49 - Broken

1.6K 101 37
                                    

Tak perlu sibuk mencari dia, sudah pasti ia dengan orang lain. -Icha Febrina.

***

"Cha, lo ngapain hujan-hujanan kaya gini?"

Orang itu dengan pelan-pelan berjalan mendekati Icha, ia sangat khawatir akan keadaan Icha yang sekarang ini.

"Lo nggak papa, kan?" tanya Kevin dengan raut wajah khawatir.

Icha menangis dengan memejamkan mata. "Kak Kevin-"

Tanpa aba-aba, Icha memeluk Kevin. Kevin langsung terkejut akan hal itu, bukan karena tubuh Icha yang basah, tapi karena Icha yang memeluk Kevin erat. Kevin tak akan marah jika bajunya harus basah juga karena Icha, ia hanya khawatir terjadi apa-apa pada Icha.

Kevin hanya diam, sama sekali tak membalas pelukan itu. Ia hanya sedikit kaget Icha tiba-tiba memeluknya.

"Nggak baik lo hujan-hujanan kaya gini. Ayo pulang ke rumah gue, nanti ada Alysya yang bakal nemenin lo," ajak Kevin dengan sedikit kaku.

Mendengar itu, Icha langsung melepas pelukannya. Kevin menuntun Icha ke dalam mobil dan akhirnya mereka pergi dari jalan yang sepi itu dengan mobil Kevin.

Saat di dalam mobil, keadaan canggung. Icha masih sibuk melamun dan Kevin sibuk memandang jalanan yang sedikit tak jelas karena air hujan.

Tapi, Icha tiba-tiba mencurahkan isi hatinya saat ini kepada Kevin. Icha kemudian mengusap kedua pipinya yang memang basah dari tadi.

"Gue nggak ngerti kak, sama diri gue sendiri."

Kevin hanya diam saja, hanya mendengarkan tanpa menanggapi ucapan Icha. Kevin membiarkan Icha bicara sepuasnya untuk melampiaskan semua kesedihan yang Icha alami saat ini.

"Gue mau Indira temen gue bisa bahagia, tapi kenapa kebahagiaan Indira itu juga menyangkut kebahagiaan gue. Indira sakit kanker kak, dia suka sama Steven. Indira minta gue untuk membiarkan Steven sama Indira dan gue harus jauhin Steven, gue jadi nggak tega kak. Jadi gue akhirnya menerima permintaan Indira itu-"

Belum sempat Icha melanjutkan, Kevin sudah memotongnya dengan cepat.

"Lo terlalu bego jadi orang."

Lima kata yang diucapkan tadi dari mulut Kevin membuat Icha menjadi kesal dan kesedihannya semakin bertambah.

"Lo kok nggak ngerti banget sih Kak, gue itu pingin curhat. Gue nggak butuh ceramah, cukup lo diem dan dengerin apa yang gue omongin," balas Icha ketus dan kesal.

Sedangkan Kevin hanya menatap lurus ke depan tanpa berdosa, ia hanya diam.

"Belum seminggu gue aja nggak kuat, gue nggak ngerti lagi kak. Lihat Steven sama orang lain aja udah buat hati gue sakit, sekarang gue bukan prioritasnya kaya dulu lagi. Dan soal tadi, Steven pulang sekolah ngajak gue jalan. Tapi ternyata Indira sakit dan sekarang lagi di opname, jadi Steven harus ke rumah sakit untuk nemenin Indira. Dan sekarang gue harus apa Kak?" tanya Icha dengan mata yang berkaca-kaca.

Kevin hanya diam, mulutnya terbungkam. Ia hanya mendengarkan Icha.

"Kak lo kok diem aja sih! Gue tanya nggak dijawab!" kesal Icha.

Kevin menoleh ke arah Icha.
"Katanya suruh diem, lo kok ribet banget sih."

Icha melipat tangan di depan dada.
"Terserah lo ah Kak."

Akhirnya mereka sampai di rumah Alysya, Icha dan Kevin turun dari mobil. Setelah itu mereka masuk ke dalam rumah, saat di ruang tengah, Alysya terkejut melihat Icha basah kuyup seperti ini. Alysya langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Icha.

Alysya memegang kedua bahu Icha dengan khawatir, ia kaget Kevin bisa bersama Icha.
"Cha, lo nggak papa kan? Lo kok bisa ketemu kakak gue? Kok bisa basah kuyup kaya gini?"

