LS.25

5.8K 530 195
                                    

"Tidak bisa menjadi Fatimah atau pun Khadijah. Liza tetap Liza. Tidak bisa menjadi mereka. Karena gue bukan penjiplak karakter!"

#jankomen!




Kehadiran Lussy menarik perhatian para murid. Mereka jelas tidak lupa tentang wanita itu.

Zee yang tadinya hanya lesehan di lantai langsung bangkit begitu mendengar suara Lussy. "Eh. Ada Aunty," katanya.

Anwar membalik tubuhnya menghadap Lussy. Dan dia di buat kaget dengan siapa yang ada di depannya ini. "Sea?" gumamnya.

Bagaimana wanita iblis ini ada disini? Tidak mungkin dia menjadi guru!

Sadar jika situasi mulai panas. Lussy malah tersenyum. Tentu saja itu makin memperkeruh keadaan. Karena Anwar tiba-tiba saja mengeluarkan senjata api dan menodongkan padanya.

Para murid tentu saja menyingkir dari tengah lapangan melihat itu.

Dia punya senjata api!

Bukan guru toh! Pantas main pukul anak orang!

Huaaa!!! Gue takuut!!

Kira-kira itulah yang di ucapkan siswa siswi itu. Mereka tidak menduga jika Anwar hanya menyamar sebagai guru. Pantas saja semena-mena.

"Tidak boleh membawa senjata api ke sekolah, Pak," ujar Aurora mengingatkan.

"Diam kau!" bentak Anwar.

"Di kasi tau tidak mau," Aurora mencibir.

Anwar masih menodongkan senjatanya kearah Lussy. Otaknya mengatakan jika ia harus menarik pelatuk itu agar selamat. Tapi tangannya seakan kaku untuk melakukan itu.

"Kenapa? Tidak berani menembak?" ledek Lussy.

Dor!

Ting!

Anwar menatap tak percaya hal yang baru saja terjadi. Bagaimana mungkin seorang siswi bisa menguasai ilmu tangkis peluru itu? Hanya Brian William yang bisa melakukan itu.

"Siapa, Buk?" Dania bertanya.

Tadinya gadis itu sedang berjalan menuju kelasnya setelah mengantar buku paket ke perpustakaan. Dan dia harus menetap sebentar karena ada seorang pria yang ingin menembak Lussy.

"Tidak tau. Mungkin saja salah alamat," jawab Lussy seadanya.

Aurora berdiri di depan teman sekelasnya. Berjaga jika Anwar berniat menyerang mereka.

Dor!

"Aaaa!"

Para siswi berteriak histeris saat melihat Anwar tewas dengan kepala berlubang. Mereka bertambah kaget saat tau jika pelakunya adalah Gio.

"Yaah! Mati," gumam Rissa pelan. Namun masih ada yang mendengar ucapannya karena suasana sangat sepi.

Sementara itu. Gio masih mengacungkan senjata apinya. Kali ini kearah Dania -tepatnya Lussy.

"Hei. Kita ketemu lagi, Sea," sapanya.

Lussy tersenyum manis padanya. Sebagai sapaan balik. "Sepertinya begitu," balasnya.

"Mau ngapain lo ke sini?" tanya Gio sarkas.

Beberapa orang meringis ngilu mendengar nada bicara cowok itu. Sebab yang sedang di kasari itu adalah Ibu dari Aurora. Gadis sadis mereka. Jika dia tidak senang, maka orang itu akan ia hajar. Sekalipun Gio memiliki senjata api sekalipun.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now