57 - Goodbye Indira

1.7K 105 48
                                    

Lihat judulnya udah bikin seneng ga? :v

Atau kalian sedih? :v

Tenang, mungkin ini yang kalian nantikan setelah lamanya wkwkwk :D

🎶: Ina Wroldsen - Strongest

***

Bel pulang sekolah berbunyi, Steven, Rama, dan Dimas cepat-cepat mengemasi semua alat tulis dan bukunya. Saat mereka bertiga selesai dan hendak pergi dari kelasnya, Dimas merasa ponselnya bergetar berkali-kali karena ada telfon masuk dan menghentikan langkahnya. Dimas lalu merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya itu.

Saat melihat siapa penelfon itu, Dimas mengerutkan kening dan tatapannya mengarah kepada Steven.

"Stev, lo ngapain nelfon gue? Lah sekarang lo disini dan nggak bawa ponsel, ini benaran lo kan?" tanya Dimas bingung dan masih membiarkan ponselnya bergetar.

"Angkat aja," jawab Steven datar dan langsung diiangguki oleh Dimas.

Dimas menerima panggilan itu dengan sedikit ragu, tapi tak lama ada suara perempuan yang terdengar lemas sekali.

"Maaf ya, Dim. Aku nelfon kamu, ini aku Indira. Tolong kasih ponsel kamu ke Steven ya."

Dimas yang mendengar itu langsung memberikan ponselnya ke Steven, lalu dengan cepat Steven menerimanya.

"Ada apa?"

"Stev, kamu bisa ke rumah sakit nggak sekarang? Kalau bisa ajak Icha juga ya."

"Bisa. Oke, gue akan ajak Icha."

Sambungan telfon itu terputus sepihak, Stevenpun segera mengembalikan ponsel itu kepada Dimas. Dimas dan Rama menatap Steven penuh tanda tanya, Stevenpun mengerti arti tatapan itu.

"Dia minta gue ke rumah sakit sekarang," ujar Steven dan membuat Rama serta Dimas mengganggukkan kepalanya mengerti.

"Yaudah gue duluan," pamit Steven dan melangkah pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

***

Steven mulai berjalan ke kelas Icha untuk menemui cewek itu, meski sedikit malas tapi ini Indira yang meminta, jadi Steven mau tidak mau harus menurutinya.

Tapi saat ia berada di depan koridor yang tak jauh dari kelas Icha, Steven menemukan Icha yang sedang berbicara sendiri dengan raut muka kesal. Beruntung di koridor ini sudah sepi, Stevenpun berjalan mendekat dan menghampiri Icha.

Saat sudah dekat, Steven menghentikan langkahnya dan mendengar Icha menyebutkan namanya.

"Steven nyebelin!" cerca Icha dengan mencak-mencak. Steven berada di belakang Icha, jadi Icha tidak bisa mengetahui bahwa Steven ada di sini.

"Suka maksa! Sok dingin! Ngomong aja kali kalau masih peduli sama Icha, nggak usah gengsi gitu!" Icha mulai marah-marah sendiri.

Sedangkan Steven yang mendengar itu hanya menghela napas.

"Lo aja yang kepedean."

Suara itu membuat langsung membuat Icha terdiam, matanya melotot. Icha sangat mengenalinya, suara yang familiar baginya. Icha meringis pelan, ia tak berani membalikkan badannya. Sedangkan mulutnya tak berhenti mengucap doa agar dia bisa menghilang saat ini juga, tapi itu mustahil.

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang