2 - Incident In Canteen

6K 325 70
                                    

Inilah kehidupan dan liku-liku yang berbeda.

-Icha Febrina

***

Seperti biasa, Icha selalu bersemangat untuk sekolah. Ia juga senang bertemu dengan Dani. Dan di sisi lain, Icha tidak senang bertemu dengan Steven.

Bel istirahat berbunyi.

Icha dan Raisa menuju kantin. Raisa bersemangat karena Icha mentraktir hari ini. Raisa segera memesan siomay dan jus jambu.

Saat Icha dan Raisa makan, tiga laki laki datang menghampirinya. Icha dan Raisa menghentikan aktivitasnya.

"Eh,lo nggak tau ya?! ini itu tempat gue!" bentak Steven setelah tau tempatnya digunakan orang lain.

Icha sedikit menggebrak meja dan berdiri. Ia kesal karena ada yang mengganggu aktivitas makannya.

"Bodo amat, ini bukan lo kan yang beli?!nggak usah sok berkuasa disini!" balas Icha ketus.

Sedangkan Raisa? dia hanya diam dan terlihat ketakutan.

"Lo udah berani ya sama gue."
Suara itu yang membuat Icha merinding mendengarnya.

Keberanian itu hilang dalam sekejap karena ucapan Steven.

Sedangkan teman teman Steven? hanya tertawa ringan dan tatapan meremehkan.

Suasana di kantin menjadi hening dan Icha menjadi tontonan para warga sekolah.

Icha memilih mengajak Raisa pergi daripada membuat kekacauan di kantin. Namun, tangan Steven menahannya. Dengan cepat, Icha melepaskannya dengan kasar.

"Apasih lo! nggak usah pegang pegang!" bentak Icha dan mengajak Raisa pergi dari kantin.

'Berani banget tuh cewek, awas aja nanti, siap siap jadi target gue sekarang,' batin Steven

****

Setelah kejadian tadi, Icha menggerutu tak jelas. Raisa yang melihat itu menghembuskan napas pelan.

"Cha, lo seharusnya nggak bentak dia tadi," lirih Raisa takut.

"Kenapa? emangnya dia itu siapa?" tanya Icha sedikit melunak.

"Oke gue cerita."

"Steven Alvian Ardiansyah. Dia suka bolos pelajaran. Dan dia paling anti sama perempuan. Steven punya kakak, dia juga sekolah disini, namanya Dani Alvian Ardiansyah. Steven beda sama kakaknya, kalau kak Dani, dia udah pinter, ganteng, dan ramah lagi. Steven sama kak Dani itu nggak pernah akur, di sekolah aja udah kayak orang nggak kenal. Ya cuma itu aja sih sepengetahuan gue," jelas Raisa.

"Oh, kak Dani anak paskibra itu ya?" tanya Icha cepat.

"Iya, kok lo bisa tau?" heran Raisa.

"Dia yang nganterin gue pulang kemarin," jawab Icha enteng.

"Ha?! lo pulang bareng sama dia?!beruntung banget lo, Cha," jerit Raisa histeris.

"Ih, biasa aja, alay banget lo," cibir Icha.

"Dasar orang nggak bersyukur!"

***

Setelah pulang sekolah, Icha menuju ke perpustakaan. Ia ingin mencari novel di sana.

Entah kenapa, pada saat Icha lewat di depan kelas XI IPS 4 ada ketakutan menyelimuti dirinya. Icha lewat di depan gerombolan laki-laki yang dibentaknya tadi(Steven). Tapi, Icha berusaha tetap tenang.

Sampainya di perpustakaan, Icha segera mencari novel. Setelah ia sudah menemukan novel yang disukainya, Icha langsung pergi cepat-cepat. Jujur Icha sangat takut saat berjalan di depan gerombolan teman Steven. Apalagi Steven, ia melihat Icha dengan senyum jahatnya.

Setelah kembali dari perpustakaan, teman teman Steven dan Steven menghadangnya. Icha ingin menghindar tidak bisa, jadi ia memilih untuk tetap diam di tempat. Mau meminta tolong juga tidak bisa, keadaan sekolah sudah sepi dan tidak ada murid yang lewat di sini.

"Anak baru, lo baru sekolah di sini aja udah belagu banget," ucap Rama(teman Steven).

Icha menundukkan kepalanya dan berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh, ia sangat takut saat ini.

"Kenapa? Takut? Tadi kok berani banget bentak gue, mana keberanian lo?" ucap Steven meremehkan.

"Oke, to the point, karena lo udah berani sama gue, lo harus pulang bareng gue dan jadi pacar gue, nggak nerima penolakan!" lanjut Steven dengan senyum miringnya.

Icha diam tidak berani menjawab, tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya. Ia bertujuan sekolah di sini agar lebih pintar dan menjadi anak paskibra yang hebat. Tapi nyatanya, ia mendapat masalah di sekolah barunya.

Tanpa mengucap sepatah kata, Steven menarik tangan Icha menuju parkiran. Icha merasa seperti kambing yang harus di tarik agar menurut. Ya nggak gitu juga ya.

Icha menaiki motor itu dengan memegang pundak Steven. Tapi apa daya, dari pada jatuh kan sakit.

"Cari kesempatan banget," sindir Steven.

"Bodo amat," ketus Icha.

'Nih cewek tadi kalau di hadang takut banget, eh sekarang sok ketus, dasar.'

Rumah Icha tak terlalu jauh dari sekolah, Steven juga langsung tau setelah mendengar arahan dari Icha.

"Ingat, lo pulang dan berangkat bareng sama gue," ucap Steven penuh penekanan.

"Hm," dehem Icha dan langsung pergi meninggalkan Steven.

***

Terima kasih telah membaca cerita LOVE VIBES✨

1-5KATA UNTUK PART INI!

Jangan lupa vote dan coment✨

Selalu baca cerita ini dan tunggu part selanjutnya❤

Salam,

Reva Adhia

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang