LS.29

5.6K 536 118
                                    

"Pemain di mainin. Ya gak bisa! Wkwk!"

#ingetitu




"PAPA!"

Ethan menoleh ke belakang dan menemukan Dylan sedang berlari ke arahnya. Disusul Aurora.

Sedang apa mereka disini?

"Cepat pergi! Disini berbahaya!" usirnya.

Dylan tidak peduli dan segera membantu Ethan. Lukanya cukup dalam. Hingga banyak darah yang keluar. Cepat-cepat ia membalutnya dengan kain bekas robekan baju.

"Kenapa kalian ada di sini?! Kalian bisa terluka!" kata Ethan khawatir.

"Kita bisa jaga diri, Pa!" sahut Dylan.

Aurora menghampiri mereka setelah selesai dengan musuhnya. "Lukanya gimana?" tanyanya.

"Lumayan," jawab Dylan.

"Langsung ke mobil aja," ujar Aurora.

Tidak perlu menjawab Dylan segera membawa Ethan menuju pria itu. Tadi dia sengaja tidak membawa kendaraan karena ingin berjalan kaki bersama Aurora.

Sementara Aurora masih berada di gang itu. Ia hendak menyusul mereka, tapi tiba-tiba saja ia berbalik dan menembak ke arah atap. Terdengar ringisan kesakitan seseorang. Suaranya sangat pelan. Bahkan ia hampir tidak mendengarnya.

"Gue bilang jangan ganggu orang sekitar gue!" ucapnya dingin.

Setelah itu berjalan keluar dari gang itu. Mayat polisi itu akan di urus oleh Ibunya. Sedangkan pria yang berada di sudut gang itu ia biarkan saja. Lukanya hanya di bahu saja. Itu pun tidak dalam.

"Kamu nembak siapa lagi tadi?" tanya Dylan begitu ia sudah masuk ke dalam mobil.

Dengan santai ia menjawab, "Mova!"

Ethan menoleh ke arah Aurora. Dari mana gadis itu tau?

"Ibuku Lussy Smith," ucap Aurora seakan menjawab kebingungan Ethan.

Mau tidak mau Ethan di buat bungkam. Kenapa ia lupa jika Aurora keturunan Smith? Dasar!

"Kenapa berhenti?" Aurora bertanya karena mobil yang Dylan kendarai tiba-tiba berhenti.

"Ada yang lagi baris pake baju pink," kata cowok itu sambil menatap ke depan.

Aurora ikut melihat ke depan. Kemudian ia menghela napas panjang. "Itu pasukan Butterfly. Pasti di suruh Mama," ujarnya.

Salah satu dari pria berpakaian merah muda itu mengetuk jendela mobil sebelah Aurora. Gadis itu menurunkan kaca mobil dan bertanya, "Kenapa?"

"Nona menyuruh kami untuk mengawal kalian sampai tujuan," jelas pria itu.

"Baiklah. Tapi sebagian lagi urus mayat polisi di gang sana. Bawa mereka ke rumah sakit," ucap Aurora.

Pria itu membungkukkan badannya sambil menjawab, "Baik Nona."

"Oke." Aurora kembali menaikkan kaca mobilnya. Setelah itu Dylan mulai melajukan mobilnya kembali dan diikuti para pasukan itu.

▲▼▲

Begitu tiba di rumah, Rissa di sambut oleh para pelayannya. Mereka segera mengambilkan kotak obat untuk mengobati luka di tangan kiri gadis itu.

"Aarrrgght!"

Para pelayan itu kaget mendengar teriakannya. Lalu di susul barang pecah.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now