25 - Choice

2.1K 120 15
                                    

Ini adalah keputusan terbaik untuk aku dan kamu.

Icha Febrina__

***

Setelah membersihkan diri, Icha masih berpikir, keputusan yang tepat untuk Dani. Tapi ada benarnya kata Steven, setiap membalas kebaikan seseorang pasti banyak caranya.

Icha duduk di kursi meja belajarnya. Icha memang masih bimbang, tapi Dani pasti akan menanyakannya besok. Icha berpikir sejenak.

Pikirannya ingin menerima Dani, tapi di hatinya ia ingin menolak Dani. Baiklah, Icha sudah pusing. Ia mengambil cara simple saja, ia sudah tau apa jawaban untuk pernyataan Dani.

***

Di kamar, Steven merebahkan tubuhnya diranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya.

Otaknya dipenuhi oleh perkataan Icha. Sebenarnya Steven tau, Icha bertanya seperti itu karena Icha masih bimbang. Steven juga sudah tau bahwa Dani sudah mengajak Icha pacaran, tapi Steven masih belum yakin Icha akan menerimanya.

***

Sinar matahari menerobos masuk ke kamar Icha melalui jendela. Icha hari ini memantapkan dirinya untuk menjawab pernyataan Dani.

Icha sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia menuruni tangga namun langkahnya terhenti karena kehadiran Dani di ruang tamu.

Lalu, mamanya yang melihat Icha masih diam di tangga memanggilnya. Membuat Icha tersadar.

"Cha, ngapain diem disitu. Ayo turun!" titah Anita.

"Eh iya Ma," sahut Icha.

Icha melanjutkan berjalan menuruni tangga. Lalu saat sampai di meja makan, Icha menarik kursi dihadapannya dan segera duduk.

"Ma, Kak Dani nggak ikut makan?" tanya Icha.

"Nggak mau, udah mama tawarin. Tapi dia nolak," jawab Anita.

Icha mengangguk-anggukkan kepala. Lalu, tangannya mengambil roti dihadapannya.

Tak lama, Icha akhirnya selesai makan. Lalu ia, menyalami mamanya.

"Yaudah Icha berangkat dulu Ma, assalamualaikum," pamit Icha.

"Iya, waalaikumsallam."

Lalu, Dani yang awalnya diruang tamu berjalan ke arah Anita di meja makan. Detik berikutnya, Dani menyalami Anita.

"Saya juga te, assamualaikum," ucap Dani.

"Iya, hati-hati, waalaikumsallam," sahut Anita.

Keduanya berjalan menuju halaman rumah Icha. Saat mereka sampai di depan motor Dani, tanpa aba-aba, Dani memakaikan helm ke kepala Icha.

Icha hanya bisa tersenyum. Lalu, ia naik ke motor Dani. Detik berikutnya, mereka sudah pergi meninggalkan rumah Icha.

Selama perjalanan, keadaan canggung.Icha tidak suka ini.

"Cha," panggil Dani.

"Apa Kak?" sahut Icha.

"Nanti pulangnya sama gue ya?" ujar Dani.

"Iya Kak."

"Lo ikut OSN ya?" tebak Dani.

"Iya, Kak Dani kok bisa tau?" heran Icha.

"Apa sih yang gue nggak tau tentang lo Cha," sahut Dani.

Icha hanya bisa menanggapinya dengan senyum canggung.

"Temen olimpiade lo siapa?" tanya Dani.

Icha terdiam sejenak. Ia tidak bisa menjawab.

"Cha, temen olimpiade lo siapa?" ulang Dani menyadarkan Icha.

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang