dan Hisqa semakin mendekat. Tanpa sadar tiba tiba saja langkah Shabiya terhenti ketika melihat Hisqa menabrak seorang pria. Shabiya dan Puput membelalakkan matanya ketika melihat Hisqa jatuh menimpah laki laki yang ternyata adalah Althaf, Shabiya dengan cepat membantu Hisqa berdiri, mengalihkan tatapannya dari Althaf mengingat kejadian memalukan ketika terakhir kali mereka bertemu.

"Maaf, saya tidak sengaja."Ucap Hisqa pelan dengan perasaan gugup.

"Gak papa. saya duluan, permisi!" pamit Althaf, sekilas melirik ke arah Shabiya sebelum berjalan dengan terburu buru.

***

Sepulang dari kampus Shabiya terus dibayangi tentang Althaf. Apa yang dilakukan pria itu di kampus tadi?
Seketika wajahnya memerah padam ketika lagi lagi mengingat kejadian memalukan beberapa hari yang lalu.

Shabiya mendengus ketika menyadari bahwa Althaf tidak melirik bahkan menyapanya sama sekali. Oh, Benarkah pria itu memang calon suaminya? Tapi kenapa pria itu selalu Acuh dan mengabaikannya yang notabenya sebagai calon istri dari Althaf. Hah, yang benar saja Abi menjodohkanku dengan pria Kulkas seperti Althaf. Batin Shabiya kesal.

Meauu, meauu..

Mendengar suara kucing kesayangannya, seketika rasa kesal Shabiya lenyap begitu saja. Shabiya melihat Pushy berjalan pelan ke arahnya.

"Pushy, Apa kau lapar?"Tanya Shabiya sambil mengelus sayang bulu Pushy.

Meauu..

Shabiya tersenyum ketika melihat pushy naik ke atas pangkuannya sambil mengendus enduskan bulunya di perut Shabiya, Shabiya terkekeh geli karena kulakuan pushy, kucing kesayangannya.

"Pushy kalau aku sudah menikah, aku akan membawa bersamaku, kamu mau kan selalu menemaniku?"

Meauu...

"Kamu memang kucing yang pintar Pushy, baiklah ayo kita jalan jalan sore ini!" Ajak Shabiya.

***

Cinta Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang