59 - Meet Again

1.7K 105 19
                                    

Hari berjalan semakin cepat, tak terasa besok akan menjadi hari yang menentukan semua murid SMA Sriwijaya akan naik atau tidak. Besok akan dilaksanakan ujian kenaikan kelas, itu membuat semua murid SMA Sriwijaya hari ini tidak melakukan pembelajaran agar mereka semua bisa rileks dan siap untuk menjalani ujian besok.

Semua murid senang karena hari ini jamkos, ada yang duduk melingkar sembari menggosip, ada yang tidur, ada yang sedang mabar mobile legend, dan ada juga yang melakukan boomerang agar tidak bosan.

Tidak bagi Icha, dia sekarang berada di perpustakaan bersama Steven untuk belajar bersama. Mereka berdua kembali dekat sejak permasalahan semua itu selesai, hubungan mereka sekarang sudah membaik.

"Stev," panggil Icha.

Steven menatap Icha. "Apa?"

Kepala Icha perlahan menunduk. "Maafin Icha, ya. Selama ini Icha salah paham sama Steven, ternyata ponsel Steven ada di Indira," ucap Icha melirih.

"Nggak papa," jawab Steven singkat.

"Tapi kenapa Steven nggak pernah bilang ke Icha kalau ponsel Steven selama ini ada di Indira?"

"Nggak sempat," sahut Steven tenang.

Icha hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Tiba-tiba, Icha merasa kerongkongannya kering, butuh asupan air. Ia ingin ke kantin, tapi ia sangat malas kemana-mana. Akhirnya ada ide cemerlang yang terlintas di otak Icha, ia berharap Steven mau menurutinya.

"Stev," panggil Icha.

Steven menghentikan aktivitas membacanya lalu menatap ke arah Icha. "Apa?" sahut Steven cepat.

"Icha haus, mau beli yang seger-seger," ujar Icha memelas dan memberi kode.

Steven menghela napas. "Ya ke kantin."

Icha berdecak sebal karena Steven tak peka juga. Icha akhirnya memutuskan untuk tidak memberi Steven kode, ia akan memintanya langsung.

"Stev, Icha males mau ke kantin," rengek Icha. "Steven mau nggak beliin Icha minuman?"

"Kaki lo masih berfungsi kan?" balas Steven dingin. Lalu Steven kembali melakukan aktivitas membacanya.

Pacar macam apa itu? Sama sekali tak mengerti. Sungguh, Icha sangat kesal dan marah kepada Steven. Tapi Icha tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya pasrah. Wajahnya terlihat lesu dan tak bersemangat, ia menggerutu dalam hati. Apa pacarnya ini tidak kasihan melihat ia kehausan seperti ini?

Steven melirik Icha yang masih kesal, baginya, Icha menggemaskan saat ini. Steven beranjak dari duduknya, lalu melangkah pergi dari perpustakaan. Icha merasa terkejut karena Steven tiba-tiba pergi tanpa pamit, Ichapun memanggil Steven.

"Stev? Mau kemana? Icha kok ditinggal sendiri sih!" seru Icha bertambah kesal.

Steven menghentikan langkahnya, lalu membalikkan tubuhnya dan menatap Icha dengan senyum hangat.

"Beli minum," jawab Steven lembut. "Tunggu, gue nggak lama."

Steven pergi dari hadapan Icha dan melangkah menuju kantin. Senyum Icha langsung mengembang, Steven memang sulit ditebak. Ia membuat Icha mudah membolak-balikkan moodnya, pipi Icha merah mendengar itu.

Tak butuh waktu lama, Steven datang dengan tangan yang membawa lemon tea. Setelah itu, Steven duduk di samping Icha. Steven memberikan botol lemon tea kepada Icha yang kelihatan sangat haus dan mata yang berbinar.

Icha menerimanya dengan senang hati. "Makasih, Stev."

Steven mengangguk, lalu ia mulai meneguk lemon tea sampai setengah botol. Apalagi Icha, ia meminum lemon tea itu sampai habis tanpa sisa dan tanpa jeda. Steven geleng-geleng melihat tingkah Icha.

LOVE VIBESWhere stories live. Discover now