60 - Problem

1.6K 95 12
                                    

Pelan-pelan ya bacanya :v

Aku diam bukan berarti tidak tau apa-apa. Ingin menanyakan tapi ragu, karena keadaan sama sekali tidak mendukung. Biarlah seperti ini saja dulu, terlihat baik-baik saja meski hati rapuh.

🎶: Shawn Mendes - There's Nothing Holding Me Back.

***

Steven sebenarnya tidak ada latihan basket, ia memang sengaja tidak mau mengantar Icha. Steven ingin melihat Icha mandiri, itu saja. Ia mengikuti Icha diam-diam mulai dari kelas Icha hingga gerbang sekolah.

Sebenarnya Steven ingin mengejutkan Icha dengan kehadirannya, tapi yang Steven lihat malah Icha masuk ke dalam mobil seseorang.

Steven menatap mobil itu lekat, lalu ia tahu siapa pemilik kendaraan beroda empat itu. Steven hanya bisa tersenyum miring, entah itu senyum dalam artian apa. Steven harus ke rumah Icha, untuk memastikan apa yang tadi dilihatnya benar atau tidak.

***

Saat sampai di depan gerbang rumah Icha, Kevin turun dari mobilnya dan membukakan pintu pada Icha. Icha sebenarnya tidak mau canggung seperti tadi, tapi mau bagaimana lagi, tak ada lagi yang harus dibicarakan.

"Makasih, Kak," ucap Icha seraya tersenyum kaku.

Kevin mengacak-acak rambut Icha gemas disertai senyum yang membuat siapa saja meleleh. Icha tak nyaman akan ini, tapi entah kenapa ia diam saja.

"Iya, sama-sama," balas Kevin disertai tatapan hangat. "Cha?"

Icha menatap Kevin dengan ragu. "Apa, Kak?"

"Gue boleh peluk lo untuk yang terakhir kalinya?" pinta Kevin dengan mata yang sendu.

Icha menundukkan kepalanya dalam-dalam, berharap mendapat jawaban dari hatinya. Icha menghela napas, lalu akhirnya ia memberanikan diri untuk menatap mata hitam milik Kevin. Kevin terlihat sangat berharap, dari tatapan matanya Icha sangat tau.

"Iya, Kak," jawab Icha dan membuat Kevin mengembangkan senyumnya.

Kevin menarik Icha ke dalam pelukannya yang sangat hangat, Icha diam tak berkutik. Tubuhnya terasa kaku semua, entah karena apa. Kevin semakin memeluknya erat, lalu sampai akhirnya Icha membalas pelukan itu.

"Makasih, Cha," ucap Kevin dan melepaskan pelukan itu.

Icha tersenyum. "Sama-sama, Kak. Yaudah gue masuk dulu," pamit Icha dan meninggalkan Kevin sendirian.

Kevinpun pergi dan masuk ke dalam mobilnya. Tidak tau kenapa setelah pelukan itu, Kevin merasa senang dan tenang. Kevinpun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

***

Setelah selesai mandi, Icha duduk di pinggiran ranjang. Lalu ia mengembangkan senyumnya, merasa bahagia karena semua berjalan seperti dulu lagi. Icha berharap Kevin tidak akan datang lagi dihidupnya, bukan karena benci atau tak suka, tapi Icha tak mau memberi harapan lebih pada Kevin.

Icha senang bisa bertemu orang seperti Kevin, orangnya kadang menyebalkan kadang menyenangkan. Tapi, ia sekarang lebih fokus pada hubungannya dengan Steven.

Steven mulai peka dan tidak terlalu dingin padanya. Steven membuatnya selalu tersenyum, meski kadang Steven menyebalkan.

Saat Icha ingin mengambil buku ditasnya untuk belajar, ada suara getaran dari ponselnya. Hal itu membuat Icha langsung mengurungkan niatnya sebentar untuk belajar dan melihat siapa yang memberinya pesan.

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang