39 - Olympiad

1.7K 113 14
                                    

Hari ini adalah hari yang istimewa bagi Icha. Inilah waktu yang ditunggu-tunggu untuk membawa nama baik sekolah. Semalaman, Icha belajar dengan giat. Ia mempelajari semuanya yang dijelaskan oleh Steven dan Pak Seno.

Icha juga mengikuti pembinaan kemarin yang terakhir, ditambah lagi Icha juga belajar bersama Steven di rumahnya setelah pembinaan.

Icha menguncir rambutnya dan memakai name tag serta keperluan yang dibutuhkan. Icha hari ini berangkat dengan Steven, mereka berdua sudah janjian.

Setelah selesai sarapan, Icha naik ke lantai dua untuk menemui dan menyalami mamanya yang berada di kamar. Ia ingin Anita mendoakannya agar Icha bisa mengerjakan semua soal yang diberikan dan bisa menang.

"Doain Icha ya Ma, semoga Icha menang," kata Icha dengan menyalami mamanya.

Anita mengelus rambut Icha lembut.
"Iya, Mama kan selalu doain kamu."

"Yaudah Ma, Icha berangkat, Assalamualaikum," pamit Icha dan melangkah pergi dari kamar Anita.

"Iya, Wa'alaikumsallam."

Icha menuruni tangga dan menuju ke luar. Saat di teras rumah, Icha sudah menemukan Steven yang berada di kursi teras rumahnya. Steven memandang lurus ke depan, ia masih belum sadar bahwa Icha sudah ada di sini.

"Ayo Stev berangkat!" ajak Icha dengan semangat.

Steven beranjak dari duduknya. "Sebentar, gue mau ke Mama lo dulu."

"Ngapain?" tanya Icha.

"Minta restu biar menang," jawab Steven dan langsung pergi dari hadapan Icha.

Icha pun menganggukkan kepalanya mengerti, ia pun duduk di kursi teras menunggu Steven. Lama-lama Icha bosan, ia hanya mengetuk meja yang berada didekatnya dengan jarinya.

Steven akhirnya muncul juga, ia lalu menutup pintu tumah. Icha langsung beranjak dari duduknya.

"Kok lama?" tanya Icha ingin tau karena Steven terlalu lama meninggalkannya.

"Mama lo katanya rindu gue," jawab Steven.

Icha yang mendengar itu hanya memutar bola matanya dan berdecih. Ia kemudian berjalan menuju motor Steven diikuti Steven di belakangnya.

Setelah keduanya memakai helm, mereka langsung berangkat membelah jalanan yang padat. Sudah wajar, pagi-pagi saat ini pasti semua orang pergi ke sekolah dan ke kantor.

"Stev," panggil Icha.

Steven memandang Icha melalui kaca spion motornya. "Hm."

"Emang ngomongin apa aja sama Mama?" tanya Icha penasaran.

"Kata Mama lo, gue tambah ganteng aja," jawab Steven jujur.

Icha berdecak kesal, sifat sombongnya kembali. "Kepedean banget sih!"

"Emang fakta, Cha," balas Steven.

Icha pun memilih untuk diam dan mengabaikan ucapan Steven tadi. Steven tetaplah Steven yang dulu, yang sombong dan tidak peka.

Akhirnya mereka berdua sampai di sekolah. Setelah melepaskan helm, mereka segera menuju LAB untuk bertemu dengan Pak Seno yang akan menemani mereka menuju SMA Antartika yang menjadi tempat dimana mereka akan lomba. Mereka berdua berjalan sedikit cepat.

Akhirnya mereka berdua sampai di LAB, di sini sudah terdapat Pak Seno yang menunggu mereka. Keduanya berjalan mendekat ke arah Pak Seno, Pak Seno pun langsung menyadari keberadaan Icha dan Steven.

"Akhirnya kalian datang, ya sudah kita berdoa sebelum berangkat. Ingat, kerjakan soal yang mudah dulu, soal yang sulit kalian lewati dan beri tanda agar tidak lupa. Jangan terburu-buru, kalian harus saling membantu satu sama lain," ucap Pak Seno panjang lebar.

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang