LS.33

5.5K 611 168
                                    

"Ingatan bisa di hapus. Tapi tidak dengan perasaan. Dan aku yakin. Meskipun kamu gak ingat aku. Tapi rasamu tetap untukku."

#foryou

Carter membuka matanya, lalu melihat sekeliling. Keningnya berkerut. "Mana Lussy?" tanyanya.

Nathan menoleh kearah Carter. "Dia pamit untuk mengurus administrasi," jawabnya.

Carter menggeleng samar. Sejak dulu Lussy memang pintar berbohong. "Lupa jika rumah sakit ini milikku?"

Langsung saja Nathan bangkit dari duduknya. Aurora yang mengerti hanya menghela napas pelan. "Mama kan di kawal sama pasukan Butterfly Kek. Jadi gak bakal kenapa-napa," katanya.

"Bukan dia yang aku khawatirkan. Tapi lawannya. Karena jika tidak di kendalikan dia bisa membunuh semua yang menghalanginya," ujar Carter.

"Lalu bagaimana?"

"Seperti masih menjadi Agent dulu. Hanya kau yang bisa mengendalikan monster itu," ucap Carter menatap Nathan.

Nathan menghela napas samar. Wanitanya itu benar-benar harus di kurung. "Seperti biasa," gumamnya.

▲▼▲

Pasukan Gio kewalahan menghadapi Lussy yang seperti orang kesetanan. Wajahnya datar. Tapi semua yang mencoba untuk menyerangnya langsung tumbang tanpa menunggu waktu lama.

Sudah lebih dari seratus orang yang wanita itu berhasil kalahkan. Yang menyerangnya dengan peluru juga tidak bisa karena dia memakai baju pelindung. Satu-satunya cara adalah dengan mengenai kepalanya. Tapi bukan hal mudah untuk melakukan itu. Terlebih tangan mereka gemetar karena takut.

"Sudah aku bilang itu tidak ada gunanya," ucapnya saat ada peluru yang mengenai perutnya. "Aku sudah peringatkan! Jangan pernah mengusikku! Tapi kalian tidak mau mendengarkan!" teriaknya.

Suaranya membuat para musuh bertambah gemetar. Jumlah yang masih bertahan tinggal sedikit. Sedangkan wanita itu tampak tidak kelelahan sama sekali.

Gio dan Rissa sudah pergi sejak tadi. Karena mereka tidak mau mati konyol ditangan wanita iblis itu.

Kemudian ada tangan yang menyentuh pundaknya. Tadinya ia hendak membanting orang itu. Tapi suara orang itu menahannya. "Hey! Kau ingin membanting suami sendiri!?" teriak Nathan.

Langsung saja Lussy tersenyum polos. Aura yang tadinya menyeramkan berangsur hilang. "Sedang apa kau disini?" tanyanya.

"Menjemputmu," sahut Nathan. "Ayo pulang."

"Tapi aku belum selesai," rengek Lussy sambil menatap sepuluh orang musuhnya. Orang-orang itu beringsut mundur.

"Belum kau sentuh saja mereka sudah kalah. Sudah! Ayo pulang!" kata Nathan memerintah.

Lussy menciut. "Galaknya," gumamnya. Tapi karena suasana sedang senyap jadi mereka bisa mendengarkan.

"Lama!" Nathan langsung menggendong Lussy diatas punggungnya. Persis seperti orang yang mengangkut karung beras.

"Aku tau aku ringan. Makanya kau bisa menggendongku seperti ini," ujar wanita itu. Dia sama sekali tidak melawan.

Nathan hanya bergumam sebagai respon.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now