7 - Rain

3.5K 216 21
                                    

Kau memiliki sisi yang berbeda.

-Icha Febrina

***

Hari berganti hari, Icha menjauhi Steven. Dan ia semakin dekat dengan Dani. Yah, memang seperti ini.

Setelah pulang sekolah, seperti biasa Icha latihan untuk paskibra.

Saat latihan, rintik demi rintik membasahi SMA ini. Tim paskibra diperintahkan untuk istirahat terlebih dahulu. Namun, hujan tidak mereda. Terpaksa, latihan ini harus dihentikan.

Ini adalah hari sial bagi Icha. Tidak membawa ponsel, Dani juga tidak ada. Dan angkutan umum pasti tidak ada. Hari semakin sore, Ichapun memilih untuk pulang sendiri. Meskipun gerimis, tapi Icha berusaha untuk segera pulang.

Icha menunggu angkutan umum di gerbang sekolah. Namun, angkutan umum tidak kunjung datang.

Suara klakson motor mengagetkan Icha. Ternyata Steven, sepertinya Icha sudah cukup menepi, tapi mengapa Steven mengklakson motor. Steven mengisyaratkan Icha untuk naik. Ichapun segera naik, bukannya ingin mencari kesempatan, tapi apa daya tidak ada angkutan sama sekali.

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. Steven fokus untuk menyetir dan Icha melihat lihat sepanjang perjalanan.

Tunggu, tapi ini bukan jalan menuju rumah Icha. Icha pun diam saja tidak membantah.

Ternyata Steven membawanya ke cafe yang sebelumnya ia ajak. Icha meminjam pundak Steven untuk turun.

Setelah memesan, mereka saling membuang muka. Ichapun menggosok gosok telapak tangannya untuk memberi kehangatan. Melihat itu, Steven memakaikan jaketnya kepada Icha. Icha tidak menolak sama sekali.

"Udah nggak dingin?" tanya Steven datar.

"Nggak, makasih," jawab Icha.

Pesanan datang, mereka meminum kopinya satu sama lain. Lalu mata mereka kembali bertemu, membuat suasana menjadi hening kembali.

"Ada yang mau gue ngomongin sama lo," ucap Icha.

"Apa?" balas Steven.

"Gue mau akhiri hubungan nggak jelas ini," jelas Icha.

"Gue juga," sahut Steven.

Setelah membayar, Steven langsung mengantar Icha pulang. Icha nyelonong masuk begitu saja.

"Hei," panggil Steven.

"Apa?" Icha menoleh.

"Helm gue," ucap Steven.

Icha melihat ke atas, benar helm Steven masih menempel di kepalanya. Icha langsung memberikannya. Tanpa mengucap kata, dengan rasa malu Icha masuk ke rumah cepat-cepat.

Melihat itu, Steven tertawa pelan. Ada saja tingkah laku Icha. Motor tersebut melaju sedang pada jalanan yang sepi.

***

Icha berangkat ke sekolah agak pagi. Icha ingin belajar untuk ulangan harian matematika nanti. Saat Icha belajar, ia diganggu oleh suara khas Raisa.

"Cha! Icha!" teriak Raisa dengan nafas tersenggal senggal membuat para murid kelas refleks menoleh kepadanya.

"Apa sih, heboh banget," ucap Icha.

"Iya tuh," sambung Alysya.

"Di sini saya akan memberitahukan anda soal berita terkini di SMA Sriwijaya," ungkap Raisa bak reporter tv.

"Emang ada apa sih?" Icha mulai penasaran.

"Ih itu pacar lo, Steven. Masa dia berangkat bareng sama kakak kelas kita, si Fatin," jelas Raisa.

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang