03 - 𝑀𝑎𝑙𝑎𝑖𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑜𝑙𝑜𝑛𝑔

24.5K 852 0
                                    

"ℐ𝒶 𝒹𝒶𝓉𝒶𝓃ℊ 𝓈ℯ𝓅ℯ𝓇𝓉𝒾 𝓂𝒶𝓁𝒶𝒾𝓀𝒶𝓉, 𝒶𝒹𝒶 𝓈ℯ𝒷ℯ𝓁𝓊𝓂 𝒾𝒶 𝓂ℯ𝓂𝒾𝓃𝓉𝒶, 𝓂ℯ𝓃ℴ𝓁ℴ𝓃ℊ 𝓈𝒶𝒶𝓉 𝒾𝒶 𝓀ℯ𝓈𝓊𝓁𝒾𝓉𝒶𝓃 𝒹𝒶𝓃 𝓂ℯ𝓁𝒾𝓃𝒹𝓊𝓃ℊ𝒾 𝒹𝒾𝓂𝒶𝓃𝒶 𝓅𝓊𝓃 𝒾𝒶 𝒷ℯ𝓇𝒶𝒹𝒶."

***

"Bangun!!" pekik Azzam tepat di telinga kanan Shabiya sambil menepuk pelan pipi adiknya yang sangat pemalas itu. Kini sudah jam delapan pagi, tapi Shabiya masih terlelap tidur. Azzam jadi berpikir apakah menjodohkan Shabiya secepat ini adalah pilihan yang tepat.

"Bangun, ayo cepat Bangun!" Perintah Azzam dengan geram.

"Apa sih, Kak Azzam ganggu tidur Biya!" gerutu Shabiya dengan keadaan setengah sadar karena masih mengantuk.

Shabiya menghela nafas kasar. Lalu menyibak selimutnya kasar. Sebelum melangkah ke kamar mandi Shabiya memberi tatapan tajam pada Azzam yang kini mengulum senyum melihat tingkah adiknya itu.

***

"Gak diantar sama Kak Azzam?"tanya Sarah ketika melihat Shabiya sedang bersiap siap ke kampus.

"Gak, nanti Kak Azzam gak jemput Biya lagi. Terus nunggu angkutan umum, eh malah manusia terkutuk yang datang."jawab Shabiya dengan menggerutu kesal.

"Hustt, gak boleh ngomong gitu. Seharusnya kamu berterima kasih sama Erlan, karena sudah berniat baik mengantar kamu pulang."Nasihat Sarah.

Shabiya mengangguk pelan sebagai jawaban."Yaudah Shabiya pamit Umu, Asslamualaikum!"Salam Shabiya sebelum melajukan mobilnya.

"Waalaikumsalam."Balas Sarah.

Ditengah perjalan Shabiya mendelik sebal. Bagaimana tidak. Melihat jalanan sepadat sekarang ini karena macet parah. Shabiya mengumpat sambil memukul stir mobilnya kasar.

***

"Kamu telat lagi?" Tebak Mr. Tobby. Astaga kenapa Shabiya lupa kalau hari ini juga adalah kelas Dosen killer ini.

"Maaf Mr!" kata Shabiya sambil menundukkan wajahnya, sungguh dia sangat malu, lagi lagi dia harus menerima hukuman dari Mr,Tobby.

"Kamu tau kan kalau saya gak bakalan terima permintaan maaf kamu itu, harus ada hukuman!" Bentak Mr, Tobby.

Shabiya hanya bisa mengangguk pelan dengan perasaan gugup.

"Kamu taukan hukuman kamu itu apa?"Tanya Mr, Tobby dengan senyum miring.

"Lari lagi? Jangan ya Mr, yang ringan aja!" Ucap Shabiya sambil mengedip ngedipkan matanya lucu membuat semua teman sekelasnya tertawa karena tingkah gadis itu. sementara ketiga Sahabat Shabiya menghela nafas melihat lagi lagi Shabiya dapat hukuman, Shabiya memang tidak ada kapoknya.

"Gak bisa, hari ini kamu lari keliling lapangan sebanyak dua puluh kali putaran!"Perintah Mr Tobby yang tidak ingin mendapat bantahan.

"Loh kok di tambah sih Mr?" tanya Shabiya tidak terimah.

"Itu karena kamu berani godain saya, ngapain kamu ngedip ngedip mata kayak gitu, dasar cewek genit!" kata Mr. Tobby membuat Shabiya melongo. Tidak percaya Mr, Tobby mengatainya cewek genit. Ah, benar benar menyebalkan. Batin Shabiya.

***

"Huh, huh,, gue sudah capek, sumpah!" kata Shabiya dengan nafas tidak beraturan dan keringat yang sudah bercucuran di dahinya.
Rasanya kepalanya berdenyut sakit terbilang delapan belas putaran yang sudah dilaluinya, berarti tinggal dua putaran lagi, dan Shabiya harus semangat, tapi dia sangat haus.

Ketika Shabiya akan melanjutkan berlari tiba tiba penglihatannya menjadi buram, Sebelum benar benar menutup matanya, Shabiya dapat melihat seseorang menolongnya. Namun ia tidak bisa memastikan siapa orang itu karena kepalanya benar benar pusing. Shabiya hanya merasakan tubuhnya melayang di dekapan seseorang sebelum benar benar kehilangan kesadarannya.

Mendengar Shabiya pingsan dan tak sadarkan diri di tengah lapangan membuat ke tiga sahabatnya panik.
Hisqa, Puput dan Reno dengan cepat berlari menuju ruang UKS dengan perasaan cemas.

"Shabiya lo gak papa?"Tanya Hisqa lirih mendapati Shabiya terbaring lemah.

Shabiya tersenyum tipis dan mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Ah, lo bikin gue panik!"Histeris Puput.

"Benar, lo udah bikin kita panik, sampai sampai rasanya gue gak bisa nafas saat dengar lo pingsan di tengah lapangan!" tambah Reno tak kalah Histeris.

"Lebay lo pada!" Balas Shabiya sambil terkekeh pelan. Membuat mereka mendelik.

"Eh, tapi kalian tau gak yang nolong gue siapa?"Tanya Shabiya penasaran.

"Maksudnya yang nolong saat lo pingsan?"Tanya Puput memastikan.

Shabiya mengangguk cepat mengiyakan."Iya, kalian tau dia siapa??"

Ketiganya menggeleng. Membuat Shabiya kecewa, padahal dia hanya ingin berterima kasih dengan orang itu karena sudah menolongnya. Shabiya tersenyum ketika membayangkan pria itu menolongnya masih Shabiya rasakan betapa hangatnya dekapan pria itu. Ia seperti malaikat penolong. Batin Shabiya dengan tersenyum simpul membuat ketiga Sahabatnya mendengus. Karena menyadari apa yang sedang dipikirkan gadis sinting seperti Shabiya.

***

Vote & Komen ya jangan lupa!

Gak boleh pelit, kata Shabiya hehe..

***

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now