34 - 𝐻𝑜𝑛𝑒𝑦𝑚𝑜𝑜𝑛 2

18.3K 827 57
                                    

~𝒞𝒾𝓃𝓉𝒶 𝒹𝒶𝓁𝒶𝓂 𝓁𝓊𝓀𝒶~

***

"Apa kau akan terus di dalam sana? Keluarlah!" Ucap Althaf.

"Tidak." Jawab Shabiya ketus.

"Hei, kau tidak usah malu aku ini suamimu. Keluarlah Aku sudah lapar!" Ucap Althaf, sudah berapa kali ia membujuk Shabiya tapi wanita itu tetap betah di dalam sana.

"Makan saja duluan, aku juga belum lapar." Jawab Shabiya membuat Althaf menghela nafas menuju ke arah kopernya dan menarik asal T-shirt yang sering dikenakannya.

"Pakai ini!" Ucap Althaf sambil menyodorkan pakaiannnya.

Shabiya menyeritkan dahinya, ini kan baju Althaf. "Apa kau menyuruhku mengenakannya?" tanya Shabiya.

"Iya, pakailah dan cepatlah keluar!"

"Tapi ini pakaianmu!"

"Astaga, cepat pakai saja Shabiya."

"Tapi ini lengan pendek, aku tidak mungkin memakainya, aku kan memakai hijab."jawab Shabiya. Sementara Althaf sudah di buat bingung dengan kelakuan Shabiya.

"Pakai saja atau aku meninggalkanmu sendiri disini, aku ke bawah saja makan malam." Ancam Althaf.

"Jangan! Aku takut sendiri, baiklah aku akan memakainya. Jawab Shabiya cepat dan segera meakai pakaian Althaf yang kebesaran di tubuhnya mungilnya. cukup lumayanlah dibandingkan dengan pakaian berbahan tipis ini. Batin Shabiya. "Tapi ini pertama kali aku tidak mengenakan hijab di depan Althaf, bagaimana ini." gumam Shabiya, gugup.

"Keluarlah!"

Dengan gugup, Shabiya membuka perlahan pintu kamar mandi, dan mendapati Althaf yang sedang berdiri membelakanginya.

"Apa kau belum keluar juga--"Althaf tidak melanjutkan kalimatnya ketika mendapati Shabiya sudah berdiri di hadapannya sambil menundukkan wajahnya. Apakah dia benar benar Shabiya? Rambut panjang itu sangat pas dengan wajah menggemaskan Shabiya.

"Kenapa kau me-na-tapku seperti itu, apakah aku jelek tidak memakai hijab?"tanya Shabiya gugup.

Althaf tersadar, apa apa ini bagaimana ia bisa menatap Shabiya seperti itu. "Kau kan memang selalu jelek!" Jawab Althaf singkat lalu menuju ke arah makanan yang sudah dingin karena Shabiya yang terlalau lama di dalam kamar mandi.

"Issh, dasar pria menyebalkan!" Umpat Shabiya yang masih bisa di dengar Althaf.

"Cepat makan, dan berhenti mengumpat seperti itu." Ucap Althaf.

***

Shabiya menatap jenuh salju yang turun pagi ini, rencananya di hari pertama ia akan jalan jalan di luar bersama Althaf tapi karena pakaian Shabiya yang sudah disipkan menghilang jadi Shabiya harus menunggu Althaf yang sedang pergi untuk membelikannya baju, tapi apakah ada baju muslimah di jual di negara ini. Batin Shabiya.

Shabiya yang sudah tidak tahan untuk bermain salju, membuka sedikit jendela kamarnya dan mengulurkan tangannya, wah ini sangat menyenagkan, tapi kenapa Althaf sangat lama dia sudah tidak sabar ingin berjalan jalan menikmati betapa indahnya ketika salju turun dan bunga sakura berguguran.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Shabiya segera menarik tangannya ketika mendengar suara Althaf." Emm, aku hanya merasakan dinginnya salju." Jawab Shabiya.

Althaf hanya mengangguk." Ini bajumu, pakailah!" Ucap Althaf sambil memberikan Shabiya paper bag berisi gamis beserta hijabnya.

"Wah, ini sangat cantik. Pasti susah mencarinya." Ucap Shabiya, Althaf meneyeritkan dahinya.

