Prolog

19.9K 722 118
                                    

"Tidak! Jangan sakiti aku!" teriak seorang gadis.

"Hei, tenanglah. Aku tidak akan menyakitimu." Gadis lain berkata dengan lembut padanya. "Lihat mataku. Dan ikuti semua perkataanku. Aku lah tuanmu, hanya aku."

Gadis tadi mengikuti perkataannya. Dia menatap mata berwarna biru toska itu dalam. Kemudian terjebak di dalamnya.

"Iya, tuan." Gadis itu mengangguk dua kali.

"Bagus. Sekarang, ikuti kemana pun aku pergi." Perintah gadis bermata biru itu.

Dia melangkah perlahan, masuk ke dalam bangunan kumuh dan mengerikan. Di dalam gelap. Hanya cahaya bulan yang masuk ke dalam celah lubang yang menerangi.

Langkahnya berhenti di depan tiang besi yang terdapat rantai di setiap sudutnya. Dia menyeringai penuh semangat. Kemudian berbalik menghadap mangsanya.

"Rantai kaki dan tanganmu di setiap sudut besi itu. Lakukan dengan cepat!" perintahnya.

Gadis itu segera melakukan perintahnya. Tidak ada penolakan. Sebab, dialah tuannya.

Dia sedikit kesulitan untuk merantai tangan kirinya. Karena tangan kanannya sudah terikat kuat.

Gadis bermata biru itu bergerak untuk merantai tangannya. Setelah itu, dia tersenyum puas.

"Tatap mataku, dan bangunlah. Kau sudah ku bebaskan." Ucapnya.

Begitu sadar dari hipnotisnya, gadis itu langsung panik karena mendapati dirinya sedang dalam keadaan terikat. "Tolong lepaskan aku." Pintanya.

"Aku akan melepaskanmu. Melepaskan ruh dari tubuhmu."

Tubuh gadis itu menegang. Apalagi gadis di depannya ini mengeluarkan sebuah belati dari saku jaketnya.

Dia menggeleng lemah. "Tidak. Ku mohon jangan." Lirihnya.

Gadis bermata biru itu merobek baju korbannya kasar, lalu membuangnya asal. Kemudian dia juga merobek bra yang gadis itu gunakan. Membuat tubuh korbannya setengah telanjang.

Perlahan ujung belati itu menari di atas perut dan dada korbannya. Membuat korbannya berteriak kesakitan.

"Aaaaarrrgh! Hentikan! Ku-mohon,"

"Berteriak lah. Aku suka mendengar teriakanmu."

Tubuh gadis itu sudah penuh dengan darah. Membuatnya harus beralih ke tubuh bagian belakang. Dia kembali melukis abstrak. Dan di akhiri tanda namanya disana. Mova.

Selesai menulis nama, dia kembali melihat wajah gadis itu. Terlihat air mata sudah membasahi pipinya.

Plakk!

Gadis itu tertoleh ke kanan saat tangan lembut itu menamparnya. "Aku suka melihat warna itu." Ucap gadis bermata biru tadi.

Gadis gila itu meletakkan ujung belatinya tepat dia kening sang korban. Kemudian menarik belati itu ke bawah, membentuk garis memanjang.

"Aaaarrrgh!" Lagi-lagi korbannya berteriak. Dan itu semakin membuatnya bersemangat. Dia bahkan bertepuk tangan sambil melompat kecil. "Aku suka." Katanya.

"K-Kau... gila," ucap gadis itu.

Gadis gila itu tidak peduli. Dia malah menyusuri gedung itu untuk mencari barang bagus apa untuk menambah hiasan korbannya.

Kemudian dia tersenyum lebar saat melihat sebilah kayu tergeletak di antara tumpukan kayu lain. Dia mengambil kayu itu. Panjangnya sekitar setengah meter, dan sebesar lengan anak bayi.

Dia membawa kayu itu menuju korbannya. Membuat gadis malang tersebut ketakutan.

"A-apa yang k-kau i-ingin la-kukan?" tanya dia.

"Menghiasmu." Jawabnya singkat.

Gadis malang itu kembali ketakutan saat gadis gila itu menarik paksa rok mini yang ia gunakan. Tidak ada yang bisa ia lakukan.

"Aaarrrggghh!!!" teriakannya lolos begitu saja saat kayu itu menancap di lubang kewanitaannya. Bahkan terus masuk sampai ujung kayu itu hanya terlihat sejari saja.

Seluruh tubuhnya terasa sakit. Terutama bagian bawahnya. Tapi tidak ada yang bisa ia perbuat. Hanya pasrah menunggu kematiannya.

"Bu-bunuh s-saja aku," lirihnya.

"Hari ini aku sedang berbaik hati. Jadi, aku tidak akan membunuhmu." Ujar gadis gila itu. "Aku masih punya urusan. Selamat tinggal, Bitch!"

Tanpa beban dia melangkah keluar gedung. Meninggalkan korbannya dalam kesakitan luar biasa. Jika begini, lebih baik mati saja sekalian.

Tapi, itulah yang ia sukai. Menyiksa tanpa membunuh.

▲▼▲

Gue bukan gadis yang tau cara nyiksa orang. Jadi, sorry aja kalo adegannya kurang sadis. Gue aja nulisnya sampek sakit perut plus sesak napas.

Dan karena ini prolog, plis jangan tanya mana Lussy. Dia belum nongol. Masih tidur nyenyak di ranjang.

Minta vote sama komen. Sekalian follow juga boleh. Hehe.

#Liza

Lussy Smith: Psycopath GirlWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu