LS.36

7.1K 551 211
                                    

"Gue bukan pemain. Tapi penulis. Gue yang nentuin pemain itu dapat peran apa. Bukan sutradara."

#Sea_Evil




Andrean membanting pintu mobil dengan kasar. Lalu memukul stir kesal. "Ini sekolah untuk belajar atau membunuh? Penghuninya anak orang gila semua!" gerutunya.

Dia masih mengingat kejadian di kantin tadi. Tidak cukup dengan kehadiran Aurora yang merupakan putri seorang Sea. Dia juga di kagetkan dengan Zee yang cucu Carter dan juga Dania si cucu Brian. Begitu pula Dylan yang merupakan anak kepala polisi.

Semua tatapan tertuju pada Zee dan Dania. Kedua gadis itu melangkah santai menuju Aurora dan Dylan berada. Tidak terganggu atau merasa takut saat melewati para pria yang tergeletak di lantai.

"Gak kangen gue, lo?" tanya Zee pada Aurora.

Aurora menatapnya tanpa ekspresi. Tangan kanannya sudah tidak menodongkan senjata pada Andrean. "Kangen." Singkat. Padat. Karena gadis itu sedang emosi.

"Btw, ada apaan nih?  Kok rame?" Zee bertanya tanpa dosa.

Banyak yang menatapnya datar. Ramai dari mana? Sudah jelas-jelas suasana sepi.

Gadis itu menatap ke arah Andrean. Alisnya sedikit terangkat. Seperti sedang mengingat sesuatu. Lalu kemudian dia tersenyum miring. "Halo, Paman. Kita pernah bertemu sebelumnya. Namaku Zeeola Carter," ucapnya.

Detik itu juga Andrean membulatkan matanya kaget. Wow! Pantas bernyali. Keturunan Carter ternyata!

"Ini temanku," gadis itu memperkenalkan Dania. "Namanya Dania William. Cucu si brengsek Brian William. Kau pasti mengenalnya, kan?"

Benar-benar gila!

Keturunan para Psycopath berkumpul di depannya! Dan yang mengejutkan, mereka berteman!?

Zee makin menyunggingkan senyum miring. Jenis senyum mengejek alias merendahkan. "Smith dan William mungkin berkelahi dulu. Tapi Aurora dan Dania itu teman. Kau pasti paham maksudku, paman," katanya.

Sialan! Bocah itu mengancamnya secara halus!

Tidak ingin memperkeruh keadaan, dia memberi kode pada anak buahnya yang masih berdiri untuk membawa yang terluka pergi dari tempat itu. Berurusan dengan cucunya. Sama saja dengan menantang kakeknya.

Setelah itu dia membawa Valery pergi dari tempat tersebut. Tidak peduli jika di pandang rendah karena melarikan diri.

Lagi pula. Tujuannya datang ke sini karena mendengar jika musuhnya berniat untuk membunuh adiknya itu.

Ah, iya!

Aurora menyelamatkan adiknya dari orang yang berniat mencelakai gadis itu.

"Ck! Sialan!" Dia kembali memukul stir mobil.

Ia memikirkan cara untuk membuat Aurora mau menurutinya. Dan mungkin dia akan memindahkan adiknya ke sekolah lain saja.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now