LS.19

5.9K 556 159
                                    

Setelah mendapat kabar dari anak buahnya tentang penyerangan di markas. Gio menjadi gusar. Bahkan orang yang tidak bersalah pun terkena amukannya.

Dania yang melihat hal itu hanya bisa mendengus sebal. Dulu yang membuat masalah adalah kakeknya. Kemudian di susul penghipnotis yang tidak bertanggung jawab. Sekarang pemuda gila yang suka mengamuk. Mungkin jika ada predikat sekolah teraneh, sekolah ini akan juara satu!

"Gue bosen liat lo dari semalem ganggu temen sekolah gue. Gak ada kerjaan lain, ya? Kuker amat!" ketusnya.

Gio menarik tangan Dania kasar. Rahangnya mengetat karena emosi. "Lo diem!" desisnya.

Dania hanya menepis tangan cowok itu halus. Lalu menantang matanya. "Lo gak sehebat yang lo pikirkan. Karena lo itu terlalu percaya diri. Dan yang buat lo makin lemah adalah," Dania tersenyum. "Gak ada orang yang lo sayang selain diri lo sendiri!"

Mendadak Gio diam. Sesuatu di mata Dania menariknya untuk masuk. Masuk lebih dalam lagi. Seharusnya dia tidak boleh begini. Ini salah.

Gak ada ketakutan di matanya.

"Thanks buat anak buah lo tadi malem. Mereka payah. Sama kayak lo!" Selesai mengucapkan itu Dania pergi.

Gio masih mencerna apa yang terjadi. Apa barusan dia di tinggal oleh seorang wanita? Rasanya itu penghinaan untuknya!

"Gue bales lo!"

▲▼▲

Nathan terpaksa menginjak rem karena ada yang berhenti di depan mobilnya. Orang itu mengetuk jendela mobil sambil menodongkan pistol ke arahnya.

"Buka!" perintah orang itu.

"Mengganggu saja!" kesal Nathan.

Dia membuka pintu dan orang itu langsung masuk. "Jalan!" perintahnya lagi.

Nathan hanya mengangkat bahunya acuh. "Kau berlari dari siapa?" tanyanya, lalu mulai menjalankan mobil.

"Bukan urusanmu!" balas pria itu ketus.

"Ya ya!" Nathan melirik kaca spionnya. Terlihat dua buah mobil mengejarnya. "Kurasa kau harus mengatakan siapa yang mengejarmu. Agar aku bisa menolongmu," ujarnya.

"Aku Agent BIN. Tugasku menjadi mata-mata disebuah kelompok baru yang bernama Red Blood. Tapi sebelum aku mendapatkan informasi lebih lengkap, Bos mereka sudah tau jika aku adalah pengkhianat. Jadi mereka mengejarku," jelas pria itu.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?" Nathan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pria tadi hanya diam dengan wajah pucat. Sepertinya dia takut.

Dua mobil di belakang juga menyusul. Ketiganya saling kejar-kejaran di jalan raya yang banyak pengendara berlalu lalang.

Nathan yakin jika di dalam mobil itu pasti berisi banyak pasukan. Dia tidak akan bisa menghadapinya hanya berdua dengan pria di sampingnya. Sepertinya dia perlu bantuan Istri cantiknya itu.

"Bisa kau ambilkan ponsel di belakang? Aku perlu menelpon istriku," ujarnya.

"U-untuk apa?"

"Itu satu-satunya cara agar kau tidak terluka segores pun!" kata Nathan.

Pria itu merangkak menuju kursi belakang. Kemudian meraih ponsel yang tergeletak di sana.

Dor!

Dia merunduk saat mobil belakang mulai menambaki kearahnya.

"Tenang lah. Mobilku anti peluru," jelas Nathan.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now