LS.7

6.3K 533 127
                                    

Motor yang di kendarai Dylan dan Aurora berhenti di tepi sebuah danau. Dylan menggenggam tangan kiri Aurora dan membawanya menuju tepi danau itu.

Senyum terbentuk indah di bibir gadis itu. Kali ini senyum yang tulus. Bukan senyum kematian.

"Kamu suka?" tanya Dylan.

Aurora mengangguk antusias. "Suka banget," jawabnya.

"Aku senang kalo kamu suka. Soalnya kamu itu susah di tebak," kata Dylan.

"Kamu aja yang gak peka," ujar Aurora pula.

Dylan terkekeh pelan. "Kamu aja gak ngasi kode. Gimana aku mau peka?" katanya.

"Aku bukan cewek yang suka ngasi kode," ujar Aurora. "Kalo aku mau sesuatu, tinggal bilang. Ngapain ngode segala? Buang-buang waktu."

"Iya deh." Dylan menarik tangan Aurora. "Kesana yuk. Kamu bisa main air disana," katanya.

"Ayok!" jawab Aurora bersemangat. Gadis itu sangat suka bermain air. Tapi hanya satu masalahnya. Dia tidak bisa berenang!

Setiba di tempat yang dimaksud, Aurora segera melepas sepatu dan kaos kakinya lalu mencelupkan kakinya ke air. Dia mengayunkan kakinya di dalam sana, merasakan segarnya air itu.

"Coba liat ke sana," Aurora melihat kearah yang di tunjuk Dylan. Berikutnya dia menganga lebar. "Itu buat kamu."

Aurora kehabisan kata-kata. Di depannya, maksudnya di tengah danau, ada sebuah rangkaian bunga yang disusun menyerupai wajahnya. Di kedua sisinya berenang sepasang angsa putih. Mau tidak mau akhirnya dia luluh juga.

"Bagus banget," ucapnya.

Dylan ikut duduk di sampingnya. Kemudian tangan kanan lelaki itu meraih tangan kiri Aurora yang berada di dalam air. "Kamu jangan cemburu, ya. Kalo Rissa dekat sama aku. Serius. Aku cuma cinta sama kamu," katanya.

Aurora memalingkan wajahnya. Dia malu. "Siapa yang cemburu? Gak tuh!" elaknya.

"Bilangnya gak cemburu. Padahal mah, panas."

"Dylan," ucap Aurora.

"Iya sayang. Ada apa?" sahut Dylan.

"Kamu pernah di ceburin Iblis gak?"

"Gak pernah,"

"Mau coba?"

"Gak mau,"

"Kalo gitu, diam!"

Dylan terbahak melihat wajah merah gadisnya. Bukan merah karena merona. Tapi merah karena emosi.

Dia semakin menggenggam erat tautan tangan mereka saat di rasa Aurora ingin melepasnya. "Jangan di lepas. Gini aja. Nanti kalo kamu jatuh, gimana? Kamu kan gak bisa berenang," katanya.

Sontak Aurora meninju lengan atasnya pelan. "Jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Malu kalo ada yang denger," ucapnya kesal.

Dylan kembali terbahak. Gadisnya ini lucu. Bisa segalanya kecuali berenang. Padahal dia tidak pernah mengalami trauma di masa kecil. Tapi tetap saja tidak bisa berenang.

Diletakkannya kepala gadis itu di pundak kanannya. Lalu mengelus pipi kanan Aurora menggunakan tangan kiri. "Aku yang bakal nolongin kamu kalo kamu tenggelam," ucapnya sungguh.

"Aku pegang kata-kata kamu."

▲▼▲

"Lan, itu bukannya mobil Om Ethan?" Aurora berucap saat melihat mobil sedan berwarna hitam berkendara dengan ugal-ugalan.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now