LS.24

5.8K 531 191
                                    

"Senyum bego! Gue gak suka liat lo sedih!"

#biargueaja




Aurora berjalan dengan wajah datarnya. Dan itu semakin datar saat melihat Rissa di ujung lapangan basket itu.

Mimpi buruk tadi malam kembali menyapanya. Dan itu membuat kepalan tangannya terbentuk tanpa sadar.

Keduanya berpapasan. Terlihat jika Rissa sedikit lebih tinggi darinya. Mungkin tinggi gadis itu sekitar 168. Sedangkan dia hanya 164. Ukuran itu sudah cukup di negara ini.

Tidak ada yang mulai berbicara. Hingga akhirnya Aurora lebih dahulu meninggalkan Rissa menuju kelasnya.

Itu lebih baik dari pada harus adu jotos di depan murid-murid. Dan itu akan membuat namanya buruk. Karena berkelahi dengan siswi paling disukai satu sekolah.

Cih! Itu makin membuatnya ingin menghancurkan wajah sok manis gadis itu.

"Dasar psycopath!" gerutunya.

"Siapa yang psycopath? " pertanyaan seseorang itu membuat Aurora menoleh kaget.

Di sudut dinding sekolah itu, berdiri seorang pria yang seumuran Ayahnya dengan tangan dimasukan ke saku celana. Penampilannya seperti orang kantoran.

"Anda siapa?" tanyanya.

"Kau Aurora Alexander?" tanya pria itu balik. Membuatnya harus memutar bola mata jengah. "Itu namaku," ujarnya.

"Kalian mirip," kata pria itu.

"Ada apa?" tanyanya langsung.

Pria itu tersenyum kecut. Ibu dan anak sama saja. Tidak bisa basa-basi. "Kata Lussy, kau ingin masuk ke Agensi BIN?" tanyanya to the point.

Aurora mengangguk. "Iya. Apa ada masalah?"

"Tidak. Tapi katanya kau baru akan mendaftar 6 bulan lagi. Kenapa tidak sekarang?"

"Aku masih ingin sekolah. Nanti saja."

"Kau pintar. Ikut kelas eklarasi saja. Dan kau bisa lulus dengan cepat," usul pria itu.

"Sayang sekali aku tidak mau," sahut Aurora.

Pria yang bernama Andrean itu hanya bisa bersabar. Karena jangan sampai tangannya terangkat untuk menjitak kepala bocah di depannya ini. Bisa-bisa tangannya akan hilang.

"Tapi 6 bulan itu masih lama," katanya.

"Memang lama. Dan itu cukup untuk aku berlatih agar lulus seleksi," ujar Aurora.

"Kau tidak perlu ikut seleksi. Karena kau akan langsung menjadi Agent lapangan dengan mudah."

"Aku tidak suka yang mudah. Itu tidak adil bagi yang lain," tolak Aurora. "Apapun yang akan di jalani para peserta. Aku juga akan menjalaninya. Walau itu tidak mudah," katanya.

Andrean menghela napas panjang. "Baiklah. Aku tidak bisa memaksamu." Dia tersenyum. "Sampai bertemu 6 bulan lagi, Smith!"

"Tentu."

▲▼▲

Andrean masuk ke dalam mobilnya dan berniat menyalakan mesin itu. Tapi dia di buat kaget saat tidak sengaja melihat Lussy duduk di kursi belakang melalui kaca spionnya.

Pria itu langsung melihat ke belakang. "Kau?! Bagaimana kau bisa masuk?!" tanyanya kaget.

Lussy hanya menanggapi itu dengan wajah tenang. "Yang jelas bukan dengan cara menembus pintu. Karena aku bukan hantu," jawabnya.

Lussy Smith: Psycopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang