LS.13

6.3K 629 142
                                    

Suara kendaraan yang hilir mudik terdengar saling bersahutan. Membuat suasana tampak ramai.

Rembulan tanpa malu menunjukkan dirinya. Hingga menyinari jalanan malam ini. Terkhusus gang buntu tempat pembuangan sampah itu.

Disana terlihat dua orang berlainan jenis dan beda generasi itu sedang bertatap muka. Si pria yang lebih tua tampak sangat bernafsu melihat gadis cantik di depannya. Sedangkan gadis itu hanya menatapnya datar.

"Apa kau tidak takut, cantik?" tanya pria itu.

Gadis tadi hanya menghendikkan bahu acuh. "Aku sudah biasa dengan ini," sahutnya.

Mendengar itu membuat pria tadi berbinar. Dia mengira gadis itu adalah wanita penggoda yang sudah biasa menghibur pria hidung belang sepertinya.

"Siapa namamu? Agar aku bisa memanggilmu nanti," tanyanya.

"Namaku Rissa," gadis itu menjawab dengan nada sexy.

"Kalau begitu," dia tampak tidak sabar. "Ayo mulai saja!"

"Tentu!" Rissa itu mendekat. "Kenapa tidak kau saja yang mulai?" katanya.

Dengan senang hati pria tadi melepas celana dan kawan-kawannya. Hingga memperlihatkan sesuatu yang sudah berdiri sedari tadi.

Rissa tersenyum miring. Dasar otak mesum!

Crats!

"Aa-mmfh!" pria tadi tidak bisa melanjutkan teriakannya karena mulutnya sudah di sumbat oleh sesuatu yang lembut dan anyir.

"Huh! Dia sudah terbelah dua. Aku harus bagaimana?" Rissa bertanya dengan wajah bingung.

Pria tadi mengeluarkan benda yang menyumbat mulutnya lalu menatapnya horor.

Itu pembalut!

"Kau gila!" teriaknya histeris.

Rissa tidak peduli dengan yang pria itu katakan. Dia sedang berpikir bagaimana cara ia membunuh korbannya kali ini. Apa cepat? Atau lambat?

"Hmm, bagaimana jika kau memakan semua sampah ini? Biar tidak menjadi pencemaran," pikirnya.

Pria tadi bergidik ngeri mendengar itu. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya memakan sampah ini.

"Tidak!" tolaknya tegas. "Aku tidak mau!"

"Baiklah. Mungkin kau lebih mau berurusan dengan pisauku," Rissa menunjukkan belati yang sudah berlumuran darah itu.

"A-aku..." pria itu memucat. "...lebih baik mati!"

"Pilihan bagus!"

"Aarrgh!" pria itu langsung berteriak saat sebuah pisau menancap di kaki kirinya. Tidak menduga jika gerakan gadis itu sangat cepat.

Bugh!

Pria itu terjerembab di tumpukan sampah itu setelah Rissa menendang kaki kirinya. Membuat pisau itu makin tertancap dalam.

Rissa berjongkok di depan pria itu. Lalu menarik pisau tadi hingga merobek kulit kaki pria tersebut.

"Daddy emang lebih sadis dari aku," gumamnya.

"K-kau psikopat?" Rissa tidak menghiraukan pertanyaannya. Gadis itu masih sibuk menggores di tempat yang ia sukai. Tidak peduli di mana pun itu.

Jengah mendengarnya terus berteriak, Rissa menusuk paksa mulut pria itu hingga pisaunya masuk ke dalam. Dan langsung memotong lidah pria tersebut hingga terbelah dua.

Selanjutnya dia beralih ke jari tangannya. Dia menusukkan pisaunya ke perut pria itu, lalu bermain dengan jari tangannya.

Krak!

Lussy Smith: Psycopath GirlWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu