21 - Statement

2.2K 135 31
                                    

Banyak hal yang membuatku selalu memikirkanmu

Icha Febrina__

***

Bel pulang sekolah berbunyi, mengisi kekosongan pada semua kelas. Semua murid segera merapikan bukunya dan segera pulang.

Hari ini Icha ekskul, ini kesempatan baginya untuk membujuk Steven. Tapi ia tidak mau jika Dani melihatnya, apalagi mengetahuinya.

Icha segera melangkah menuju kelas Steven. Saat tiba di kelas Steven, Icha langsung masuk ke dalam kelas Steven.

Kebetulan kelas sepi, hanya ada beberapa siswa di kelas Steven. Tapi entah mengapa, saat Icha datang ke kelas mereka semua pergi meninggalkan kelas. Hanya menyisakan Icha dan Steven.

"Stev, lo ikut dong lombanya," pinta Icha.

"Gue bilang nggak ya nggak," tolak Steven mentah mentah sembari memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Ikut lah, lo kan pinter."

"Emang gue pinter," Steven menyombongkan dirinya. Lalu ia menggendong tas dipunggungnya.

"Ini demi sekolah kita Stev, masa lo nggak mau," Icha masih belum menyerah.

"Udah pergi lo, gue nggak mau ikut," usir Steven.

"Apa sih susahnya buat ikut?"

"Kok lo maksa banget sih?!" bentak Steven.

Sontak Icha terkejut akan hal itu.
Steven pun melangkah menjauh dari kelasnya. Icha yang melihat punggung itu menjauh dan hilang dari pandangannya, membuatnya menahan napas lalu membuangnya.

Icha mulai menyerah untuk membujuk Steven. Icha takut Steven semakin marah jika ia terus memaksanya.

Ichapun melangkahkan kakinya menuju lapangan utama. Langkahnya sedikit tak bersemangat. Sebenarnya Icha sempat tidak percaya ia terpilih mengikuti lomba olimpiade ini, ia juga terkejut Steven ternyata pintar pelajaran kimia dan fisika.

Icha mulai bergabung dengan teman ekskulnya. Memulai ekskulnya sore hari ini.

Saat ekskulnya sudah selesai, Icha menuju ruang kepsek. Sebenarnya Icha ragu untuk memberitahukannya ke kepsek, pasti kepsek kecewa. Saat Icha sudah sampai di sana, ia mulai ragu untuk berbicara.

"Gimana? Apakah Steven mau ikut?" tanya kepsek penuh harap.

"Em..Steven tetap nggak mau ikut pak, maafin saya nggak bisa bujuk dia lagi," jawab Icha merasa bersalah.

"Ya sudah tidak apa apa, saya akan mencari murid yang bisa menggantikan Steven, besok jangan lupa kamu datang ke LAB, sementara ini kamu sendirian dulu," ujar kepsek.

"Iya pak, saya pulang dulu," pamit Icha.

Saat di koridor sekolah, Icha menghentikan langkahnya, lalu ia sedikit menepi. Icha merogoh sakunya, mencari ponselnya. Setelah itu, ia memesan ojek online.

Icha berjalan menuju gerbang sekolah, namun langkahnya terhenti karena kehadiran Dani.

"Cha!" panggil Dani di depan Icha.

Sontak Icha terkejut. "Apa kak? Ngagetin aja."

Dani terkekeh geli.
"Pulang bareng gue yuk," ajak Dani.

"Nggak bisa kak," tolak Icha.

"Kenapa?" Dani terlihat sedikit kecewa.

"Udah pesen ojek online kak, maaf ya," Icha merasa tak enak melihat raut wajah Dani.

LOVE VIBESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang