LS.3

7K 591 52
                                    

"Ditemukan mayat seorang pria di sebuah gang buntu di dekat Minimarket. Mayat itu ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Kedua tangan terpotong dan banyak luka di tubuhnya,"

Suara penyiar berita menarik perhatian Lussy. Dia mematikan kompor gas, lalu berjalan menuju ruang tamu.

Matanya sedang meneliti tubuh mayat itu. Sejujurnya dia sedikit kesal dengan pembunuh itu. Kenapa hanya memotong kedua tangannya saja. Kenapa tidak dengan kakinya juga.

"Tanggung," gumamnya.

Kemudian dia sadar siapa dalangnya. Seulas senyum terbit di bibirnya. "Wow! Kau datang ke Indonesia ternyata. Apa di Rusia sudah tidak ada yang menarik?"

Dia masih terus menatap layar tv. Sekarang yang sedang di sorot adalah seorang Komandan Polisi, Ethan Davis.

"Bagaimana komentar Anda tentang ini, Pak?" Tanya wartawan itu.

"Pihak polisi akan mencari tau siapa dalangnya. Dan kami pasti akan menemukan pelakunya secepat mungkin," ucap Ethan.

"Lalu, menurut Anda, siapa dalangnya? Apakah ini termasuk pembunuhan berencana? Atau perampokan?"

Lussy memutar bola matanya malas. Dasar wartawan! Batinnya.

"Pelakunya hanyalah seorang pengecut yang membunuh korban dengan menggunakan senjata tajam." Ethan tersenyum ke arah kamera.

"Dasar mulut pedas!" ketus Lussy. "Kau pasti akan terbunuh oleh mulutmu itu, sialan!"

Dia mematikan tv dan kembali ke dapur. Lebih baik dia kembali melanjutkan pekerjaannya tadi.

▲▼▲

Disisi lain, seorang gadis sedang melakukan kegiatan paginya. Yaitu olahraga. Dia tidak suka perutnya di penuhi lemak. Itu mengerikan baginya.

"Lalu, menurut Anda, siapa dalangnya? Apakah ini termasuk pembunuhan berencana? Atau perampokan?"

Dia menghentikan gerakan sit up-nya saat mendengar suara itu. Tubuhnya ia baringkan ke kiri untuk melihat layar tv.

Tampan. Itu lah yang ada di kepalanya saat melihat wajah Ethan Davis.

"Pelakunya hanyalah seorang pengecut yang membunuh korban dengan menggunakan senjata tajam." Ethan tersenyum ke arah kamera. Atau mungkin ke arahnya.

Dia bangkit dan berjalan ke arah dapur. Diatas meja, ada air mineral dan juga pisau.

Sreet!

Entah sejak kapan dia sudah mengambil pisau itu dan melemparnya ke layar tv. Yang jelas, pisau itu menancap tepat di kepala Ethan sebelum akhirnya tv itu mati karena rusak.

Kemudian baru dia meraih air mineral itu dan meneguknya. "Kau harus menjadi mangsaku. Mangsa Mova."

▲▼▲

Aurora melangkah menuju kelasnya. Jika dulu dia akan memasang wajah dingin, kali ini wajahnya sedikit melembut. Tapi tetap saja ada yang takut untuk menyapanya.

Tadinya dia ingin ke kelas langsung. Tapi sepertinya dia harus ke toilet dulu untuk menunaikan panggilan alamnya.

Selesai buang air kecil, dia berdiri di depan kaca. Dia menatap pantulan dirinya di sana.

Lussy Smith: Psycopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang