LS.11

6.3K 595 174
                                    

Ruangan gelap itu perlahan terbuka. Lalu muncullah seorang penjaga dengan nampan berisi makanan ditangannya. Penjaga itu masuk ke dalam ruangan itu dan memberikan makanan tadi pada pria yang ada di ruangan tersebut.

"Tuh! Makan!" katanya kasar.

Pria tersebut hanya menatap datar penjaga itu. Kemudian ia berucap, "Bisa kau pergi?"

Tanpa buang waktu penjaga itu langsung keluar dan mengunci kembali pintu ruangan itu.

Pria tadi duduk bersila lalu memakan makanannya. Baru tiga suapan ia makan, napasnya terasa sesak. Seperti ada yang menyumbat saluran pernapasannya.

Dia memegang lehernya sambil berusaha untuk bernapas. Namun semakin ia berusaha, dia semakin tercekik.

Penjaga diluar langsung bergegas masuk ke dalam. Memeriksa keadaannya.

Pria tadi tergeletak di lantai berlumut itu. Dia bisa mendengar suara panik para penjaga. Tapi kemudian semuanya menjadi gelap.

"Bagaimana?"

"Dia sudah mati!"

"Sial!"

▲▼▲

Beberapa orang dengan pakaian hitam sedang sibuk menggali tanah. Mereka ingin mengubur mayat yang ada di dalam peti jenazah di samping lubang kubur.

Tidak jauh dari mereka, seorang wanita berdiri di dekat pohon sambil melihat apa yang mereka lakukan.

Wanita itu bertolak pinggang saat orang-orang itu sudah selesai menggali. Ia mengeluarkan pistol dari saku jaket kulitnya dan membidik kepala mereka.

Dor! Dor! Dor!

Tiga orang tumbang tanpa bisa berbuat sesuatu. Setelahnya ia berjalan mendekati mereka. Dengan tanpa perasaan dia menendang tubuh mereka yang memang tergeletak di pinggir kubur hingga masuk dan saling berhimpitan.

"Huh!" dia menghembuskan napas kasar. "Untung aku bukan psikopat. Jika iya," dia menyeringai kecil, "anggota tubuh kalian pasti akan tertukar."

Kemudian dia beralih ke peti mati di sisi kanannya. Ia berjongkok lalu membuka peti itu. Terlihat seorang pria yang lebih tua dari Brian sedang terbaring kaku di sana.

"Bagaimana cara membawamu? Aku 'kan kecil," gumamnya.

Wanita itu mengeluarkan jarum suntik dari saku jaketnya. Lalu mulai membuka pakaian pria itu. Setelah menemukan titiknya, dia langsung menancapkan jarum itu di dada kiri pria tersebut. Kemudian mencabutnya setelah cairan jarum itu habis.

Tidak sampai semenit cairan itu bereaksi. Terbukti dengan terdengarnya suara tarikan napas dari pria yang terbujur kaku ini. Baru disusul pergerakan tangan pria itu.

"Akhirnya kau sadar juga!" celetuk wanita tadi.

Pria itu membuka matanya dan menoleh ke kiri. "Lussy!?"

Lussy tersenyum lebar. "Apa kabar, Bruce? Bagaimana kehidupan di penjara? Apa menyenangkan?" tanyanya.

Bruce -nama pria itu- berdecih. "Tidak ada bedanya dengan tinggal di neraka. Hanya saja tidak ada api yang membakarku!" sahutnya.

"Maaf," Lussy berucap. "Aku sedikit terlambat. Kau tau lah. Aku sedikit sibuk."

"Bilang saja jika kau memang tidak ingin menyelamatkanku!" kata Bruce ketus. "Karena kau tidak mungkin mau membebaskan orang yang hampir membunuh kekasihmu itu!"

Lussy Smith: Psycopath GirlDonde viven las historias. Descúbrelo ahora