26 - Decision

2.1K 124 19
                                    

"Saya-" Icha menggantung ucapannya. "Saya minta maaf kak, saya nggak bisa nerima Kak Dani, maaf ya Kak."

Dani yang mendengar itu menghela napas panjang lalu tersenyum.

Icha masih menunduk. Ia meremas rok bawahnya kuat kuat.

"Nggak papa Cha, gue nggak jadi pacar lo-" Dani menggantung ucapannya.
"Asalkan jangan larang gue untuk selalu deket sama lo Cha."

Icha yang mendengar itu langsung mengangkat kepala dan menatap Dani. Tatapan itu sulit untuk diartikan.

"Yaudah gue pulang dulu ya," pamit Dani sembari mengacak acak rambut Icha.

Icha masih diam tak berkutik. Lalu ia menatap ke bawah. Ia menarik napas lalu membuangnya.

Icha pun masuk ke dalam rumahnya.

***

Saat di kamar, Icha duduk di kursi meja belajar. Icha mencoba memfokuskan dirinya untuk mempelajari materi olimpiade nanti. Dipikirannya hanya ada ucapan Dani yang membuatnya pusing.

Icha yakin Dani pasti sakit hati karena penolakan Icha. Tapi, Icha juga tidak bisa memaksakan dirinya untuk menerima Dani. Karena dari awal, Icha hanya menganggap Dani seperti kakaknya sendiri.

Icha hanya memutar pensilnya, ia tidak boleh seperti ini terus. Ia harus belajar dengan serius agar tidak mengecewakan sekolahnya.

"Maafin gue Kak," gumam Icha.

Icha pun kembali memfokuskan dirinya untuk mempelajari buku dihadapannya yang berisi tentang materi olimpiade.

***

Dani pulang ke rumah dengan langkah tak bersemangat. Ia tidak tau mengapa Icha menolaknya. Baginya, semua dalam dirinya sudah bisa menaklukkan hati perempuan. Tapi, nyatanya tidak untuk Icha.

Tapi Dani tidak boleh menyerah begitu saja, ia masih bisa dekat dengan Icha meskipun hanya sebatas teman. Dani akan memanfaatkan waktu itu untuk mendapatkan hati Icha kembali.

Steven yang duduk di ruang tengah melihat kakaknya seperti itu membuatnya mengerutkan kening.

Dani pun berjalan ke arah Steven. Ia langsung duduk disamping adiknya.

"Kenapa?" tanya Steven.

"Nggak papa," jawab Dani.

"Lo bilang lo nggak papa berarti ada apa- apa," ujar Steven dan melirik Dani.

"Icha nolak gue," ucap Dani tiba-tiba.

Tiga kata yang meluncur dari mulut Dani membuat Steven terdiam cukup lama. Di dalam hatinya ia senang, tapi di sisi lain, Steven juga merasa kasihan pada kakaknya itu.

Steven tidak tau apa alasan Icha menolak kakaknya. Padahal, dimata Steven kakaknya sangat pintar, tampan, ramah. Apa yang kurang?

"Apa yang kurang dari gue Stev?" tanya Dani lesu.

"Nggak ada," jawab Steven seadanya.

"Udah nggak usah lesu, masih banyak cewek diluar sana," lanjut Steven menyemangati.

"Tapi gue cuma suka sama Icha," ujar Dani dengan menghela napas.

Steven tidak bisa membalas perkataan Dani, ia memiluh untuk diam.

"Gue ke atas dulu," pamit Dani dan beranjak dari duduknya.

Saat Dani sudah meninggalkan ruang tengah, Steven kembali memikirkan apa yang Dani katakan tadi.

Jadi, Steven menyimpulkan bahwa Icha menerima sarannya. Ia bukannya berniat menyuruh Icha untuk menolak Dani, ia hanya memberi saran tidak lebih dari itu.

LOVE VIBESWhere stories live. Discover now