1 - Meeting

7.7K 370 89
                                    

Dan memang benar, di awal kehidupanku yang baru terdapat liku-liku yang berbeda.

-Icha Febrina

***

Bel istirahat berbunyi.

Semua murid bersemangat menuju kantin. Ini waktu yang ditunggu untuk mengisi kesosongan perut mereka.

Icha dan Raisa segera menuju kantin, Icha lapar sekali hari ini. Icha dan Raisa segera memesan bakso dan es teh.

Tak lama, ibu kantin memberikan pesanan mereka.

"Cha lo ikut ekstra apa?" tanya Raisa sembari melahap bakso dihadapannya.

"Paskibra dong," jawab Icha antusias.

"Oh, kenapa?"

"Emang suka."

Mereka kembali memakan bakso dihadapannya.

Icha memang dari SMP mengikuti ektrakulikuler Paskibra. Icha sangat suka. Baginya, ada yang istimewa di Paskibra. Apalagi di SMA ini ekstra Paskibra selalu menang. Ini adalah satu-satunya alasan mengapa Icha masuk SMA ini.

***

Hari menjelang sore, ini awal ekskul Icha yang baru. Icha memang sedikit lelah, tapi ia ingin tau apa saja yang dipelajari di ekstra Paskibra ini.

Setelah mengganti baju, Icha segera menuju lapangan utama. Pembina belum datang, mereka diperintahkan untuk latihan terlebih dahulu.

Pada saat latihan, tak sengaja bola basket terkena kepala Icha.

Bruk..

Icha pingsan sebab bola basket tersebut terkena bagian kepala Icha cukup keras. Ia tidak dapat menopang tubuhnya, anak paskibra langsung membopong Icha ke UKS. Sedangkan yang lain menemui anak basket yang tadi bermain sampai mengenai kepala Icha.

"Heh kalian, siapa yang bermain bola basket tadi sampai mengenai kepala teman saya?" tanya salah satu anak Paskibra.

"Gue kenapa?"

Laki laki tersebut berjalan santai mendekati anak pasibra yang diketahui bernama Steven Alvian Ardiansyah memang terkenal dengan ketampanannya tapi dia Bad di SMA ini. Dia bad tapi genius.

"Tolong temui teman saya di UKS tadi, kamu harus tanggung jawab!" suruh anak Paskibra dengan tegas.

"Oke," Steven mengiyakan saja tidak ingin memperpanjang masalah.

Steven melangkah menuju UKS, ia malas berurusan panjang nantinya. Ia tidak suka beradu mulut lagi dengan anak paskibra.

Saat Steven sampai di UKS, terlihat di ranjang UKS gadis mungil berbaring dengan wajah pucat. Icha masih belum sadar. Steven pergi saja, ia berpikir pasti kondisi gadis tadi baik baik saja. Lagipula ia tidak mengalami luka yang serius.

Saat di ambang pintu,Icha bangun, lalu memanggil Steven. Yang dipanggil pun menoleh.

"Heh gue boleh minta tolong?" pinta Icha dengan memegang kepalanya yang sedikit pusing.

Lalu Icha dengan pelan-pelan mengubah posisinya menjadi duduk.

Steven tidak menghiraukan Icha dan pergi begitu saja dari hadapan Icha. Icha kesal sendiri, awas saja jika bertemu lagi.

Tak lama ada yang datang. Icha menoleh ke arah pintu.

"Ini ada roti sama teh hangat dimakan ya," titah laki-laki itu.

"Iya kak makasih," ucap Icha dengan tersenyum.

Ia menerima roti yang diberikan Dani lalu memakannya sampai habis.

"Oh iya, kenalin gue Dani Alvian Ardiansyah, anak Paskibra," ucap Dani sembari menyodorkan tangan.

"Iya, saya Icha Febrina," ucap Icha sembari menerima tangan dari Dani.

"Kak, makasih loh ya udah repot-repot bawain makanan," ucap Icha tak enak karena mereka baru saja kenal.

"Iya, nggak ngerepotin kok."

"Lo anak baru ya, kok nggak pernah lihat?" tanya Dani setelah mengamati Icha.

"Iya kak, saya murid baru,"jawab Icha sembari tersenyum canggung.

"Udah agak sore ini, ayo pulang, gue antar, nanti gue yang izinin ke pembina," ajak Dani.

Icha mengiyakan ajakan Dani dan mereka sekarang melangkah menuju parkiran. Icha melangkahkan kakinya pelan pelan, kepalanya sedikit pusing untuk berjalan.

Selama perjalanan tidak ada yang bicara hanya angin yang menemani mereka. Dani tidak suka keadaan canggung seperti ini.

"Cha."

"Kak."

Keduanya memanggil bersamaan.

"Lo duluan aja Cha."

"Iya, kak Dani mulai kapan ikut ekstra paskibra?" tanya Icha.

"Mulai kelas sepuluh," jawab Dani.

"Oh," Icha mengangguk anggukan kepalanya.
"Emang kak Dani mau tanya apa?" tanya Icha.

"Nggak jadi," jawab Dani.

Meskipun Icha sangat penasaran tapi Icha tidak bisa memaksa. Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Icha.

"Udah sampai nih," ucap Dani.

"Iya kak, makasih," Icha tersenyum manis dan turun dari motor Dani.

"Iya."

***

Terima kasih telah membaca cerita LOVE VIBES

1-5 KATA UNTUK PART INI!

Vote and komen hehe💛

Selalu baca cerita ini dan tunggu part selanjutnya❤

Salam,

Reva Adhia

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang