LS.32

6.1K 579 226
                                    

"Dia itu galak. Tapi manis."

#buchenteross




Carter terbatuk saat seorang menendang perutnya dengan keras. Mungkin Lussy benar. Seharusnya dia duduk diam saja di rumah. Jangan bertarung.

Baiklah! Umurku masih 56 tahun. Itu masih muda bukan?

Lagi-lagi ada yang menendang punggungnya. Membuatnya tersungkur mencium rerumputan.

Oke! Aku memang sudah tua!

Ia meringis sakit saat salah seorang menginjak betis kirinya kuat. Setelah itu kembali menendang tulang keringnya dengan ujung sepatu berbahan kulit.

Orang-orang itu tertawa puas. Lalu berniat ingin menendang perut pria itu. Tapi sebelum berhasil menyentuhnya, sebuah pisau lempar sudah menancap di kaki orang itu.

Semua menoleh kearah pisau itu berasal. Di sana, berdiri dua orang pria. Meski sudah berubah. Tapi mereka tetap mengenali siapa kedua orang itu.

Bruce dan Brian!

"Sudah tua masih saja ingin berkelahi," Brian mencibir.

Bruce menoleh cepat. "Kau juga bodoh!" celetuknya.

"Aku lebih muda darimu. Ingat?" sahut Brian.

"Terserah!"

Carter mendengus pelan. Ia masih dalam posisi meringkuk. Tulangnya serasa ingin lepas. "Kalian ingin membantuku atau terus berdebat?!" tanyanya kesal.

Duo William itu mendengus kesal. Sebenarnya mereka tidak mau membantu mantan musuh mereka ini. Tapi-

"Terpaksa!" celetuk Brian tiba-tiba. Membuat Bruce yang berdiri di sebelahnya sedikit menjauh. "Berisik!" ketusnya.

"Yang tua duluan," ujar Brian.

"Giliran begini saja ingat siapa abang. Adik sialan!" gerutu Bruce. Namun tetap maju ke tengah kerumunan musuh.

Brian terkekeh lalu ikut menyusul. Ini harus segera selesai sebelum 'Ratu Iblis' itu datang. Karena ia sedang malas mendengar bacotan wanita itu.

Sementara mereka bertarung, Carter mengubah posisinya menjadi duduk. Pria itu memeriksa luka di tubuhnya sendiri. Dan ia sudah bisa menebak jika akan berakhir di rumah sakit.

"Ck! Sialan!"

Beralih ke Brian. Pria itu bertarung seperti biasanya. Dia menggunakan belatinya untuk memotong titik di mana darah akan terus mengalir jika tidak segera di balut. Dan itu memudahkannya untuk membunuh tanpa menghabiskan banyak tenaga.

Sedangkan Bruce, lebih memilih untuk langsung menusuk titik vitalnya. Seperti jantung. Meski menggunakan lebih banyak tenaga. Karena jantung di lindungi oleh tulang rusuk.

Sekitar lebih dari 15 orang itu berhasil mereka lumpuhkan. Tapi dari arah utara, masih ada lagi musuh. Mereka tanpa segan langsung melepaskan timah panas ke arah Brian.

Brian dengan santai memainkan belatinya. "Ck! Tidak tau kah mereka jika aku ingin kembali melanjutkan makan makananku? Ini gara-gara Lussy!" gerutunya.

Lagi! Para musuh terus menghujani mereka dengan timah panas. Brian dan Bruce sekarang sudah berdiri di depan Carter sebagai perisai.

Namun mereka kecolongan. Dari arah belakang seseorang tengah membidik Carter dengan senjata api. Begitu di rasa pas, ia menarik pelatuknya.

Lussy Smith: Psycopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang