LS.16

5.7K 561 103
                                    

"Rasaku untukmu ini nyata. Tapi balasanmu hanyalah hampa!"

#edisibucin




Bruk!

"Tidak ada yang boleh tidur di jam pelajaran saya!" bentakan guru itu terdengar sampai ke luar kelas. Namun yang di bentak hanya menatapnya acuh.

"Berisik," gumam Gio kesal.

Guru lelaki itu langsung naik darah mendengar apa yang ia katakan. Siswanya ini jauh lebih tidak bermoral di banding Aurora. Jika Aurora masih bisa membedakan kapan ia akan melawan dan kapan menurut.

"Kamu tidak sopan!" teriak guru itu lagi.

Plak!

Gio mengusap pipi kanannya tenang. Sedikit pedas, tapi bukan masalah besar baginya.

"Berapa gaji lo sebulan?" tanya Gio. Guru itu mengerutkan dahinya karena tidak mengerti. "Berani banget lo nampar gue? Bahkan gaji lo gak bakal cukup buat beli obat kalo gue luka!" geramnya.

Kelas senyap. Tidak ada yang bersuara karena ucapan Gio. Mereka tidak menyangka jika cowok itu bisa mengatakan hal yang kurang ajar seperti itu.

"Anak tidak bermoral!" guru itu kembali mengangkat tangannya, hendak menampar Gio sekali lagi. Namun Gio menahannya.

"Orang kayak lo gak pantas nyentuh gue!" desisnya. Dan tanpa di duga, Gio melayangkan pukulan pada guru tersebut.

Seisi kelas memekik kaget. Apa-apaan itu!?

Tidak ada yang berani menghentikannya yang sedang menghajar guru tadi dengan membabi buta. Karena mereka takut terkena pukulannya.

Dania yang berada di situ terkaget. Tidak menyangka kalau akan ada yang bertingkah kurang ajar seperti ini.

Suara raungan kesakitan guru itu menyadarkannya. Membuatnya bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju perkelahian tidak seimbang itu. Lalu menahan tinjuan Gio yang pasti akan memperparah kondisi gurunya itu.

Gio yang tidak suka jika ada yang mengganggunya, ikut melayangkan pukulan pada Dania. Namun gadis itu dapat menghindar dengan mudah.

Gio terlalu speachlees hingga tidak sadar jika Dania berhasil memukulnya mundur.

"Gak seharusnya lo mukul guru! Dia itu benar! Lo gak boleh tidur di jam pelajaran! Tapi kenapa lo malah marah!? Gak punya otak, ya!?" cerca Dania.

"Jangan ikut campur deh lo! Kalo lo gak mau nyesel!" balas Gio marah.

Dania berdecih. "Jangan kira gue takut sama lo! Cowok yang cuma gunain otot untuk pamer kekuasaan! Gak guna!" hinanya.

Wajah Gio sudah berubah merah karena emosi. Dia tidak terima di rendahkan oleh gadis di depannya ini. "Lo!"

"Minggir deh lo! Gue mau gak punya waktu untuk ladenin orang kayak lo!" sindir Dania. Gadis itu berbalik untuk membantu guru tadi bangun.

"Bapak perlu ke rumah sakit gak?" tanyanya lembut. Berbanding terbalik saat berbicara pada Gio tadi.

Guru itu menggeleng. "Gak papa, Dan. Bapak istirahat di Uks aja," katanya.

Dania mengangguk lalu membantunya berjalan. Saat melewati Gio, dia berbisik. "Mending lo keluar kelas. Dari pada ganggu orang belajar." Setelah itu dia pergi.

Mood-nya buruk pagi ini. Rasanya dia ingin memakan cowok bernama Giofano ini sekarang juga!

▲▼▲

Lussy Smith: Psycopath GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang