LS.44

4.9K 542 161
                                    

"Aku lebih suka tersenyum daripada marah."

#Sea

Rissa mengambil alih kemudi. Ia yakin jika Lussy pasti akan mengejarnya. Wanita itu tidak mungkin membiarkannya lolos.

Ia melirik kaca spion. Gio sedang duduk sambil bersandar dengan mata terpejam. Sekarang tujuan utamanya adalah membawa lelaki itu pergi sejauh mungkin dari jangkauan si iblis.

"Gue gak papa," ujar Gio. "Mati udah jadi resiko dari pekerjaan gue. Jadi ngapain takut," katanya.

Rissa menatapnya tidak suka. Sekian lama ia jadi malaikat maut dan baru kali ini dia ingin menjadi malaikat penyelamat untuk orang yang dia sayang. Bagaimana pun dia pasti akan melakukannya.

"Aku akan merubah pekerjaanku. Yang tadinya membunuh, sekarang akan menjadi penyelamat. Untukmu," ucapnya serius.

Masih dalam keadaan terpejam, Gio tersenyum penuh arti. Di cintai psikopat ternyata begini rasanya. Antara nyata dan tidak.

Tapi terasa manis.

Manis sampai seseorang menabrak mobil mereka dari belakang. Gio terpaksa membuka matanya karena kaget.

"OH SHIT!" Rissa mengumpat keras saat mobil belakang kembali menabrak mobil mereka. Ia melihat ke belakang dengan kaca spion. Matanya membulat kala tau jika itu adalah Lussy.

Ia menambah kecepatan mobil. Dan Lussy juga melakukan hal yang sama. Sekarang posisi wanita itu ada di sisi kanannya.

Kaca jendela Lussy di bagian kiri terbuka. Memperlihatkan wajah angkuh dan senyum mematikannya. Ya. Dia sedang menjatuhkan mental lawannya hanya dengan senyuman.

Kemudian dari sisi kiri muncul Ethan. Polisi muda itu tidak akan membiarkan buronannya lolos. Karena itu tugasnya.

Sementara di dalam mobil Rissa, kedua sejoli itu saling tatap lewat kaca spion. Wajah Rissa tegang. Sementara Gio tampak santai dengan situasi yang ada.

"Aku pasti bisa membawamu kabur dari sini," ucap Rissa yakin. Ia terus mengulangi kalimat itu dalam otaknya. Seperti sugesti diri.

"Rencananya kita akan ke mana?" tanya Gio.

"Ke Rusia. Ke rumahku. Di sana aku punya kuasa penuh. Setidaknya Lussy harus berpikir dulu sebelum ke sana," ujar Rissa.

Gio tampak berpikir. "Gue belum pernah ke sana. Ada beruang Marsha gak? Atau ada pinguin gak?"

Rissa tersenyum simpul. Lelaki yang duduk di kursi penumpang ini pintar sekali mencairkan suasana yang tegang. "Ada."

"Oke. Gue mau ke sana," ucap Gio bersemangat.

"Of course, beb," sahut Rissa.

Tapi mereka kembali di hadapkan pada realita saat badan kiri mobil di tabrak oleh mobil milik Ethan. "Oke. Penjahat atau penjahat yang akan menang?"

Gio mengerjap. Ya, tidak ada yang baik di sini. Mereka bukan orang baik. Begitu pula Lussy. Orang baik mana yang membunuh ribuan orang tapi bersikap seolah tidak terjadi apapun. Dan itulah mereka.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now