LS.38

5.3K 562 107
                                    

"Laut itu biasa saja. Yg menarik adalah apa yg ada di dalamnya."

#Sea




"Kau....menyebalkan!"

Lussy terbahak mendengar itu. Ah, dia juga tau jika dia itu menyebalkan. Hoby nya membuat orang sekitar naik darah. Cuma ingin tau. Seberapa sabar musuhnya.

"Aku tau itu," jawabnya. Masih dengan senyum menyebalkan andalannya itu.

Rissa menggeram. Dan tanpa perhitungan langsung mengayunkan kunai miliknya ke arah Lussy. Lussy dapat mengindari itu tanpa kesulitan. Dalam hati dia tertawa. Psycopath kecil ini sudah terbawa emosi.

"Apa begini cara psikopat terkenal itu bertarung? Apa benar kau yang membunuh tentara Inggris yang terkenal itu? Ah, kurasa bukan." Lagi. Lussy lagi-lagi memanasinya.

Wajah Rissa merah padam. Jantungnya bergemuruh karena menahan emosi. Dan Lussy tau bagaimana rasanya itu.

"KAU BENAR-BENAR MENYEBALKAN SIALAN!" Cukup. Rissa sudah mencapai batas.

"Kenapa tidak dari tadi?" gumam Lussy.

Dia melihat ke depan. Akhirnya dia melihatnya. Mova si gadis Psycopath. Aura kematian memenuhi satu ruangan.

Aku suka ini.

Ting!

Rissa mengarahkan kunai nya ke arah pergelangan tangan Lussy. Karena percuma jika dia mengadunya pada belati itu. Jelas senjatanya akan kalah. Jadi lebih baik mengincar benda yang bisa dia lukai.

Lussy sendiri mengerjap pelan. Gadis ini lebih baik di banding Ayahnya--Liam.

Tangan kirinya yang tidak memegang belati menahan kaki kanan Rissa yang akan menghantam kepalanya. Serangan gadis itu kuat tapi tidak beraturan. Karena dia mengikuti emosinya.

Tadinya ia kira gadis itu akan bertarung sampai akhir. Tapi itu tidak terwujud saat melihat benda kecil di tangan kanan Rissa. Oh, iya. Gadis kecil itu bertarung dengan kunai  di tangan kirinya. Sepertinya dia kidal.

Rissa melakukan lompat kebelakang lalu melempar benda kecil tadi ke arah Lussy. Sebelum benda itu menyentuh lantai. Lussy sudah menjauh sekitar 1 meter.

Bumm!

Suara ledakan kecil terdengar. Dan muncul asap memenuhi ruangan.

Lussy diam di tempat. Dua menit kemudian asap perlahan menghilang. Di tempat tadi, Gio dan Rissa sudah menghilang.

Ia menghela napas lelah. Wajahnya terlihat kecewa. Tapi hanya sesaat. Detik berikutnya dia kembali tersenyum manis. "Aku suka korbanku mati karena ketakutan. Ketimbang harus membunuhnya langsung," desisnya.

Dia itu Lussy. Si 'Iblis'. Seperti julukannya. Dia tidak akan membunuh secara langsung. Melihat musuhnya ketakutan itu lebih seru.

"Nananana~~"

▲▼▲

"Oh, shit!"

Rissa mengumpat keras. Saat ini mereka sudah jauh dari rumah itu. Tapi entah kenapa dia masih bisa merasakan aura kematian milik wanita iblis itu.

Huh!

Ia bersandar pada batang pohon tempatnya berteduh. Dari keningnya mengalir darah segar turun ke pipi menuju dagu. Dia tidak sadar kapan luka itu ia dapatkan. Padahal tadi sebisa mungkin dia menghindar. Tapi tetap saja.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now