"Iya, kamu pasti harus bersusah payah mencari pakaian seperti ini di jepang, iya kan?" Tanya Shabiya.

"Apa kau pikir di negara ini tidak ada wanita muslimah yang membutuhkan pakaian seperti ini."Jawab Althaf sambil tersenyum miring.

Shabiya hanya mengangguk anggukkan kepalanya, mengapa ia tidak memikirkan itu.

"Apakah kita akan jalan jalan?" Tanya Shabiya dengan wajah berbinar.

"Di luar sangat dingin, lagi pula ini masih pagi, mendingan kamu tidur saja, nanti siang kita keluar." jawab Althaf membuat Shabiya kecewa dan mengerucutkan bibirnya.

"kamu saja yang tidur, aku disini saja."Ucap Shabiya lalu mengulurkan kembali tangannya ke arah jendela menikamati salju yang yang turun.

"Kamu bisa sakit."

Shabiya mendengus mengabaikan ucapan Althaf. "Jangan berlebihan, aku tidak berguling guling di atas salju, aku hanya merasakannya betapa dinginnya salju ini. Dan tidak mungkin membuatku sakit."

"Tentu semua salju dingin Shabiya."Dengus Althaf.

"Berhenti mengusikku, jika kamu ingin tidur, maka tidurlah!"Jawab Shabiya sambil mengerucutkan bibirnya.

Althaf menghela nafas lalu bangkit dari atas kasur.
"Pakai mantelmu kita akan berjalan jalan!" Ucap Althaf akhirnya, Ia tahu Shabiya sedang merajuk, memang kekanakan. Batin Althaf.

"Benarkah? Tanya Shabiya berbinar.

"Iya, cepatlah pakai mantelmu!"

Dengan gesit Shabiya memakai mantel yang sudah di sediakan Althaf untuknya. Tapi ketika ingin memasang resleting nya Shabiya sedikit kesusahan.

Althaf yang menyadari itu, segera membantu Shabiya memasang resletingnya, Sementara Shabiya sudah bersusah payah menahan kegugupannya di depan Althaf.

"Sudah selesai, Ayo kita jalan jalan!" Ajak Althaf sambil mengulurkat tangannya di depan Shabiya, membuat Shabiya bingung dan menyeritkan dahinya.

"Apa?" Tanya Shabiya.

"Sini aku pegang, nanti kamu hilang. Terus aku di omelin Mama lagi." Shabiya mendungus, memang dia anak kecil sampai hilang segala.

***

Shabiya menjatuhkan tubuhkannya di kasur, berjalan jalan seharian bersama Althaf sangat menyenangkan.
Dia tidak akan melupakan momen ini, apalagi Althaf terus berlaku manis kepadanya bahkan di depan umum membuatnya jadi malu.

"Apa kamu senang?" Tanya Althaf. Shabiya mengangguk semangat.

"Apakah besok kita akan berjalan jalan lagi?" tanya Shabiya.

"kamu mau kemana?"Tanya Althaf.

"Terserah."Jawab Shabiya dengan senyumnya, entah mengapa melihat senyum Shabiya membuat Althaf legah.

"Sudah malam, tidurlah."Ucap Althaf.

"Kau tidak tidur? Tanya Shabiya ketika Althaf berjalan ke balkon.

"Nanti, aku mau menghubungi Raka sebentar." Jawab Althaf, Shabiya mengangguk dan menarik selimutnya.

Tapi Shabiya tidak bisa memejamkan matanya dan Althaf belum juga selesai dengan urusannya dan Raka. Apakah begitu penting sehingga harus menelfone semalam ini.Batin Shabiya.

Shabiya lalu memilih ke kamar mandi karena ingin buang air kecil. Tapi langkahanya tiba tiba berhenti.

"Iya, aku akan menemuimu besok. Kita akan berjalan jalan, iya sayang. Aku juga mencintaimu."

Deg..

Rasanya jantungnya berhenti berdetak, matanya memanas, apa maksud semua ini Ya Allah? Suamiku sendiri mengatakan cinta kepada wanita lain. Apakah yang dimaksud adalah Hisqa? Jadi wanita itu juga ada di disini, ditempat yang sama. Ya Allah, suaminya sendiri telah menipunya ternyata ia juga mengajak kekasihnya berlibur dan menjadikan alasan berbulan madu dengannya.

Cinta Dalam LukaWhere stories live. Discover now