"Lo tanya aja sama temen lo yang bego itu," sahut Kevin dan langsung menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya.

Alysya melongo ditempat, sungguh ucapan Kevin tadi sangat pedas. Tapi dengan cepat Alysya tersadar, ia langsung mengajak Icha untuk ke kamarnya.

Saat sampai di kamar Alysya, Icha disuruh mengganti seragam yang basah itu. Alysya meminjamkan bajunya dan Icha segera mengganti baju di kamar mandi Alysya.

Selesai mengganti bajunya, Icha duduk diranjang dan tepatnya di samping Alysya.

Alysya menoleh ke arah Icha dengan mata penuh selidik, ia sangat kepo kenapa Icha bisa bertemu dengan Kevin kakaknya.

"Sekarang lo ceritain semuanya ke gue, kok bisa sih lo sama kakak gue? Dan kenapa kok lo hujan-hujanan kaya gini? Lo kurang bahagia di masa kecil?" tanya Alysya.

Icha berdesis mendengar pertanyaan berbondong dari mulut Alysya. "Jadi gini, gue sama Steven mau jalan. Tapi ternyata, Steven harus ke rumah sakit untuk nemenin Indira. Gue sakit lihat Steven udah nggak memprioritaskan gue kaya dulu, gue rindu banget sama kebersamaan kita."

Alysya memutar bola matanya dan berdecak. "Siapa suruh lo nurutin permintaan bodoh cewek itu. Dan sekarang lo lihat, dia menang. Dia bisa buat Steven nggak lagi sama lo dan nggak memprioritaskan lo lagi. Gue juga bingung, lo itu jangan polos amat jadi orang. Kan sekarang gini jadinya."

Icha menundukkan kepalanya, merenungkan semua ucapan Alysya. Semua yang dikatakan Alysya benar, semua ini terjadi karena Icha sendiri. Cukup lama Icha melamun dan hal itu membuat Alysya merasa bersalah karena mulut dia yang tidak bisa dikontrol.

"Maaf, Cha. Maafin omongan gue yang pedas ini, plis lo jangan diem aja gitu. Maafin gue ya?" ujar Alysya dengan menepuk pundak Icha.

Icha tersenyum pedih, lalu ia menatap Alysya dengan mata yang sendu. "Semua yang lo omongin benar, Sya. Gue emang bodoh, tapi gue nggak salah kan kalau buat orang bahagia disisa hidupnya?"

Alysya mengerti semua kesedihan Icha, ia hanya bisa mengelus punggung Icha. "Lo nggak salah, tapi itu membuat lo sakit."

Saat Icha ingin berbicara, Alysya sudah menutup mulut Icha dengan tangannya. "Jangan bilang nggak papa. Nangis-nangis masih aja bilang nggak papa. Udah lo diem sekarang."

Alysya lalu melepaskan tangannya dari mulut Icha, lalu Icha ingin berbicara.

"Sya, gue mau pulang sekarang," ucap Icha.

"Yaudah ayo kita ke kamar Kak Kevin, biar dia anterin lo," ajak Alysya dengan menarik tangan Icha untuk mengikutinya.

Saat mereka sampai di depan kamar Kevin, Alysya langsung membuka pintu tanpa izin. Terlihatlah Kevin yang hanya memakai handuk, bagian dadanya terbuka bebas. Perut ototnya yang sixpack. Hal itu membuat Alysya menutup mata, Icha yang melihat itu juga langsung menutup matanya.

"Kak! Lo bisa nggak sih pakai baju sekarang!" titah Alysya dengan kesal.

Kevin hanya acuh, "salah sendiri nggak ketuk pintu."

"Habis ini lo anterin Icha pulang, kasian dia," ucap Alysya masih menutup mata.

"Udah sana lo pergi tutup pintu. Nanti kalau udah siap gue turun," sahut Kevin.

Alysya pun langsung menutup pintu kamar Kevin, matanya ternodai. Alysya dan Ichapun kembali membuka matanya.

"Gue nggak nyangka kalau kakak gue juga punya abs kaya jungkook," ujar Alysya dan tidak ditanggapi oleh Icha.

***

Kasiaan nggak sama Icha?

Maaf baru update, aku uas hehe. Maafin yaa

Jangan bosen sama cerita ini yaa, paati akan kebongkar siapa yang ngirim Icha pesan.

Jangan lupa vote and comentnya❤

Salam

Reva Adhia

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang