LS.5

6.8K 543 117
                                    

Gue mau minta maaf. Karena, selain gue gak punya kuota. Gue juga sekarang udah kerja. Tepuk tangan dong.

Jadi sekarang ini gue capeeek banget! Dari ujung kepala sampek ujung kaki sakit semua.

Tenang aja. Pasti gue up kok. Gue orangnya bertanggung jawab.




Rissa masuk ke dalam gudang sekolah CHS. Di belakangnya sudah ada seorang siswi yang mem-bully-nya tadi.

"Masuk," ucapnya.

Siswi itu menurut. Dia berjalan kaku memasuki gudang. Di tengah gudang itu ada sebuah kursi kayu yang sudah lapuk. "Duduk." Siswi itu pun duduk di kursi tadi.

Rissa mengeluarkan belati yang terselip di paha kirinya dan hendak menggores wajah siswi itu. Tapi suara seorang pria menghentikannya.

"Jika kau ingin membunuh, jangan di gudangku, nona. Pergi ke tempat lain. Aku tidak ingin sekolahku berhantu karena dirimu."

Rissa menaikkan sebelah alisnya ke atas dan tangannya masih menggantung di udara. "Aku tidak peduli," katanya. "Lagi pula, siapa kau?"

"Kau ini keras kepala sekali! Apa susahnya membawa gadis itu pergi dan membunuhnya di rumahmu?! Yang jelas, aku tidak mau sekolahku angker! Jika itu terjadi, maka kau akan berurusan dengan Iblis itu!"

"Siapa peduli?" ucap Rissa acuh.

Dia kembali hendak menggores wajah siswi itu. Tapi lagi-lagi suara itu menghentikannya.

"Pergi. Atau kau akan kehilangan mangsamu?"

Terlihat Rissa sedang menggeram kesal. Dia melihat sekitar untuk mencari asal suara itu. Tapi dia tidak menemukan apa pun.

"Aaarght!!" dia berteriak marah. "Akan aku hancurkan sekolahmu ini!"

"Coba saja, nona Connor."

Rissa terdiam sejenak. Tapi berikutnya dia kembali menyimpan belatinya dan menyuruh agar siswi itu ikut dengannya. Mungkin lebih baik dia mengalah saja dulu. Tapi jangan harap dia akan tunduk.

"Pilihan yang bagus, nona. Tapi berhati-hatilah. Jangan sampai kau salah memilih mangsa. Dan juga berhati-hati terhadap polisi. Ini negara hukum."

"Aku akan membunuh polisi itu dan juga kau. Tunggu saja!" Rissa menggerutu.

Dia semakin kesal saat mendengar suara tawa pria itu. Seakan pria itu sedang meledeknya.

▲▼▲

Setelah menyiksa korbannya hingga tewas, Rissa kembali mencari korban baru. Hari ini dia sangat kesal. Karena itu nafsu membunuhnya bertambah dua kali lipat.

"Aku tidak menyangka jika sekolah itu memiliki keamanan tingkat tinggi. Itu benar-benar membuatku terkejut. Dan pria itu membuat nafsu membunuhku semakin besar. Tunggu saja. Aku juga akan membunuhnya!"

Dia mengedarkan pandangan. Mencari siapa yang cocok menjadi mangsanya. Kemudian ia tersenyum saat melihat seorang lelaki seusianya. "Dia tampan," ucapnya.

Setelah mengatur siasat apa yang akan ia lakukan, dia turun dari mobilnya dan pura-pura memeriksa mesin mobil. Sesekali dia menggerutu. "Ish! Kok bisa mogok, sih!"

Seperti rencananya tadi. Lelaki itu datang dan menawarkan bantuan. "Ada yang bisa saya bantu, nona?"

"Iya. Bisakah kamu menolongku? Mobilku tidak bisa menyala. Bisa kau perbaiki?" tanya Rissa sambil menunjukkan senyum andalannya.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now