15 - Really?

2.6K 148 15
                                    

Apakah benar kau mempunyai rasa kepadaku?

-Steven Alvian Ardiansyah

***

Setelah mengantarkan Icha lomba, Steven kembali ke warung dekat sekolah. Sesudah membuka helm nya, ia menyisir rambutnya dengan jari jarinya yang tadi sedikit berantakan. Terlihat Dimas dan Rama yang sedang berbincang.

Steven duduk di dekat Rama. Terlihat bahwa wajah Rama dan Dimas yang senyum senyum tidak jelas dari tadi, membuat Steven mengerutkan kening.

"Kenapa sih lo berdua?" heran Steven.

"Kayak nya lo suka sama Icha ya?" tukas Dimas.

"Apaan sih lo berdua! Gue nggak suka sama dia," celetuk Steven.

"Masa sih?" goda Rama.

Setelah mengatakan itu, Rama mendapat tatapan mematikan dari seorang Steven. Sedangkan Rama hanya nyegir tak berdosa.

Kedua temannya tertawa renyah. Tapi, tak lama kemudian mereka menghentikan tawanya karena ucapan Dimas.

"Ma, lo kapan sih nembak temennya Alysya?" tanya Dimas penasaran.

"Mati lah," jawab Rama logis sembari melahap cilok di tangannya.

Steven hanya mendengarkan perbincangan mereka.

"Maksud gue kapan ngajak pacaran," jelas Dimas.

"Oh, nggak tau," ucap Rama.

"Kasian Ma anak orang lo gantungin," ujar Dimas.

"Iya tuh, kasian," tambah Steven.

"Gue nunggu waktu yang tepat kawan kawan," balas Rama.

"Oh," serempak Dimas dan Steven.

"Dim, emang lo kok bisa cepet banget deket sama temennya Icha?" tanya Steven.

"Alysya maksud lo?" Dimas memastikan.

"Ya iya lah, masa Mbak Muna!" sergah Steven.

Mendengar namanya disebut, Mbak Muna selaku penjaga warung menyahutinya.

"Ada apa ya Mas?" tanya Mbak Muna.

"Nggak papa kok,dia ngefans sama Mbak," ujar Rama yang menahan tawa sembari menunjuk Steven.

Sedangkan Dimas tertawa renyah, dan Mbak Muna senyum malu malu.

"Nggak kok Mbak," ucap Steven.

"Oh yaudah,saya balik ya," pamit Mbak Muna.

"Anjir lo berdua!" cerca Steven.

"Mangap mangap," ucap Rama.

"Maap yang bener dodol." Dimas membenarkan.

"Iya iya, maap typo." Rama hanya nyengir tak berdosa.

Dimas Dan Steven menghela napas panjang, ada ada saja bahasa yang diucapkan Rama. Mungkin itu bahasa planet lain.

"Gue sih pertama kali ketemu Alysya di ruang serbaguna, pas kita disuruh pak Pandu. Dia terlihat istimewa di mata gue, gue berharap dia bisa satu kelompok sama gue. Ternyata terkabul, gue bisa satu kelompok sama Alysya. Disitu gue coba tanya tanya ke dia, eh dia juga kayaknya suka sama gue, akhirnya gue memutuskan untuk jadiin dia pacar gue," jelas Dimas.

Kedua temannya mengangguk anggukan kepalanya.

"Eh, gue lihat nih Stev. Kayaknya kakak lo suka sama Icha, tapi Ichanya biasa aja alias nggak suka sama kakak lo," ungkap Dimas serius.

LOVE VIBESWhere stories live. Discover now